http://www.ziddu.com/download/16482764/4MenarikKesimpulan.docx.html
A. Pengertian
Dari judul diatas kita memperoleh suatu petunjuk bahwa suatu kesimpulan dalam penelitian bukanlah merupakan suatu karangan atau di ambil dari pembicaran lain, akan tetapi suatu proses tertentu yaitu : “menari”, dalam arti “memindahkan” seuatu dari sutu tempat ke tempat lain.
Menarik kesimpulan penelitian harus sellu mendasrkan diri atas semua data yan di peroleh dalam kegiatan penelitian. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan harus di dasarkan atas data, bukan atas angan-angan atau keinginan peneliti. Salah besar apabila kelompk peneliti membuat kesimpulan yang bertujuan menyenangkan hati pembaca dengan cara manipulasi data.
Bagian pokok yang merupakan pengarah kegiatan penelitian adalah perumusan promblematik. Di dalam problematic ini peneliti mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal yang akan di cari jawaannya memalui kegiatan penelitian. Sehubungan dengan pertanyaan ini lah maka peneliti mencoba mencari jawaban semantara yang disebut hipotesis, sedangakan kesimpulan yang di tarik berdasarkan data ang telah di kumpulakan, adalah jawabannya, benar-benar yang di cari walupun tidak selalu menyenangkan hati peneliti.
Oleh karena itu harus tampak jelas hubungan antra problematic, hipotesisi dan kesimpulan.
Apabila kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari problematic yang di kemukanan, maka isi maupun banyaknya kesimpulan yang di buat juga harus sama dengan isi dan banyaknya problematic. Sebgai ilustrasi dapat di kemukanan contoh berikut ini :
Problemetik :
1. Apakah orang tua murid di daerah perdesaan memberikan motivasi belajar yang sama dengan orang tua di kota?
2. Apakah ayah mempunyai peranan yang sama dengan ibu dalam memberikan motivasi belajar, baik di daerah pedesaan maupun di kota?
Hipotesis :
1. Orang tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar yang sama besar dengan orang tua di kota.
2. Ayah dan ibu memberikan motivasi belajar yang sama besra kepada anak-anaknya baik di daerah pedaesaan maupun di kota.
Keseimpulan penelitian (saalah satu kemungkinan):
1. Orang tua murid di daerah pedesaan tidak dapat memberikan motivasi belajar sebesar yang di bberikan orang tua di kota.
2. Ada perbedaan yang signifikan antara ayah dan ibu di dalam memberikan motivasi belajar , baik bagi orang tua murid di daerah pedesaan maupun di kota.
B. KESIMPULAN PENELITIAN NON STATISTIK
Oleh Karena kesimpulan peneliti di tarik berdasarkan data, dalam hal ini berupa data yang sudah di olah, maka penarikan kesimpulan di lakukan sejalan dengan cara mengolah data. Pengolahan data dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu :
Cara non statistic dan cara statistic yaitu menggunakan berbagai rumus ststistik yang ada. Di dalam bagian ini akan di mulai dari kesimuplan penelitian yang di lakukan dari data yang tidak di olah dengan statistic.
Jika kita kembali kepada jenis data, maka kita bedakan atas data kualitatif dan data kuantitatif. Terhadap data yang bersifat kualitatif, maka pengilahannya di bandingkan dengan standar atau keriteria yang telah dibuat oleh peneliti.
Sebagai contoh penelitian yang menggunakan data kulitatif adalh penelitian yang bertujuan untuk melihat sikap kepemimpianan bebrapa kepala sekolaah. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur sejauh mana sikap kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala-kepala seklolah yang dimaksud. Untuk itu, dicari dimensi-dimensi sikap kepemimpianan terlebih dahulu, antara lain : disipiln, demokratis, bertanggung jawab, toleransi, penuh inisiatif, kreatif, dsb. Dengan menggunakan skala sikap peneliti mengumpulakan data megenai tingkat kepemimpinan pada kepala sekolah.
Maka ksesimulan yang mungkin dibuat berdaarkan criteria atau standar yang ditentukan, adalah sebagai berikut :
- Sesuai dengan standar
- Kurang sesuai dengan standar
- Tidak sesuai dengan standar
Terhadap data yang bersifat kuantiatif, peneliti dapat mengolahnya dengan cara statistic dan non statistic. Apa yang disebutkan sebagai analisisi non statistic adalah mencari proporsi, mencari presentasi dan ratio. Dan terhadap pekerjaan analisi ini, ada orang menyebutnya sebagai alanisi statistic sederhana.
