Jumat, 21 Januari 2011

ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS

Download Asuhan Keperawatan dan HIV/AIDS DISINI atau DISINI atau klik download link:
http://www.ziddu.com/download/16451675/asuhankeperawatanhivaids.docx.html
 
Download WOC HIV/AIDS DISINI atau DISINI atau klik download link:




BAB I
PENDAHULUAN

Sampai kini, mendengar kata HIV/AIDS seperti momok yang mengerikan. Padahal jika dipahami secara logis, HIV/AIDS bisa dengan mudah dihindari.Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia telah bergerak dengan laju yang sangat mengkhawatirkan. Pada tahun 1987, kasus HIV/AIDS ditemukan untuk pertama kalinya hanya di Pulau Bali. Sementara sekarang hampir semua provinsi di Indonesia sudah ditemukan kasus HIV/AIDS.

Permasalahan HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian berbagai kalangan, terutama sektor kesehatan. Namun sesungguhnya masih banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat.

HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :
  • Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
  • Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
  • Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
  • Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Definisi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus, yang berarti bahwa virus ini mengandung RNA yang membentuk salinan DNA virus RNA tersebut, dengan enzim reverse transcriptase. Salinan DNA tersebut mampu menyatu dengan DNA sel pejamu, tempat salinan DNA tersebut mengubah kromosom dan terjadi replikasi RNA Virus lebih lanjut.HIV menekan sel T(khususnya sel T helper) sistem imun yang normalnya menstimulasi respons imun tubuh.Tanpa upaya peningkatan respons, pejamu rentan terhadap berbagai infeksi oportunistik yang normalnya tidak menimbulkan penyakit. Infeksi oportunistik inilah yang sangat berbahaya bagi pasien.(Chris Brooker, 2009)

HIV dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung.

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Jumlah sel T CD4+ yang rendah, yaitu kurang dari 200 per µl (atau kurang dari 14% limfosit) pada individu HIV positif juga dianggap sebagai definisi AIDS, tanpa memerhatikan gejala atau infeksi oportunistik.(Chris Brooker, 2009).

AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya
Berdasarkan hal tersebut maka penderita AIDS dimasyarakat digolongkan kedalam 2 kategori yaitu :
1. Penderita yang mengidap HIV dan telah menunjukkan gejala klinis (penderita AIDS positif).
2. Penderita yang mengidap HIV, tetapi belum menunjukkan gejala klinis (penderita AIDS negatif).

Menurut Suensen (1989) terdapt 5-10 juta HIV positif yang dalam waktu 5-7 tahun mendatang diperkirakan 10-30% diantaranya menjadi penderita AIDS. Pada tingkat pandemi HIV tanpa gejala jauh lebih banyak dari pada pendrita AIDS itu sendiri. Tetapi infeksi HIV itu dapat berkembang lebih lanjut dan menyebabkan kelainan imunologis yang luas dan gejala klinik yang bervariasi. AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena mempunyai case fatality rate 100% dalam 5 tahun setelah diagnosa AIDS ditegakkan, maka semua penderita akan meninggal.

B.  Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
  1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
  2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
  3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
  4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
  5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
  1. Lelaki homoseksual atau biseks.                    5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
  2. Orang yang ketagian obat intravena
  3. Partner seks dari penderita AIDS
  4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
HIV adalah virus yg menyebabkan penyakit AIDS & termasuk kelompok retrovirus (memiliki enzim reverse transcriptase).Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis Retrovirus RNA. Dalam bentuknya yang asli merupakan partikel yang inert, tidak dapat berkembang atau melukai sampai ia masuk ke sel target. Sel target virus ini terutama sel Lymfosit T, karena ia mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD-4. Didalam sel Lymfosit T, virus dapat berkembang dan seperti retrovirus yang lain, dapat tetap hidup lama dalam sel dengan keadaan inaktif. Walaupun demikian virus dalam tubuh pengidap HIV selalu dianggap infectious yang setiap saat dapat aktif dan dapat ditularkan selama hidup penderita tersebut.

Secara umum ada 5 faktor yang perlu diperhatikan pada penularan suatu penyakit yaitu sumber infeksi, vehikulum yang membawa agent, host yang rentan, tempat keluar kuman dan tempat masuk kuman (port’d entrée).

