BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995)
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan, yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang penyakit flu burung, pengkajian dari penyakit itu dan intervensi-intervensinya berdasarkan NANDA, NIC dan NOC.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
· Mahasiswa mengerti tentang penyakit Flu burung
· Mahasiswa mengerti bagaimana melakukan pengkajian dengan pola Gordon pada penderita Flu burung
· Mahasiswa memahami cara menentukan diagnosa Nanda dari pengkajian-pengkajian yang ada
· Mahasiswa memahami kriteria hasil dan intervensi keperawatan dari NOC dan NIC dari diagnosa-diagnosa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Flu burung atau flu unggas (Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas. Virus influenza terdiri dari beberapa tipe antara lain tipe A, B dan C. Influenza tipe A terdiri dari beberapa strain antara lain H1N1, H3N2, H5N1 dan lain-lain.
Flu burung adalah penyakit pada hewan (zoonosis) dan tidak menular ke manusia. Dalam perkembangannya virus penyebabnya mengalami mutasi genetik sehingga juga dapat menginfeksi manusia. Mutasi ini dalam perkembangannya dapat menyebabkan pandemik.
Penyakit flu burung atau flu unggas adalah suatu penyakit menular yg disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
Mutasi gen virus
1. Antigenic drift; perubahan susunan asam amino terjadi pada waktu gen melakukan enconding antigen permukaan àsetiap kali virus bereplikasi menghasilkan galur baru
2. Antigenic shift ; terjadi apabila 2 virus yang berbeda dari 2 penjamu berbeda menginfeksi penjamu lain. Akan menghasilkan virus baru kemungkinan mampu untuk meginfeksi penjamu lain termasuk manusia, contoh babi yg terinfeksi virus flu burung & virus flu human
Cara penularan
Bahan infeksius :
· Tinja
· sekret saluran napas
· Penularan melalui udara , kontak langsung
· Penularan dari unggas ke unggas, hewan lain dan manusia
· Unggas yg terinfeksi menular pada 2 minggu pertama dari ludah, sekret hidung dan tinja
· Dapat menular dari tinja yg terdapat pada alat2 dan pakaian
· Sesudah 4 miggu tak dapat dideteksi
· Penularan dari manusia ke manusia belum terbukti
Kelompok resiko tinggi
· Pekerja pertenakan / pemprosesan unggas ( termasuk dokter hewan dll )
· Pekerja lab yg memproses sampel pasien/ hewan terjangkit
· Pengunjung peternakan/ pemprosesan unggas dalam 1 minggu terakhir
· Kontak dgn penderita flu burung
2.2 Etiologi
· Virus influenza tipe A
· Termasuk famili orthomyxoviridae
· Dapat berubah ubah bentuk
· Terdiri dari hemaglutinin (H) Neuramidase (N). Kedua huruf digunakan sbg identifikasi kodesubtipe flu burung yang banyak jenisnya
· Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H3N3, H5N1, H9N2, H7N7,sedangkan pada binatang H1H5 dan N1N9
· Strain yg sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dr sub tipe A H5N1
· Virus tsb dpt bertahan di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pd 0°C
· Virus akan mati pd pemanasan 60°C selama 30 menit atau 56°C selama 3 jam dan dgn ditergent,desinfektan misal formalin cairan yang mengandung iodine
2.3 Manifestasi klinis
1. Pada Unggas
· Jengger berwarna biru
· Pendarahan merata pada kaki yang berupa bintik-bintik merah atau sering terdapat borok di kaki yang disebut dengan ”kaki kerokan”.