Ababila analisis datanya berupa presentasi, proporsi, maupun ratio, maka kesimpulan yang dapat diambil, sesuai dengan pemasalahannya. Contoh :
Peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang laboratorium IPA SMP N 8. Di didalam pedoman laboratorium yang dikeluarkan oleh departemen P dan K tentu sudah dicantumkan persyaratan-persyaratan laboratorium maka persyaratan ini dijadikan standar (tolak ukur) untuk mengukur keadaan laboratorium SMP N 8. Jadi pengukuran dilakukan dengan menilai berbagai aspek laboratorium yang ada dengan angka, kuantitati, maka akan diperoleh nilai presentasi, misalnya :
- Kelengkapan alat : 75%
- Pengaturan : 70%
- Penggunaan : 60 %
Rata-rata penilain menjadi 75% + 70% + 60% = ± 68%
3
Apabila sebelumnya penelitisuda menem,ukan standar bahwa > 75% baik, antara 60-75% cukup, <60% kurang baik, maka dari data yang diperoleh diambil kesimpulan bahwa keadaan laboratorium di SMN 8 cukup.
c. kesimpulan penelitian statistic
agar berbeda dengan pengolahan dengan data non-statistik maka penelitian yang datanya diolah dengan teknik statistic harus mempertimbangkan pengambilan sampel . pada umumnya penelitian yang diadakan merupakan penelitian sampel.
Kesimpulan penelitian yang menggunakan teknik statistic, dapat generalisiasikan pada populasi apabila dari sampel dapat diketahui bahwa populasinya berdistribusi normal (hal ini dapat diloakukan pemeriksaannya dengan checking normalitas). Apabila populasinya tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistic non-paramertrik. Didalam pembahasannya ini hanya akan dibicarakan kesimpulan penelitian yang datanya diolah dengan statistic parametric saja.
Pada waktu kita waktu membicarakan pengolahan data, apabila sudah sampai pada pendapatan penghitungan akhir, misalnya harga x2, harga r dan harga t, maka diteruskan dengan langkha lain, yaitu dikonsultasikan dengan table. Jika terdapat nilai r, maka dikonsultasikan dengan table r, jika terdapat nilai x2, makan dikonsultasikan dengan table harga kritik nilai x2 dan seterusnya. Uraian singkatnya adalah sebagai berikut.
Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap sampel, maka ia berharap bahawa kesimpulan dapat berlaku untuk semua populasi. Dengan rumusan penelitian : penggunaan teknik statistic inferensial adalah untuk mengadakan estimasi berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh, terhadap parameter.
Jika distibusi smpling (yang diambil dari populasi) berdistribusi normal, maka hasil statistic S (jika kita sebut begitu) dari smpel, akan berkaitan anatara M, SD dengan luasna daerah generalisais sebagai berkikut,
- 1 SD sampai 1 SD adalah 68,27%
- 2 SD sampai +2 SD adalah 96,45%
- 3 SD sampai +3 SD adalah 99,73%
Hal ini berhubungan dengan sebrapa besar kita bias mempercayai bahwa kesimpulan atau hasil statistic tersebut tepat sesuia dengan seberapa banyak kita boleh percaya. Itulah sebabnya maka daerah-daerah ini disebut dengan kepercayaan, dan bata-batas wilayah standar deviasi ini disebut batas kepercayaan.
Berdasarkan luasnya daerah kepercayaan, besarnya presentasi ketepatan kesimuplan terhadap seluruh kejadian, maka ditentukan taraf kepercayaan 95% dan 99%, yang artinya adalah kita boleh percaya bahwa M akan terletak dalam batas S ± 1,96 SD untuk wilayah kepercayaan 95% kejadian dan S ± 0,28 SD, untuk 99% kejadian.
Sebagai komplementer taraf kepercayaan adalah taraf signifikansi. Apabila kita terus bersedia menerima keputusan dengan kepercayaan 95%, maka berarti kita bersedia menanggung resiko meleset sebesar 5%. Selanjutnya kita percaya kebenaran kesimpulan 99%, berarti menerima resiko meleset 1%. Maka 5% dan 1% ini disebut taraf signifikansi atau taraf keberartian.
C. Penggunaan Tabel Statistik
Table-tabel statistic seprti table R, table X2, table nilai R, table nilai T dsb digunakn utnuk menguji apakah suatu hipotesi penelitian diterima atau tidak. Hal-hal yang perlu dipertimabngkan dalam menggunakan table adalah :
1. Kesediaan kita menerima resiko, atu dengan kata lain besarnya taraf signifikansi yang akan dipakai.
2. Rumusan hipotesis, dalam hal ini untuk menentukan arah daerah penyebaran.
3. Derjat kebebasan (d.b) atau digri of freedom(d.f), yang besarnya dapat dilihat pada waktu kita menggunakan rumus.
Selanjutnya untuk ke-3 nomor ini, yang perlu diterangkan lagi adalah nomor 2, yaitu rumusan hipotesis. Dalam pembicaraan tentang hipotesis, maka kita membedakan hipotesis kerja/hipotesi alternative (Ha) dan hipotesi nol (Ho).
