Download ASKEP HNP DISINI atau DISINI atau klik download link:
http://www.ziddu.com/download/16457195/askepHNP.doc.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995)
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA).
Perumusan diagnose merupakan suatu aspek yang terpenting setelah melakukan pengkajian. Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses keperawatan, perumusan diagnosa keperawatan ini sangatlah vital untuk dilakukan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan berbagai diagnose keperawatan dari kasus Hernia Nukleus Pulposus. Dalam makalah ini juga menjelaskan intervensi-intervensi dari kasus tersebut.
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan:
1. Mahasiswa mengerti konsep teori dari penyakit HNP
2. Mahasiswa mengetahui diagnose apa saja yang timbul pada penderita HNP
3. Mahasiswa memahami kriteria hasil dan intervensi keperawatan dari penyakit HNP
BAB II
PEMBAHASAN
Kasus
Tn. Y (43 tahun) masuk ke RS dengan keluhan nyeri pinggang yang menjalar ke tungkai kiri. Kaki kiri sering kesemutan dan nyeri sangat terasa sekali pada saat berjalan, duduk, dan mengedan. Saat ini klien hanya berbaring di tempat tidur dan terlihat meringis saat melakukan aktivitas. Hasil pemeriksaan didapatkan Tb:165 cm N:50 kg TD: 120/90 mmHg suhu:36,70C.
Riwayat kesehatan lalu didapatkan bahwa 6 tahun yang lalu klien pernah jatuh namun tidak mau berobat ke RS, klien hanya membawa ke tukang urut.
Diet yang diberikan TKTP
Hasil Rontgen Pelvis:
Terdapat pergeseran pada tulang panggul
Test lasseque sinistra (+)
Dactric patris sinistra (+)
Kontra pactric sinistra (+)
Kerniq (+) kiri
Klien didiagnosa Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Kekuatan Otot
Terapi
Natrium diclotal 3x50
Alp[adrom 0,5 1x1
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Defenisi
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik) (Harsono, 1996)
HNP adalah keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudian menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek.
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)
Hernia Nukleus Pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau bawahnya, bisa juga langsung ke kanalis vertebralis. (Priguna Sidharta, 1990)
2.1.2 Etiologi
1. Insiden mengangkat atau membungkuk yang mengakibatkan rupturnya lempeng tulang rawan dari korpus vertebra yang berdekatan.
2. Kandungan air daerah lumbal yang berkurang ketika usia lanjut.
3. Trauma yang mengakibatkan rupture diskus.
2.1.3 Patofisiologi
Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus. Setela trauma jatuh, kecelakaan, dan stress minor berulang seperti mengangkat) kartilago dapat cedera.
Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus, kapsulnya mendorong ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus terdorong terhadap sakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.
Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral. Bilamana tempat herniasinya ditengah-tengah tidak ada radiks yang terkena. Lagipula,oleh karena pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior.
Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis mengalami lisis sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.
2.1.4 Manifestasi Klinis
Gejala utama yang muncul adalah rasa nyeri di punggung bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan.
1. Nyeri pinggang bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu sampai beberapa tahun). Nyeri menyebar sesuai dengan distribusi saraf skiatik.
2. Sifat nyeri khan dari posisi berbaring ke duduk,nyeri mulai dari pantat dan terus menjalar ke bagian belakang lalu kemudian ke tungkai bawah.
3. Nyeri bertambah hebat karena pencetus seperti gerakan-gerakan pinggang saat batuk atau mengedan, berdiri, atau duduk untuk jangka waktu yang lama dan nyeri berkurang klien beristiraho berbaring.
4. Penderita sering mengeluh kesemutan (parostesia) atau baal bahkan kekuatan otot menurun sesuai dengan distribusi persarafan yang terlibat.
5. Nyeri bertambah bila daerah L5—S1 (garis antara dua krista iliaka) ditekan.
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
1. RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang belakang
2. M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun terutama untuk penyakit spinal lumbal.
3. CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat pada M R I
4. Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus yang terkena.
2.1.6 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
1. Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit neurologik.
Macam-macam pembedahan :
a. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertebral
b. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula dan radiks
c. Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
d. Disektomi dengan peleburan.
2. Immobilisasi
Immobilisasi dengan mengeluarkan kolor servikal, traksi, atau brace.
3. Traksi
Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada katrol dan beban.
4. Meredakan Nyeri
Kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat anti inflamasi dan jika perlu kortikosteroid.
2.1.7 Komplikasi
1. Nyeri pada pinggang dan kaki yang berkepanjangan
2. Kelumpuhan pada kaki
3. Kehilangan fungsi berkemih dan buang air besar
4. Kerusakan saraf belakang yang permanen (sangat jarang)
2.1.8 WOC (Terlampir)
2.2 Diagnosa Utama yang dapat terjadi pada pasien dengan HNP
1. Nyeri berhubungan dengan penjepitan saraf pada diskus invertebralis
2. Perubahan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia
3. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi.