· Adanya cairan pada mata dan hidung sehingga terjadi gangguan pernapasan
· Keluar cairan jernih sampai kental dari rongga mulut
· Diare
· Haus berlebihan dan cangkang telur lembek
· Kematian mendadak dan sangat tinggi jumlahnya mendekati 100% dalam waktu 2 hari, maksimal 1 minggu
2. Pada manusia
· Demam (suhu > 38°C)
· Batuk & nyeri tenggorokan
· Radang saluran pernapasan atas
· Pneumonia
· Infeksi mata
· Nyeri otot
Dalam perkembangannya kondisi tubuh sangat cepat menurun drastis. Bila tidak segera ditolong, korban bisa meninggal karena berbagai komplikasi misalnya terjadinya gagal napas karena pneumonia dan gangguan fungsi tubuh lainnya karena sepsis.
Masa inkubasi
1. Pada unggas
· I minggu
2. Pada manusia
· 1-3 hari
· Masa infeksi 1 hari sblm sampai 3-5 hr sesudah timbul gejala
· Pada anak 21 hari
2.4 Pencegahan
Pada unggas :
1. Pemusnahan unggas / burung yg terinfeksi
2. Vaksinasi pd unggas yg sehat
Pada manusia :
1. Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)
· Mencuci tgn dgn desinfektan dan mandi sehabis bekerja
· Hindari kontak langsung dgn ayam /unggas yg terinfeksi flu burung
· Menggunakan alat pelindung diri (ex: masker dan pakaian krja)
· Meninggalkan pakaian kerja di tempat krja
· Membersihkan kotoran unggas setiap hari
· imunisasi
2. Masyarakat umum
Menjaga daya tahan tbh dgn memakan makanan bergizi & istirahat cukup
Mengolah unggas dgn cara yg benar yaitu :
· Pilih unggas yg sehat
· Memasak daging unggas dengan suhu ± 80°C selama 1 mnt dan pd telur sampai dgn suhu 64°C selama 4,5 mnt
Pencegahan bagi orang yang berisiko (who)
- Petugas yg berhubungan langsung dgn sumber pakai APP ( Masker N95 minimal masker bedah, kaca mata google, gaun pelindung/ apron, sarung tangan tebal, sepatu bot karet
- Semua orang yg kontak langsung harus sering cuci tangan dgn disinfektan, alkohol 70%
- Lingkungan peternakan harus bersih
- Semua orang yang terpapar harus periksa ke fasilitas kesehatan ;
- diobati atas rekomendasi dokter antiviral oseltamivir pada kasus suspek
Pencegahan bagi yang beresiko( who)
- divaksinasi flu manusia bagi yg terpapar agar tidak terjadi 2 infeksi gabungan virus flu manusia dan virus dapat menyebar dari manusia ke manusiaàflu burung
- Pengamatan kesehatan pasif bagi yg berisiko tinggi/ terpapar dan keluarga jika ada gejala gangguan pernapasan, fludan infeksi mata harus ke fasilitas kesehatan
- Golongan rentan ( anak-anak, lanjut usia, penderita jantung, paru kronik ) agar menghindari tempat terjangkit
- Survelen serologi pada pekerja yang terpapar
- Pengambilan bahan sampel swab tenggorok, darah, jaringan post mortem untuk dikirim ke lab
2.5 Pengobatan pada pasien flu burung
· Oksigenasi bila trdpt sesak napas
· Hindari dgn pemberian cairan parenteral (infus)
· Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hr
· Amantadin diberikan pd awal infeksi,sedapat mungkin dlm waktu 48 jam I selama 3-5 hr dgn dosis 5 mg/kgBB/hr dlm 2 dosis.bila BB > 45 kg diberikan 100 mg 2 x sehari.
Pengobatan
1. Pasien dirawat diruang isolasi
- Kewaspadaan penularan melalui udara
- Selama penularan yaitu 7 hari pertama setelah timbul gejala
- Kewaspadaan penularan melalui udara
- Selama penularan yaitu 7 hari pertama setelah timbul gejala
2. Diruang rawat biasa
- Setelah hasil usap tenggorok (-) berulang kali dgn PCR atau biakan
- Setelah tak demam 7 hari
- Pertimbangan lain dari dokter
- Setelah hasil usap tenggorok (-) berulang kali dgn PCR atau biakan
- Setelah tak demam 7 hari
- Pertimbangan lain dari dokter
Terapi
Pencegahan bagi orang terpajan :
Pencegahan bagi orang terpajan :
- Oseltamivir 1 kali 75 mg sehari selama 1 minggu
- Amantadine Hidrochlorida (nama dagang : Symmetrel atau Symadine) atau Rimantidine (nama dagang : Flumadine).
