Status nutrisi merupakan fenomena
multidimensional yang melakukan beberapa metode penilaian, termasuk
indikator-indikator yang berhubungan dengan nutrisi, asupan nutrisi dan
pemakaian energi, seperti Body Mass Index (BMI), serum albumin, hemoglobin,
magnesium dan fosfor. Pengukuran antropometrik termasuk pemeriksaan berat badan
dan panjang badan. Ketebalan lapisan kulit (skin fold), permukaan daerah trisep
(trisepa skin fold) dan pengukuran lingkar otot lengan atas (midarm muscle
circumference, MAMC) tidak berguna banyak pada pasien sakit kritis karena
ukuran berat badan cenderung berubah. Jenis protein yang paling sering diukur,
adalah albumin serum. Level albumin yang rendah merefleksikan status nutrisi
penderita yang dihubungkan dengan proses penyakit dan atau proses pemulihan
(Wiryana, 2007).
Malnutrisi adalah keadaan patologis
akibat kekuranga atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih
zat gizi (Supariasa, 2001). Malnutrisi sering terjadi pada bayi sakit kritis
yang dirawat di Neonatus Intensif Care Unit, dan dapat memperburuk keadaan.
Tunjangan nutrisi sangat penting pada pengelolaan anak sakit kritis dan dapat
diberikan secara enteral, parenteral atau bersama-sama enteral dan parenteral.
Apabila usus berfungsi baik, gunakanlah untuk nutrisi enteral dengan memakai
konsep nutrisi enteral dini. Pada keadaan 3 dimana usus tidak berfungsi, segera
diberikan nutrisi parenteral atau nutrisi enteral dan parenteral bersama-sama
sehingga kebutuhan akan kalori, cairan, mineral, trase elemen dapat dipenuhi
(Setiati, 2000).
Pada hampir semua pasien sedikit kritis
juga mengalami anoreksia atau tidak mampu makan karena penurunan kesadaran,
pemberian sedasi atau terintubasi melalui saluran nafas bagian atas. Jika diberikan
secara tepat, bantuan nutrisi memberikan energi, protein dan nutrisi-nutrisi
yang diperlukan untuk mengoptimalkan sistem imun, meningkatkan penyembuhan
luka, mencegah pemecahan masa lemak tubuh (Soenarjo, 2000)
Pasien yang kritis beresiko mendapatkan penanganan
yang berkombinasi dan mengalami stres akibat cedera, trauma, pembedahan, dan
sepsis. Sehingga beresiko menimbulkan masalah nutrisi Alasannya:
hal itu dapat menyeabakan peningkatan metabolisme dalam tubuh yang butuh energi
lebih untuk pemuliahan
Pasien pasien yang berisiko malnutrisi
:
Kehilangan BB lebih dari 10% dalam 6 bulan,lebih dari
5% dalam 1 bulan
BB 20% lebih atau kurang dari BB ideal atau IMT <
18,5 atau >25
Penyakit kronis
Diet kronis
Peningkatan kebutuhan metabolic
Intake nutrisi adekuat > 7 hari
Mendapat 3 atau lebih jenis pengobatan secara regular
Kemiskinan
Manifestasi yang mengindikasikan kekurangan protein dan kalori :
Rambut rontok,kering,pigment rambut berkurang
Kehilangan jaringan subcutan, otot atropi
Pengobatan luka buruk, ulkus dukubitus
Hepatomegali
Edema
Manifestasi defisiensi
Vitamin :
Kekirangan konjungtiva dan kornea ( vitamin A )
Kulit kering bersisik
Perawatan luka buruk
Edema gagal jantung
Manifestasi defisiensi
mineral :
-
Sklera
biru,mukus membran pucat
-
Hipogeusia,
indra peraba buruk, perawatan luka buruk (zinc)
Gangguan
Nutrisi pada pasien gangguan paru :
-
BB
dibawah ideal
-
Edema,dispnea,
kurang cairan
-
Intake
nutrisi in adekuat
-
Mendapat
inkubasi endotracheal untuk mencegah intake oral.