Virus HIV sampai saat ini terbukti hanya menyerang sel Lymfosit T dan sel otak sebagai organ sasarannya. Virus HIV sangat lemah dan mudah mati diluar tubuh. Sebagai vehikulum yang dapat membawa virus HIV keluar tubuh dan menularkan kepada orang lain adalah berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh yang terbukti menularkan diantaranya semen, cairan vagina atau servik dan darah penderita.

Banyak cara yang diduga menjadi cara penularan virus HIV, namun hingga kini cara penularan HIV yang diketahui adalah melalui :
1. Transmisi Seksual
Penularan melalui hubungan seksual baik Homoseksual maupun Heteroseksual merupakan penularan infeksi HIV yang paling sering terjadi. Penularan ini berhubungan dengan semen dan cairan vagina atau serik. Infeksi dapat ditularkan dari setiap pengidap infeksi HIV kepada pasangan seksnya. Resiko penularan HIV tergantung pada pemilihan pasangan seks, jumlah pasangan seks dan jenis hubungan seks. Pada penelitian Darrow (1985) ditemukan resiko seropositive untuk zat anti terhadap HIV cenderung naik pada hubungan seksual yang dilakukan pada pasangan tidak tetap. Orang yang sering berhubungan seksual dengan berganti pasangan merupakan kelompok manusia yang berisiko tinggi terinfeksi virus HIV.
1.1. Homoseksual
Cara hubungan seksual anogenetal merupakan perilaku seksual dengan resiko tinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari seseorang pengidap HIV. Hal ini sehubungan dengan mukosa rektum yang sangat tipis dan mudah sekali mengalami pertukaran pada saat berhubungan secara anogenital.

1.2. Heteroseksual

2. Transmisi Non Seksual
2.1 Transmisi Parenral
2.1.1. Yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (alat  tindik) yang telah terkontaminasi, misalnya pada penyalah gunaan narkotik suntik yang menggunakan jarum suntik yang tercemar secara bersama-sama. Disamping dapat juga terjadi melaui jarum suntik yang dipakai oleh petugas kesehatan tanpa disterilkan terlebih dahulu. Resiko tertular cara transmisi parental ini kurang dari 1%.
2.1.2. Darah/Produk Darah
Transmisi melalui transfusi atau produk darah terjadi di negara-negara barat sebelum tahun 1985. Sesudah tahun 1985 transmisi melalui jalur ini di negara barat sangat jarang, karena darah donor telah diperiksa sebelum ditransfusikan. Resiko tertular infeksi/HIV lewat trasfusi darah adalah lebih dari 90%.

2.2. Transmisi Transplasental
Penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak mempunyai resiko sebesar 50%. Penularan dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan dan sewaktu menyusui. Penularan melalui air susu ibu termasuk penularan dengan resiko rendah.

C.      Manifestasi Klinis
Tanda-tanda gejala-gejala (symptom) secara klinis pada seseorang penderita AIDS adalah diidentifikasi sulit karena symptomasi yang ditujukan pada umumnya adalah bermula dari gejala-gejala umum yang lazim didapati pada berbagai penderita penyakit lain, namun secara umum dapat kiranya dikemukakan sebagai berikut :
• Rasa lelah dan lesu
• Berat badan menurun secara drastis
• Demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam
• Mencret dan kurang nafsu makan
• Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
• Pembengkakan leher dan lipatan paha
• Radang paru-paru
• Kanker kulit

Tanda dan gejala
Gejala mayor
• Berat badan turun dalam 1 bulan lebih dari 10%
• Diare kronik lebih dari 1 bulan.
• Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan.
• Penurunan kesadaran dan gangguan neurologist.
• Dimensia
Gejala minor
• Batuk menetap lebih dari 1 bulan
• Dermatitis
• Adanya herpes zoster berulang
• Kandidiasis orofaringeal
• Herpes simplek kronik progresif
• Limfadenopati generalisata
• Infeksi jamur berulang pada alat kelamin

