1.
Patient
Safety Pada Anak
a. Newborn
and Infant
Bayi
karena belum matangnya semua system tubuh
sehingga peran perawat sangat besar dalam memberikan pemenuhan kebutuhan
keamanan. Bahaya yang mengancam bayi seperti terbakar, jatuh, dan trauma injuri
lainnya. Bayi pada umumnya sering memasukan sesuatu ke dalam mulutnya, dan ini
merupakan hal yang membahayakan dan harus dilakukan pencegahan.
b. Toddler
and Preschooler
Bahaya
yang mengancam keamanan pada usia ini adalah jatuh, terbakar, bengkak, dan
sebagainya. Hal ini dikarenakan oleh belum sempurnanya system muskoloskeletal
dan neurologinya. Perawat harus dapat meminimalkan adanya bahaya keamanan pada
tahap perkembangan ini.
c. School
Age and Adolescent
Pada
tahap perkembangan ini, factor fisiologis anak telah mengalami kematangan
sehingga anak akan mengalami perluasan peran dan melakukan hal-hal yang baru
bagi mereka. Hal tersebut dapat memungkinkan terjadinya bahaya fisik yang
mengancam keamanan anak. Support dari keluarga maupun perawat sangat
diperlukan.
2. Patient Safety Pada Anak Kelainan
Darah
Penyakit kelainan
darah adalah penyakit yang menyerang darah yang menyebabkan kelainan fungsi
atau perilaku darah dalam tubuh karena virus, kelainan genetik maupun karena
kekurangan zat tertentu dalam tubuh.
Beberapa
penyakit yang disebabkan oleh kelainan darah:
a. Anemia
Anemia adalah
suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan
hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa
lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh
badan.
b. Thalasemia
Penyakit thalasemia
adalah penyakit keturunan yang mengakibatkan penderitanya mengalami anemia. Hal
ini diakibatkan karena tidak optimalnya produksi sel darah merah serta mudah
rusak. Penderita thalasemia rutin transfusi darah.
c. Hemofilia
Adalah penyakit keturunan yang
mengakibatkan darah sukur membeku. Jika penderitaan hemofilia mengalami luka,
maka darah akan menetes terus.
d. Leukimia
Adalah penyakit darah yang
disebabkan oleh jumlah sel darah putih yang terlalu banyak. Leukemia disebut
juaga kanker darah.
e.
ITP (Immune
thrombocytopenic Purpura)
Merupakan
kelainan perdarahan (bleeding disorders) yang terjadi pada anak. ITP
merupakan penyakit autoimun, yaitu antibodi tubuh menyerang diri sendiri. Yang
dimaksud dengan ITP adalah jumlah trombosit dalam darah rendah sekali.
Perawat menjadi orang pertama yang mencurigai adanya permasalahan
berdasarkan informasi dari sumber-sumber yang ada. Biasanya penjelasan yang
disampaikan orang tua mengenai kekurangan energi pada anak, catatan makanan
yang kurang mmengandung zat besi, infeksi yang sering terjadi dan pendarahan
yang sulit dikontrol akan meberikan petunjuk mengenai kelainan darah yang banyak
dijumpai.
Pemeriksaan fisik yang seksama, khususnya terhadap kulit, dapat
mengungkapkan gambaran tertentu misalnya pucat, ptekie, memar yang bisa
menunjukkan adanya kelinan hematologi ringan atau serius. Perawat harus
mengetahui masalah keperawatan kelainan darah yang dapat membantunya mengenali
dan menegakkan diagnosa.
Anak dengan kelainan darah rentan terkena resiko cidera. Selain karena
anak masih belum bisa menjaga keamanannya sendiri, proses penyakit juga turut
serta mempengaruhi keselamatan dan keamanan anak.
Pada anak hemofilia, darah akan sukar membeku ketika anak terluka maupun
pada penyakit kelainan darah lainnya yang membuat resiko terjadi kerusakan
pembuluh darah sehingga perhatian perawat dan keluarga sangat diperlukan.
3. Kasus
Patient Safety Pada Anak Dengan Penyakit Kelainan Darah
Anak A dirawat
di rumah sakit X karena didiagnosa terkena penyakit thalasemia. Anak tersebut
harus menjalani trnasfusi darah sebagai terapi. Namun setelah transfusi darah,
berselang 2 sampai 5 menit anak A kejang-kejang lalu meninggal. Hasil
investigasi sementara membuktikan, korban meningal dunia karena adanya
perbedaan golongan darah saat transfusi. Hasil pemeriksaan laboraorium Prodia
Kupang, golongan darah korban O, tetapi hasil pemeriksaan RS X golongan darah
korban B.
Pada
kasus diatas tampak bahwa tim kesehatan tidak memperhatikan patient safety saat
memberikan transfusi darah pada anak. Seharusnya pemberian transfusi
berdasarkan standar operasional yang tepat sehingga tidak merugikan pasien.