- Amantadine atau Rimantidine diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam 48 jam pertama dan diberikan 3-5 hari dg. Dosis 5mg/kg/BB/hari dibagi 2 dosis, bila lebih 45kg diberikan 100mg, 2 kali sehari
- Dosis harus diturunkan pada orang lanjut usia dan mereka yang mengalami penurunan fungsi hati atau ginjal
- Obat penghambat neuramidase influenza (Neuramidase inhibitor sudah ditemukan dan sudah didaftarkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia dan Swedia).
Vaksin influenza
- Vaksin efektif melindungi gejala influenza pada banyak species
- Diberikan kepada mereka yg berisiko tinggi
- Tidak ada cross protective diantara 15 subtipe
- Influenza A (H1N1), A(H3N2) & influenza B sudah termasuk dalam vaksin yang diberikan tiap tahun
- Kontra indikasi ; hipersensitif terhadap vaksin, sindrom Gullian Barre, demam & kehamilan trimester I
2.6 Perumusan Diagnosa Keperawatan (NANDA) Berdasarkan Pengkajian
1. Ketidakefektifan Bersihan jalan napas, berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental akibat influenza.
Defenisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan atau mengeluarkan secret (gangguan) dari daerah pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.
Batasan karakteristik :
- Perubahan nilai nafas
- Perubahan irama pernafasan
- Pengurangan bunyi nafas
- Dyspnea
- Kelebihan dahak
- Batuk yang tidak efektif
- Mata yang melebar
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh dapat dihubungkan dengan dispnea.
Defenisi : Keadaan seseorang yang mengalami intake nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi proses metabolisme.
Batasan karakteristik :
· Kurang nafsu makan
· Berat badan 20% atau lebih kurang dari ideal
· Kehilangan berat badan dengan intake makanan yang cukup
· Pucatnya membrane mukosa
· Mengamati ketidakmampuan menyerap makanan
· Lemahnya kesehatan otot
· Mencatat perubahan sensasi rasa
· Kelemahan otot yang diperlukan saat menelan atau mengunyah
2.7 Penentuan Kriteria Hasil (NOC) Berdasarkan Diagnosa
1. Ketidakefektifan Bersihan jalan napas, berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental akibat influenza.
Definisi: Ketidakmampuan membersihkan secret atau gangguan pada pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.
Hasil Yang Diharapkan:
- Mengontrol pengambilan nafas
Definisi:Tindakan personal untuk mencegah masuknya cairan dan partikel padat.
Indikator :
ü Mengidentifikasi factor resiko
ü Menghindari factor resiko
ü Posisi tubuh yang tegak lurus untuk melakukan kegiatan makan/minum
ü Menentukan jenis makanan berdasarkan kemampuan menelan
ü Posisi tubuh dari samping untuk melakukan kegiatan makan dan minum
- Keadaan pernafasan: jalan nafas yang jelas
Definisi : Peluasan dimana jalan lintas tracheobronchial tetap terbuka.
Indikator :
ü Tidak ada demam
ü Tidak ada kecemasan
ü Tidak ada yang menghambat
ü Nilai pernafasan pada skala yang ditentukan
ü Irama pernafasan pada skala yang ditentukan
- Keadaan pernafasan: pertukaran gas
Definisi : Pertukaran O2 dan CO2 pada alveoli untuk mempertahankan konsentrasi gas dalam pembuluh darah arteri.
Indikator :
ü Kondisi psikologis pada skala yang telah ditentukan
ü Kemudahan
ü bernafas
ü Tidak adanya Dyspnea
ü Tidak adanya dyspnea pada saat berlatih
ü Kurang istirahat
- Keadaan pernafasan: tempat pertukaran gas/ventilasi.
