Download makalah konsep keperawatan anak DISINI atau klik download link:
http://www.ziddu.com/download/16439772/konsepkeperawatananak1.docx.html
http://www.ziddu.com/download/16439772/konsepkeperawatananak1.docx.html
Download makalah konsep keperawatan anak vers 2 DISINI atau klik download link:
http://www.ziddu.com/download/16439771/konsepkeperawatananak1lengkap.docx.html
http://www.ziddu.com/download/16439771/konsepkeperawatananak1lengkap.docx.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai individu yang unik, yang punya potensi untuk tumbuh dan berkembang ( Supartini, Yupi ). Anak bukanlah miniatur orang dewasa, melainkan individu yang sedang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik. Sepanjang rentang sehat-sakit, anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga tumbuh kembangnya dapat terus berjalan. Orangtua diyakini sebagai orang yang paling tepat dan paling baik dalam memberikan perawatan pada anak, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
- Bagaimana perspektif keperawatan anak?
- Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak?
- Apa itu bermain dan hospitalisasi?
- Bagaimana komunikasi pada bayi, anak, dan keluarga?
- Bagaimana kebutuhan gizi bayi dan anak?
- Apa itu imunisasi?
- Bagaimana pengkajian fisik pada anak?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
A. Untuk mengetahui bagaimana perspektif keperawatan anak?
B. Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak?
C. Untuk mengetahui apa itu bermain dan hospitalisasi?
D. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi pada bayi, anak, dan keluarga?
E. Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan gizi bayi dan anak?
F. Untuk mengetahui apa itu imunisasi?
G. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian fisik pada anak?
BAB II
PEMBAHASAN
POSTER KONSEP DASAR KEPERAWATAN ANAK
2.1 PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK
Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya.
A. Kesehatan Anak
Kesehatan merupakan fenomena kompleks yang didefenisikan sebagai suatu keadaan kesejahteraaan fisik, mental dan sosial yang komplit dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit.( WHO ).
Indikator yang perlu diperhatikan adalah: Mortalitas (ukuran jumlah kematian ) dan morbiditas (prevalensi penyakit)
B. Perkembangan Keperawatan Anak
1. Sebelum abad ke-19 : kesehatan anak kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak sehingga dikatakan sebagai abad kegelapan untuk kesehatan anak ( the dark age of paediatric).
2. Pertengahan tahun 1800 : mulai ada studi kesehatan anak yang dilakukan oleh seorang tokoh kesehatan anak, yaitu Abraham Jacobi yang melakukan penyelidikan tentang kesehatan anak, khususnya pada tunawisma dan buruh.
3. Awal tahun 1900 : perawatan isolasi berkembang sejak ditemukannya penyakit menular. Akan tetapi, pada Thn 1940, orientasi pelayanan keperawatan anak berubah menjadi rooming in.
4. Indonesia: Era globalisasi dan era informasi membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
C. Falsafah Dan Paradigma Keperawatan Anak
1. Falsafah Keperawatan Anak
Falsafah keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus keluarga (family centered care), pencegahan terhadap trauma (atraumatic care), dan manajemen kasus.
2. Paradigma Keperawatan Anak
Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berfikir dalam penerapan ilmu keperawatan anak.
D. Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak
Peran perawat dalam keperawatan anak yaitu sebagai care giver, advocate keluarga, pencegah penyakit, pendidikan, konseling, kolaborasi, pengambil keputusan etik, dan peneliti.
E. Lingkup Praktek Keperawatan Anak
Lingkup praktek merupakan hak dan otonomi dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang berdasarkan atas kemampuan, tingkat pendidikan, dan dalam batas profesi. Sedangkan praktik keperawatan itu sendiri merupakan tindakan mendiri perawat profesional dengan melalui kerjasama secara kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan. Harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu kebutuhan akan tumbuh kembang anak seperti asuh, asih, asah.