Manifestasi klinis
Perjalanan penyakit HIV dibagi dalam tahap-tahap berdasarkan keadaan klinis dan jumlah CD4
a. Infeksi retroviral akut
• Demam
• Pembesaran kelenjar
• Hepatoslenomegali
• Nyeri tenggorakan
• Mialgia
• Rast seperti morbili
b. Masa asimtomatik
• Pada masa ini pasien tidak menunjukkan gejala, tetapi dpt terjadi limfadenopati.
• Penurunan jumlah CD4 terjadi secara bertahap disebut window period.
c. Masa gejala dini
Pada masa ini CD 4 berkisar antara 100-300, gejala ini timbul akibat infeksi pneumonia, kandidiasis vagina, sariawan herpes zoster, TB paru.
d. Masa gejala lanjut
CD4 dibawah 200, penurunan daya tahan tubuh yang lanjut ini menyebabkan resiko tinggi terjadinya infeksi oportunistik
Korelasi komplikasi dengan CD4
> 500
• Sindroma retroviral akut
• Vaginitis candid
• Limfadenopati
• Sindrome gullain barree
• Miopati
• Meningitis
200-500
• Pnemonia
• TBC
• Herpes zoster
• Kandidiasis oroparing
• Neoplasma cervical
• ITP
< 200
• Pneumonia
• Dimensia
• Neuropati peripheral
• TBC milier dan ektra pulmonal
• Cardiomiopati
• Poliradikulopati
< 100
• Herpes simplek
• Toksoplasma gondii
• Esofagitis kandida
< 50
• Cytomegali virus
• Limfoma pada ssp

Manifestasi klinik utama dari penderita AIDS pada umumnya ada 2 hal antara lain tumor dan infeksi oportunistik :
1. Manifestadi tumor diantaranya;
a. Sarkoma kaposi ; kanker pada semua bagian kulit dan organ tubuh. Frekuensi kejadiannya 36-50% biasanya terjadi pada kelompok homoseksual, dan jarang terjadi pada heteroseksual serta jarang menjadi sebab kematian primer.
b. Limfoma ganas ; terjadi setelah sarkoma kaposi dan menyerang syaraf, dan bertahan kurang lebih 1 tahun.

2. Manifestasi Oportunistik diantaranya
2.1. Manifestasi pada Paru-paru
2.1.1. Pneumonia Pneumocystis (PCP)
Pada umumnya 85% infeksi oportunistik pada AIDS merupakan infeksi paru-paru PCP dengan gejala sesak nafas, batuk kering, sakit bernafas dalam dan demam.
2.1.2. Cytomegalo Virus (CMV)
Pada manusia virus ini 50% hidup sebagai komensial pada paru-paru tetapi dapat menyebabkan pneumocystis. CMV merupakan penyebab kematian pada 30% penderita AIDS.
2.1.3. Mycobacterium Avilum
Menimbulkan pneumoni difus, timbul pada stadium akhir dan sulit disembuhkan.
2.1.4. Mycobacterium Tuberculosis
Biasanya timbul lebih dini, penyakit cepat menjadi miliar dan cepat menyebar ke organ lain diluar paru.
2.2. Manifestasi pada Gastroitestinal
Tidak ada nafsu makan, diare khronis, berat badan turun lebih 10% per bulan.

3. Manifestasi Neurologis
Sekitar 10% kasus AIDS nenunjukkan manifestasi Neurologis, yang biasanya timbul pada fase akhir penyakit. Kelainan syaraf yang umum adalah ensefalitis, meningitis, demensia, mielopati dan neuropari perifer.

D.  Manajemen Medis
Penatalaksanaan HIV adalah menggunakan obat. Pengobatan dilakukan dengan obat antivirus, tetapi tujuan pengobatan tambahan meliputi pencegahan (atau pengobatan) terhadap infeksi oportunistik, seperti flukonazoluntuk kandidiasis, penguatan sistem imun, dan dukungan untuk pasien. Obat antivirus biasanya diberikan dengan kombinasi yang berbeda, bergantung pada tahap penyakit.Berbagai jenis obat antivirus meliputi :
·         Inhibitor nucleoside reverse transcripte (antiretrovirus), seperti zidovudin (azidotimidin AZT), didanosin (DDI), dan zalsitabin (DDC)
·         Inhibitor protease (mis., amprenavir, ritonavir, sakuinavir, dll)
·         Inhibitor non-nucleoside reverse transcripte (mis., efavirens dan nevirapin).