Definisi : Perpindahan udara dari luar ke dalam pada paru-paru.
Indikator :
ü Nilai pernafasan pada skala yang ditentukan
ü Irama pernafasan pada skala yang ditentukan
ü Tingkat kedalaman inspirasi
ü Perluasan bidang dada yang simetris
ü Kemudahan bernafas
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh dapat dihubungkan dengan dispnea
Defenisi: Keadaan seseorang yang mengalami intake nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi proses metabolisme
Outcome yang disarankan :
· Status nutrisi
Domain : Fisiologi Kesehatan (II)
Kelas : Nutrisi (K)
Skala : Sangat setuju hingga tidak setuju
Defenisi : Banyaknya zat makanan yang dapat digunakan untuk keperluan proses metabolisme
Indikator :
ü Intake nutrisi
ü Intake makanan dan cairan
ü Energi
ü Berat tubuh
ü Massa tubuh
· Status nutrisi: intake makanan dan cairan
Domain : Fisiologi Keehatan (II)
Kelas : Nutrisi (K)
Skala : Tidak adequat hingga adequat
Defenisi : Jumlah makanan dan cairan yang masuk ke tubuh selama lebih dari 24 jam
Indikator :
ü Intake makanan di mulut
ü Intake di saluran makanan
ü Intake cairan di mulut
ü Intake TPN*
ü Intake cairan
· Status nutrisi: intake zat makanan
Domain : Fisiologi Kesehatan (II)
Kelas : Nutrisi (K)
Skala : Tidak adequat hingga sangat adequat
Defenisi : Kecukupan Nutrisi yang masuk ke dalam tubuh
Indicator :
ü Intake kalori
ü Intake ptotein
ü Intake lemak
ü Intake vitamin
ü Intake karbohidrat
· Mengontrol berat badan
Domain : Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan (IV)
Kelas : Perilaku Kesehatan (Q)
Skala : Tidak pernah ditunjukkan hingga konsisten
Defenisi : Kegiatan seseorang yang mengakibatkan pencapaian dan pemeliharaan berat badan optimal bagi kesehatan
Indikator :
ü Mengontrol berat badan
ü Mempertahankan intake kalorioptimal harian
ü Menyeimbangkan latihan dengan intake kalori
ü Memilih nutrisi makanan dan snack
ü Menggunakan suplemen nutrisi jika diperlukan
2.8 Perumusan Intervensi Keperawatan (NIC)
1. Ketidakefektifan Bersihan jalan napas, berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental akibat influenza.
Defenisi : Pengeluaran secret yang tidak bersih atau menghalangi daerah pernapasan untuk menjaga kelancaran jalan nafas.
Tindakan Keperawatan untuk Pemecahan Masalah:
· Pengaturan jalan nafas
Definisi: Memfasilitasi jalan nafas.
Tindakan:
ü Memposisikan pasien agar mendapatkan ventilasi yang maksimal.
ü Mengidentifikasi pasien berdasarkan penghirupan nafas yang potensial pada jalan nafas.
ü Penghirupan nafas melalui mulut atau nasopharing.
ü Memberikan terapi fisik pada dada.
ü Mengeluarkan sekret dengan cara batuk atau penyedotan.
ü Mendorong pernapasan yang dalam, lambat, bolak-balik, dan batuk.
ü Menginstruksikan bagaimana batuk yang efektif.
ü Mendengarkan bunyi nafas, mancatat daerah yang mangalami penurunan atau ada tidaknya ventilasi dan adanya bunyi tambahan.
ü Mengajarkan pasien bagaimana penghirupan nafas yang tepat.
ü Memberikan oksigen yang tepat.
ü Memberikan cairan yang teratur agar memperoleh keseimbangan cairan dalam tubuh.
ü Memposisikan pasien untuk mengurangi dyspnea.