2.2 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
B. Jenis Pertumbuhan Perkembangan
1. Pertumbuhan Biologis dan Perkembangan Fisik (Proporsi eksternal, determinan biologis dari Pertumbuhan dan Perkembangan, pertumbuhan dan maturasi tulang rangka, maturasi neurologic, jaringan limfoid, perkembangan sistem organ)
2. Perubahan fisiologis ( Metabolisme, suhu, tidur dan istirahat )
3. Perkembangan kepribadian dan fungsi mental yang terdiri dari komponen id, ego dan superego (perkembangan psikoseksual, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan moral, perkembangan spiritual)
4. Perkembangan konsep diri (citra tubuh dan harga diri).
C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangna yaitu :Keturunan, neuroendokrin, nutrisi, hubungan interpersonal, tingkat sosioekonomi, penyakit, bahaya lingkungan, stress pada masa kanak-kanak dan pengaruh media masa.
D. Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan.
1) Gangguan bicara dan bahasa.
2) Cerebral palsy, merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif
3) Sindrom Down, perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4) Perawakan Pendek.
5) Gangguan Autisme, adanya gangguan mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
6) Retardasi Mental, merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7) Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
2.3 BERMAIN DAN HOSPITALISASI
A. Defenisi
Hospitalisasi merupakan suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah.
B. Kondisi Psikologis Lingkungan Rumah Sakit
1. Privasi, kurangnya privasi adalah bagian yang menyebabkan pasien menjadi lebih sensitif, dapat menyebabkan ansietas dan berperan terhadap persepsi nyeri.
2. Kenyamanan Fisik, diantaranya adalah kebisingan, penerangan, dan bau-bauan.
3. Arti Simbolis, untuk beberapa individu yang bekerja dalam lingkungan rumah sakit, suatu solusi terhadap banyak masalah adalah memberikan lebih banyak keuangan.
C. Reaksi hospitalisasi
Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan anak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya.
Respon hospitalisasi yang ditunjukkan oleh anak meliputi:
1. Protes : ia menangis/berteriak supaya ibunya kembali
2. Pemisahan diri : ia menutup diri di bawah selimut atau tenggelam dengan mainannya dan kehilangan gairah untuk bermain atau makan.
3. Penyangkalan : ia terlihat bahagia, berusaha berteman dengan setiap orang tanpa membeda-bedakan. Hal ini dapat menimbulkan sangkaan yang salah dengan menganggap anak telah ‘dapat menerima keadaan’, namun ikatan ibu-anak telah rusak dan harus dibangun kembali. Pada saat kembali ke rumah anak itu dapat menunjukkan perilaku pemarah, susah makan, atau mengompol.
D. Intevensi Perawatan Dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi
Fokus intervensi keperawatan adalah
a. Meminimalkan stressor
b. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga
c. Mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit
Bermain
A. Definisi
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi.
B. Fungsi bermain bagi anak :
Bermain bagi anak berfungsi untuk perkembangan sensori motorik, perkembangan intelektual (kognitif), perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral, bermain sebagai terapi. Sedangkan fungsi Bermain di rumah sakit adalah untuk memfasilitasi situasi yang tidak familiar, memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol, membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan, memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh, Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur medis, memberi peralihan dan relaksasi, membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing, memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan, menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif terhadap orang lain, memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat, memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).
C. Tujuan bermain
Tujuan bermain bagi anak adalah untuk dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal, dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi, dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat, agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit.
D. Klasifikasi Bermain
1) Permainan Sosial-Afektif, permainan ini membuat bayi merasakan kesenangan dalam berhubungan dengan orang lain.
2) Permainan Rasa-senang, objek dalam lingkungan seperti sinar, warna, rasa, bau, dan tekstur menarik perhatian anak, merangsang indra mereka dan memberikan kesenangan.
3) Permainan keterampilan
4) Perilaku unoccupied, anak tidak bermain, tetapi memfokuskan perhatian mereka pada hal yang menarik.