Misalnya, kita akan membandingkan ketelitian pria dan wanita dalam meramu obat-obatan. Maka hipotesis kerja yang dapat dirumuskan ada 2 macam:
1. Bahwa antara pria dan wanita terdapat perbedaan ketelitian (dalam hal ini tidak memasalahkan pihak yang lebih teliti). Rumusan hipotesis seperti ini disebut perumusan dua arah.
2. Bahwa antara pria dan wanita terdapat perbedaan ketelitian ditegaskan lagi :
- Pria lebih teliti dari wanita atau
- Wanita lebih teliti dari pria
Rumusan hipotesis seperti ini disebut hipotesis rumusan satu arah.
Daerah Penolakan
Perumusan dua arah memilki dua daerah penolakan, yakni : di kedua ujung kurva penyebaran populasi. Misalnya, kita menentukan taraf signifikansi 5 %, atau 1% maka daerah penolakannya terletak di dua ujung, masing-masing 2.5% dan 0.5%.
Oleh karena banyaknya arah di sini ditunjukkan oleh ekor kurva, maka disebut rumusan dua ekor. Perumusan satu arah yang analoginya disebut rumusan satu ekor, memilki satu daerah penolakan, yaitu, diujung kanan apabila bernilai positif dan di ujung kiri apabila negative. Besar taraf signifikansi yang menunjukan letak daerah penolakan daerah hipotesis nihil.
Pada waktu pembicaraan menggunakan rumus x2, kita sudah sedikit menyinggung sedikit masalah derajat kebebasan. Di dalam menarik kesimpulan penelitian derajat kebebasan ini kembali berperan.
Untuk membaca table statistic, kita harus tahu d.b yang dipakai. Kita ambilkan cuplikan table kritik Chi- kuadrat.
d.b | Interval kepercayaan | ||||||||
99% | 95% | 90% | 75% | 50% | 25% | 10% | 5% | 1% | |
1 | 6.63 | 3.34 | 2.71 | 1.32 | 0.455 | 0.102 | 0.0158 | 0.0039 | 0.0002 |
2 | 9.21 | 5.99 | 4.61 | 2.77 | 1.39 | 0.575 | 0.211 | 0.103 | 0.0201 |
3 | 11.3 | 7.81 | 6.52 | 4.11 | 2.37 | 1.21 | 0.584 | 0.352 | 0.115 |
Jika seandainya dari perhitungan statistic yang menggunakan table kontigensi 2x2 diperoleh nilai x2=4.12 maka kita berkonsultasi dengan table Chi-kuadrat, dengan melihat d.b=1.
Ingat : derajat kebebasan Chi-kuadrat adalah (baris-1) (kolom-1). Dengan taraf signifikansi 1% (taraf kepercayaan 99%) terdapat harga kritik 6.63 dan daerah taraf signifikansi 5% (taraf kepercayaan 99%) harga kritiknya 3.84. Di dalam daerah penyebaran terganbar sebagai berikut.
Kesimpulan :
Hipotesis kerja tidak diterima atas dasar traf signifikansi 1% (t.s 1%), tetapi diterima atas dasar signifikansi 5% (t.s .-5%).
Kesimpulan untuk lain-lain teknik analisis, penerapannya sama dengan contoh ini, dengan perbedaan :
1. Besarnya taraf signifikansi yang ditentukan (5%,1%,0.5%) (0.05%) atau 0.01 % untuk riset pendidikan bias digunakan t.s 5% dan t.s 1%
2. Derajat kebebasan (tergantung teknik analisis yang digunakan).
3. Table yang ditunjuk untuk berkonsultasi (tergantung dari teknik analisis yang digunakan)
4. Perumusan satu arah atau dua arah (tergantung dari hipotesis kerja yang digunakan).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan penelitian yang dibuat harus berdasarkan data yang diperoleh dan harus singkron dengan problematic dan hipotesis.
Kesimupulan yang dibuat berdasrkan data non statistic di dasarkan atas criteria atau standar yang telah ditentukan, sedangkan kesimpulan yang diambil dari penelitian statistic yakni yang menggunakan teknik statistic untuk menganalisis datanya, didasarkan atas harga kritik yang tertera di dalam table. Untuk berkonsultasi dengan table maka hal-hal yang harus diperghtaikan :
1. Besarnya taraf signifikansi (T.S 5 % atau T.S 1%)
2. Derajat kebebasan (tergantung dari teknik analisi yang digunakan)
3. Perumusan satu arah atau dua arah (tergantung bagaimana merumuskan hipotesis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!