Prinsip pengobatan :
1. Pengobatan suportif
Pengobatan ini bertujuan untuk meningkatkan keadaan umum pasien, dengan cara pemberian gizi yang sesuai, obat sistemik, vitamin, dukungan psikososial.
Kebutuhan gizi pada pasien HIV-AIDS
• Energi tinggi 45-50 kkal/kg BB
• Protein 1,1-1,5 g/kg/bb pada berat normal,1,5-2 pada BB actual kaheksia.
• Lemak 17-20 % kalori total.

2. Pengobatan infeksi oportunistik
 
3. Pengobatan antiretroviral
 
Prinsip pemberian ARV:
• Indikasi sesuai pedoman WH
• Atasi dulu infeksi oportunistik.
• Hati hati gangguan fungsi hati

E.       Asuhan Keperawatan
1.    PENGKAJIAN
·         Pengkajian keperawatan
1. Riwayat penyakit sekarang
• Kehilangan BB
• Demam
• Diare
2. Penyakit yang menyertai
• Candidiasis
• Herpes simplek
• Limpoma
3. Riwayat penyakit masa lalu
• Riwayat menerima tranfusi darah
• Riwayat penyakit seksual
4. Riwayat sosial
• Penggunaan obat obat terlarang
• Pekerjaan
• Perjalanan
• Support sistem

·         Pemeriksaan fisik
• Penampilan umum tampak sakit sedang, berat,pucat,kelaparan
• Tanda vital
• Kulit terdapat rush, steven jhonson
• Mata merah, icterik, gangguan penglihatan
• Leher: pembesaran KGB
• Telinga dan hidung; sinusitis berdengung
• Rongga mulut: candidiasis
• Paru: sesak, efusi pleura, otot bantu
• Jantung: pembesaran jantung
• Abdomen: ascites, distensi abdomen, pembesaran hepar
• Genetalia dan rectum: herpes
• Neurologi: kejang, gangguan memori, neuropati.

·         Pemeriksaan penunjang
• Hitung limfosit
• CD4
• Mantouk test
• Test elisa

·         Pemeriksaan Diagnostik
ü  Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
§  ELISA
§  Western blot
§  P24 antigen test
§  Kultur HIV
ü  Tes untuk deteksi gangguan system imun.
§  Hematokrit.
§  LED
§  CD4 limfosit
§  Rasio CD4/CD limfosit
§  Serum mikroglobulin B2
§  Hemoglobulin

11 Pengkajian Fungsional Gordon
·         Pola persepsi dan manajemen Kesehatan
Klien menyadari bahwa kesehatannya sangat dipengaruhi oleh pola prilakunya sehari-hari. Hanya saja, klien sering terlena dengan kebiasaannya akibatnya klien menderita suatu penyakit yang sangat ditakuti oleh semua orang. Saat ini, klien mengakui kesalahannya dalam berprilaku, dan klien patuh pada anjuran dokter dalam rangka penyembuhan penyakitnya.

·         Pola nutrisi metabolik
Intake makan dan minum klien menurun. Klien   mual, muntah, BB menurun, diare, inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning

·         Pola eliminasi
Klien mengalami sedikit gangguan dalam pola eliminasi. Baik pola BAK dan pola BAB. Klien sering diare.

·         Pola aktivitas latihan
Klien terlihat lemah, klien mengalami focal motor deifisit. Klien tidak mampu melakukan ADL. Klien agak sulit dalam beraktivitas.

·         Pola istirahat tidur
Klien mengalami gangguan dalam pola tistirahat tidur. Klien susah tidur. Klien berkeringat malam sehingga mengganggu jam tidurnya.

·         Pola persepsi kognitif
Klien mengalami gangguan dalam fungsi penginderaan. Pupil klien mengalami gangguan refleks pupil, photophobia, klien juga mengalami gangguan proses pikir, klien juga mengalami hilang ingatan atau memory.

·         Pola persepsi konseptual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!