ü Memeriksa keadaan pernafasan dan oksigen.
· Pembersihan jalan nafas
Definisi: Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas dengan cara memasukkan kateter penyedot ke dalam mulut sampai trakea.
Tindakan:
ü Menentukan kebutuhan penyedotan pada mulut dan/atau trakea.
ü Mendengarkan bunyi nafas sebelum dan sesudah penyedotan.
ü Menginformasikan pada pasirn dan keluarga mengenai penyedotan tersebut.
ü Poemberian obat penenang.
ü Melakukan pencegahan umum: memakai sarung tangan, kacamata debu, dan masker.
ü Menyisipkan bunyi sengau untuk memfasilitasi penyedotan pada nasotrakea.
ü Menginstruksikan pasien untuk mengambil nafas dalam beberapa kali sebelum penyedotan di nasotrakea dan menggunakan oksigen tambahan.
ü Terjadinya hyperinflasi di 1- 1.5 kali pada volume tidal menggunakan ventilasi mekanik.
ü Menggunakan alat yang steril untuk setiap penyedotan di trakea.
ü Menggunakan kateter untuk penyedotan yang diameter dalamnya setengah dari diameter pipa endotrakea, pipa trakeostomy atau jalan nafas pasien.
ü Menginstruksikan pasien untuk mengambil nafas dalam secara perlahan-lahan selama pemasukan kateter penyedotan melalui nasotrakea.
ü Memasang ventilator pada pasien selama pemasangan penyedotan jika system penyedotan trakea terhambat.
ü Menggunakan penyedotan untuk mengeluarkan secret dalam kadar yang rendah ( misalnya, 80-100 mmHg untuk dewasa).
ü Memeriksa keadaan oksigen pasien (tingkat Sa2O2 dan SvO2) dan keadaan hemodynamic (tingkat MAP dan irama cardiac) sebelum, selama, dan sesudah penyedotan.
ü Adanya hyperinflasi dan hyperoxygenate di antara penyedotan pada trakea dan sesudah penyedotan.
ü Melakukan penyedotan oropharing setelah menyelesaikan penyedotan trakea.
ü Membersihkan daerah di sekitar trakea setelah melakukan penyedotan di trakea.
ü Menghentikan penyedotan di trakea dan memberikan oksigen tambahan jika pasien pernah mengalami bradikardia, penambahan di ventrikel ectopy.
ü Teknuk penyedotan yang bervariasi berdasarkan respon klinik pasien.
ü Mencata tipe dan jumlah secret yang ada.
ü Menjadikan secret sebagai indicator untuk tes kebudayaan dan sensitivitas.
ü Memberi arahan pada pasien atau keluarga tentang bagaimana penyedotan pada jalan nafas.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh dapat dihubungkan dengan dispnea.
Defenisi : Keadaan seseorang yang mengalami intake nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi proses metabolisme.
Intervensi Keperawatan sebagai solusi masalah yang dianjurkan:
· Mengontrol ketidakteraturan makan
Defenisi: Pencegahan dan pengobatan pembatasan diet yang mengganggu dan latihan yang berlebihan atau makan terlalu banyak dan menyingkirkan makanan dan cairan.
Aktivitas:
ü Membuat sejumlah catatan mengenai penambahan berat badan sehari-hari yang diinginkan
ü Berunding dengan ahli makanan untuk menentukan keperluan intake kalori sehari-hari untuk mencapai dan /atau mempertahankan target berat badan
ü Mengajarkan dan memperkuat konsep nutrisi yang b agus dengan pasien
ü Anjurkan pasien untuk mendiskusikan makanan pilihan dengan ahli makanan
ü Memantau parameter fisiologi (tanda-tanda vital dan jumlah elektrolit)
ü Memantau intake dan output cairan, jika diperlukan
ü Memantau intake kalori makanan sehari-hari
ü Amati pasien selama dan setelah makan untuk memastikan bahwa kecukupan intake dapat dicapai dan dipertahankan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!