5) Permainan dramatic (simbolik) atau pura-pura
6) Permainan game, seperti menata puzzle dan bermain kartu
Sedangkan menurut karakter sosial permainan
dibedakan atas: permainan pengamat, permainan tunggal, permainan parallel, permianan assosiatif, dan permainan cooperative.
Sedangkan menurut karakter sosial permainan
dibedakan atas: permainan pengamat, permainan tunggal, permainan parallel, permianan assosiatif, dan permainan cooperative.
2.4 KOMUNIKASI PADA BAYI, ANAK, DAN KELUARGA
B. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses ketika informasi disampaikan kepada orang lain melalui simbol, tanda, atau tingkah laku ( Haber, 1987 )
Berkomunikasi dengan Bayi
Bayi belum dapat mengekspresikan perasaan dan pikirannya dengan kata -kata, sehingga bahasa nonverbal sering digunakan. Bayi menagis dan berguman ketika merasa kenyang dan menangis ketika mengalami tekanan.
Berkomunikasi dengan Anak Balita ( Batita/usia bermain/toddler dan Prasekolah ) Anak-anak berusia kurang dari 5 tahun bersifat egosentris. Oleh kerena itu fokuskan komunikasi pada mereka . pengalaman orang lain tidak menarik bagi mereka.
Berkomunikasi dengan Anak Usia Sekolah (Anak Usia 5 ± 8 tahun )
Anak usia sekolah memiliki tingkat kekhawatiran terhadap integritas tubuhnya. Anak terlihat sangat sensitif terhadap segala sesuatu yang sianggap mengancam atau yang menjadi indikasi yang akan mengancam tubuhnya.
Berkomunikasi dengan anak masa Remaja
Ketika anak memasuki usia remaja,pemikiran dan perilaku mereka berflutasi pada masa anak dan masa orang dewasa. Mereka tumbuh dewasa dengan cepat menuju kearah kematangan yang mungkin melampaui kemampuan koping mereka.
Komunikasi dalam kelurga
Terjalinnya hubungan timbal balik antara ibu dan anak selama proses pengasuhan yang berdampak terhadap perubahan respon yang positif yakni pembentukan kepribadian percaya diri dan mandiri.
Cara komunikasi Dengan Orang tua Anak :Anjurkan ortu untuk berbicara, arahkan ke fokus, mendengarkan, diam, empati, menyakinkan kembali, merumuskan kembali, memberi petunjuk kemungkinan apa yang terjadi, menghindari hambatan dalam komunikasi.
2.5 KEBUTUHAN GIZI BAGI BAYI DAN ANAK
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI.
A. Karbohidrat
Merupakan sumber energy. Kekurangan sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun.
B. Lemak
Pada anak usia bayi sampai kurang lebih tiga bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K.
C. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga keseimbangan osmoyik plasma. Kebutuhan protein per hari .
D. Cairan
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat kebutuhan air pada bayi mencapai 75-80% dari berat badan.air bagi tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran selluler sedangkan mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro (Ca, Cl, Cr, F, Mg, K dan lain-lain)
E. Vitamin
Untuk memelihara kesehatan, rekuiremen bayi dan anak menurut recommended Dietary Allowance for Use in Indonesia yang dikeluarkan oleh departemen Kesehatan RI pada tahun 1968 dapat dilihat pada table 6 (lampiran).
Jika kita hendak menentukan makanan yang tepat untuk seorang bayi atau anak, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrient dengan menggunakan data tentang kebutuhan nutrient.
2. Menentukan jenis bahan makanan yang dipilih untuk menterjemahkan nutrient dari berbagai macam bahan makanan
3. Menentukan jenis makanan akan diolah sesuai dengan hidangan (menu) yang dikehendaki
4. Menentukan jadwal waktu dan menentukan hidangan . Perlu pula ditentukan cara pemberian makan, misalnya dengan cara makan biasa, dengan pipa penduga (sonde) dan lain lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!