-
Overfeeding
Gangguan Nutrisi pada neurologi :
-
Hiperglikemi
(penggunaan corticostemin )
-
Atropi
otot dan lemak subcutan b.d intake nutrisi in adekuat
-
Disfagia
-
Penggunaan
fenobarbital
-
Hiper
metabolisme akibat cedera kepala
-
Ulkus
dekubitus
Gangguan Nutrisi pada ginjal
:
-
BB
turun (edema)
-
Ketidakseimbangan
elektrolit
-
Hipo
albuminaria – kehilangan asam amino
-
Anemia
b.d reproduksi eritroprotein in adekuat dan kehilangan darah dalam hemodialisis
-
Atropi
otot dan jaringan subkutan
-
Diet
buruk b.d kekurangan protein dan elektrolit
Gangguan nutrisi pada penyakit gastrointestinal :
-
BB
dibawah BB ideal b.d malabsorpsi,anorekia.
-
Hipo
albumineria ( akibat kerusakan hati, bukan malnutrisi )
-
Hipokalsemia
-
Hipomagnesemia
b.d pemakaian alkohol
-
Anemia
b.d kehilangan darah
-
Atropi
otot dan lemak subkutan
-
Konfusi,
konfabulasi,neoropati periferal b.d defisiensi tiamin
Gangguan nutrisi pada penyakit endokrin :
-
Hiperglikemi
b.d kontrol diabetes buruk,infeksi, trauma, penggunaan gluko kortikoid
-
Hipoglikemi
b.d muntah atau intake nutrisi in adekuat
·
Tujuan
pemberian dukungan nutrisi pada kondisi sakit kritis dan sepsis adalah :
1.
Meminimalkan imbang negatif kalori dan protein dan kehilangan protein dengan
cara menghindari kondisi starvasi.
2.
Mempertahankan fungsi jaringan, khususnya hati, sistem imun, sistem otot, dan
otot-otot pernafasan.
3.
Memodifikasi perubahan-perubahan metabolik dan fungsi metabolik dengan
menggunakan substrat khusus.
·
Support
Nutrisi terdiri dari :
1.
Nutrisi Enteral
Nutrisi
enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube
ke dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat
secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin (At Tock, 2007). Menurut
Wiryana (2007), Nutrisi enteraladalah faktor resiko independent pnemoni 13
nosokomial yang berhubungan dengan ventilasi mekanik. Cara pemberian sedini
mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkan kejadian pneumonia, sebab
bila nutrisi enteral yang diberikan secara dini akan membantu memelihara epitel
pencernaan, mencegah translokasi kuman, mencegah peningkatan distensi gaster,
kolonisasi kuman, dan regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk dapat
mengurangi resiko regurgitasi aspirasi. Diare sering terjadi pada pasien di
Intensif Care Unit yang mendapat nutrisi enteral, penyebabnya multifaktorial,
termasuk therapy antibiotic, infeksi clostridium difficile, impaksi feses, dan
efek tidak spesifik akibat penyakit kritis. Komplikasi metabolik yang paling
sering berupa abnormalitas elektrolit dan hiperglikemi (Wiryana, 2007).
2. Nutrisi Prenteral
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk
pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui
saluran pencernakan (Wiryana, 2007). Nutrisi parenteral diberikan apabila usus
tidak dipakai karena suatu hal misalnya: malformasi kongenital intestinal,
enterokolitis nekrotikans, dan distress respirasi berat. Nutrisi parsial
parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai, tetapi tidak dapat mencukupi
kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan pertumbuhan ( Setiati, 2000).
Tunjangan nutrisi parenteral diindikasikan bila asupan enteral tidak dapat
dipenuhi dengan baik. Terdapat kecenderungan untuk 14 memberikan nutrisi
enteral walaupun parsial dan tidak adekuat dengan suplemen nutrisi parenteral.
Pemberian nutrisi parenteral pada setiap pasien dilakukan dengan tujuan untuk
dapat beralih ke nutrisi enteral secepat mungkin. Pada pasien IRIN, kebutuhan
dalam sehari diberikan lewat infuse secara kontinyu dalam 24 jam. Monitoring
terhadap faktor biokimia dan klinis harus dilakukan secara ketat. Hal yang
paling ditakutkan pada pemberian nutrisi parenteral total (TPN) melalui vena
sentral adalah infeksi (Ery Leksana, 2000)
DAFTAR PUSTAKA
ASPEN
Nutrition Support Practice Manual, 2nd ed. 2005.
Urden Linda D, dkk. 2008. Priorities in Critical
care Nursing. Canada:Mosby Elsevier
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!