2.3 Asuhan Keperawatan pada Tn Y
2.3.1 Pengkajian
1. Anamnesa
Nama : Tn Y
Umur : 43 th
RKS : Nyeri pinggang yang menjalar ke tungkai kiri. Kaki kiri sering kesemutan dan nyeri sangat terasa sekali saat berjalan, duduk, dan mengedan.
RKD : 6 tahun yang lalu klien pernah jatuh namun tidak mau berobat ke RS, klien hanya membawa ke tukang urut.
2. Pemeriksaan
Tb : 165 cm, N : 50 kg, TD : 120/90, suhu : 36,70C
3. Pemeriksaan Penunjang (Rontgen Pelvis)
Terdapat pergeseran pada tulang panggul
Test lasseque sinistra (+)
Dactric patris sinistra (+)
Kontra pactric sinistra (+)
Kerniq (+) kiri
2.3.2 Perumusan Diagnosa (NANDA), Penentuan Kriteri Hasil (NOC), dan Perumusan Intervensi Keperawatan (NIC)
1. Nyeri Akut
Defenisi: Pengalaman Emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara actual dan potensial atau menunjukkan adanya kerusakan. Serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat yang diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan.
DS : Klien mengeluh nyeri pinggang yang menjalar ke tungkai kiri. Kaki kiri sering kesemutan dan nyeri sangat terasa sekali saat berjalan, duduk, dan mengedan.
DO : KLien terlihat meringis setiap melakukan aktivitas
Kriteria Hasil yang disarankan:
· Kontrol Nyeri
Defenisi: Seseorang dapat mengontrol nyeri
Indikator:
ü Mengenali factor kausal
ü Mengenali gejala sakit
ü Pengendalian Nyeri
ü Menggunakan buku harian rasa sakit
· Level Nyeri
Indikator:
ü Melaporkan Nyeri
ü Persen tubuh yang terkena
ü Frekwensi nyeri
ü Kehilangan nafsu makan
ü Perubahan Pola pernapasan
ü Perubahan pompa jantung
Intervensi Keperawatan:
· Manajemen nyeri
Defenisi: Pengurangan rasa nyeri serta penungkatan kenyamanan yang bias diterima oleh pasien.
Aktivitas:
ü Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, intensitas dan penyebab
ü Pastikan pasien mendapat perawatan dengan analgestik
ü Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat menyatakan pengalaman nyeri nya serta dukungan dalam merespon nyeri
ü Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari-hari (tidur, nafsu makan, aktifitas, kesadaran, mood, hubungan social, performance kerja dan melakukan tanggung jawab sehari-hari
ü Membantu pasien dan keluarga untuk memberi dukungan
ü Gunakan langkah-langkah pengendalian nyeri sebelum nyerio menjadi parah
ü Pastikan bahwa pasien mendapat perawatan analgestik yang tepat
· PCA yang dikendalikan
Defenisi: Fasilitas pengawasan administrasi analgestik dan regulasi pasien
Aktivitas:
ü Kolaborasi dengan dokter, pasien, anggota keluarga, dalam pemilihan jenis narkotika untuk digunakan
ü Hindari penggunaan Demerol
ü Pastikan bahwa pasien tidak alergi terhadap analgestik yang sudah diatur
ü Ajar pasien dan keluarga untuk memantau intensitas nyeri, kualitas, dan durasi
ü Ajari pasien dan keluarga untuk memantau rata-rata respirasi dan tekanan darah
ü Ajari pasien dan keluarga efek samping dari pengurangan nyeri
ü Dokumentasikan nyeri pasien, jumlah dan frekwensi dari dosis obat dan respon terhadap pengobatan nyeri
2. Hambatan Mobilitas Fisik
Defenisi: Keadaan ketika seorang individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik, tetapi bukan immobile
DO : Klien hanya berbaring di tempat tidur
Kriteria Hasil yang Disarankan:
· Ambulasi : Berjalan
Defenisi: Kemampuan berjalan dari tempat ke tempat
Indikator:
ü Pertahanan berat
ü Berjalan dengan langkah efektif
ü Berjalan dengan langkah lambat
ü Berjalan dengan langkah sedang
ü Berjalan dengan cepat
ü Berjalan dengan langkah naik
ü Berjalan dengan langkah turun
ü Berjalan dengan miring ke atas
ü Berjalan dengan miring ke bawah
· Tingkat mobilitas
Defenisi: Kemampuan untuk berpindah
Indikator:
ü Keseimbangan penampilan
ü Posisi tubuh
ü Perpindahan otot
ü Perpindahan sendi
ü Perpindahan penampilan
ü Ambulansi : berjalan
Intervensi Keperawatan:
· Tirah Baring
Defenisi: Peningkatan kenyamanan dan keamanan serta pencegahan komplikasi dari pasien yang mengalami keterbatasan kemampuan untuk tidur.
Aktifitas:
ü Menjelaskan alasan untuk istirahat dan tidur
ü Penyediaan tempat tidur yang terapeutik
ü Posisi dalam kesejajaran tubuh
ü Menghindari tekstur kasar dari alas tidur
ü Menjaga tempat tidir bersih, kering, dan tidak berkerut
ü Menggunakan footboard untuk tidur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!