Pengertian
: memberikan transfusi darah
sesuai intrusi atau program
Tujuan
: memenuhi kebutuhan dasar dan mencegah terjadinya anemia
Indikasi
: pasien dengan kadar hemoglibin di bawah 7 gr/dl
A.
Tahap preinteraksi
1.
Membaca program tindakan
2.
Menyiapkan alat
·
Standar infus
·
Cairan steril sesuai instruksi
·
Tranfusi set steril
·
IV kateter sesuai ukuran ( 18 )
·
Bidai atau ( k/p pada anak )
·
Perlak dan pengalas
·
Tourniquet
·
Instrumens steril ( pinset, gunting dan com )
·
Kapas alkohol
·
Bengkok
·
Tempt sampah
·
Kasa steril
·
Sarung tangan
·
Salf antibiotik
·
Plester
·
Darah atau plasma
·
Obat antihistamin
·
Tensimeter dan termometer
·
Formulir observasikhusus dan alat tulis
3.
Memasang sampiran
4.
Mencuci tangan
5.
Mendekatkan alat kepasien
B.
Tahap orientasi
1. Memberi salam
2. Menanyakan adanay keluhan
3. Menjelaskan prosedur tindakan kepasien atau keluarga
4. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
C.
Tahap kerja
1. Menggunakan sarung tangan
2. Mengukur tanda vital
3. Membebaskan lengan pasien dari baju
4. Meletakan perlak dan pengalas di bawah lwngan pasien
5. Menyiapkan larutan NaCl 0,9 % dengan tranfusi set
6. Memasang infus NaCl 0,9 %
7. Mengatasi tetesan tetap lancar
8. Memastikan tidak ada udara didalam selang infus
9. Mengontrol kembali darah yang akan diberikan kembali
kepada pasien
·
Wanita
·
Identitas
·
Jenis dan golongan darah
·
Nomor kantong darah
·
Tanggal kadaliarsa
·
Hasil cross test dan jumlah darah
·
10. Mengganti cairan NaCl 0,9 % dengan darah setelah
15 menit
·
11. Mengatur tetesan darah
D.
Tahap terminasi
1. Mengganti adanya reaksi transfusi dan komplikasi
2. Mengevaluasi perasaan pasien
3. Menyimpulkan hasil kegiatan
4. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
5. Mengakhiri kegiatan
6. Merapikan alat
7. Melepas sarung tangan
8. Mencuci tangan
9. Mengukur tanda vital tiap 5 menit untuk 15 menit
pertama, tiap 15 menit untuk jam berikutnya dan tiap 1 jam sampai dengan
tranfusi selesai
E.
Dokumentasi
Mendokumentasikan
setiap tindakan : waktu pemberian, dosis, jenis transfusi yang diberikan,
reaksi transfusi atau komplikasi.
Hal yang perlu diperhatikan :
a.
Penyimpanan darah
Gunakan
darah yang telah diskrining dan bebas dari penyakit yang dapat ditularkan
melalui transfusi darah. Jangan gunakan darah yang telah kedaluwarsa
atau telah berada di luar lemari es lebih dari 2 jam. Transfusi darah secara
cepat dan jumlah yang besar dengan laju
>15 ml/kgBB/jam dengan darah yang disimpan pada suhu 4°C, dapat
menyebabkan hipotermi, terutama pada bayi kecil.
b.
Masalah yang berkaitan dengan transfusi
darah
Darah
dapat menjadi media penularan infeksi (seperti malaria, hepatitis B dan C, HIV).
Oleh karena itu lakukan skrining donor darah seketat mungkin. Untuk memperkecil
risiko, beri transfusi darah hanya jika sangat diperlukan.
c.
Sebelum pemberian transfusi,
periksa hal sebagai berikut:
·
Golongan darah donor sama dengan
golongan darah resipien dan nama anak serta nomornya tercantum pada label dan
formulir (pada kasus gawat darurat, kurangi risiko terjadinya ketidakcocokan
atau reaksi transfusi dengan melakukan uji silang golongan darah spesifik atau
beri darah golongan O bila tersedia)
·
Kantung darah transfusi tidak bocor
·
Kantung darah tidak berada di luar
lemari es lebih dari 2 jam, warna plasma darah tidak merah jambu atau bergumpal
dan sel darah merah tidak terlihat keunguan atau hitam
·
Tanda gagal jantung. Jika ada, beri
furosemid 1mg/kgBB IV saat awal transfusi darah pada anak yang sirkulasi
darahnya normal. Jangan menyuntik ke dalam kantung darah.
·
Lakukan pencatatan awal tentang suhu
badan, frekuensi napas dan denyut nadi anak. Jumlah awal darah yang
ditransfusikan harus sebanyak 20 ml/kgBB darah utuh, yang diberikan selama 3-4
jam.
d.
Reaksi yang timbul setelah transfusi
Jika timbul
reaksi karena transfusi, pertama periksa label kemasan darah dan identitas pasien. Jika terdapat perbedaan, hentikan
transfusi segera dan hubungi bank darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!