Senin, 07 Mei 2012

MANAJEMEN PENYAKIT ISPA SAAT BENCANA

BAB II
ISI
1.   Teoritis Penyakit

Definisi                                                                      
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut (berlangsung sampai dengan 14 hari) / mendadak  yang ditandai dengan batuk dan pilek.
Infeksi saluran pernafasanan dalam suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan.

Penyebab
Penyebab ISPA terdiri dari 300 lebih jenis bakteri, virus dan jamur. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan Ab-hemolitycstreptococus, staphylococus, haemophylusinfluenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus.
Tanda dan Gejala
Disebabkan oleh virus batuk atau pilek, ditandai dengan lender dahak yang keluar tidak berwarna dan tidak kental. Disebabkan oleh Bakteri batuk, pilek maupun flu tetapi lender yang dikeluarkan dari dahak berwarna kekuning-kuningan serta kental juga tenggorokan terasa perih, nyeri, sesak seperti radang tenggorokan.

FaktorPencetus
·       Tertularpenderitabatuk
·       Kuranggizi
·       Tinggal di lingkungan yang tidaksehatdankumuh
·       Buruknyasanitasi
·       Memburuknyapelayanankesehatan
·       Banyaknyadebu yang berterbangan
·       Hawadingin di malamhari
·       Kerumunanwarga yang tinggal di suaturuang
·       Kuranganyaselimutdanpakaian
·       Merokok di tempatumum

JenisJenis ISPA
·       ISPA bukan pneumonia
Tanda :batuk, pilekdandemam
·    ISPA pneumonia
Tanda :sesaknafas, batuk, pilekdandemam
Komplikasi
·    Mudahterserangpenyakit
·    Dapatmenularkanpadaanggotakeluarga yang lain
·    Peradanganpadatelinga
·    Sinusitis
·    Otitis Media Akut (OMA)
·    Otitis Media Perporata (OMP)
·    Tuberculosis Paru (TB)
·    PenyakitParuObstruksiMenahun (PPOM)

2.                  Pencegahan
·       Usahakan untuk meningkatkan gizi dan meningkatkan dayatahan tubuh dengan cara memakan-makanan tinggi protein (Telur, Ikan, Susu, Tempe, Tahu), Karbohidrat (Nasi, Gula, Singkong), Kalori, Vitamin ( Sayuran, Buah-buahan), Mineral (Air bersih).
·       Jauhkandiridaripenderitabatukdanpilek
·       Menggunakan masker
·       Membiasakan hidup bersih dans ehat (Lingkungan yang bersih, Ventilasi yang cukup ,Cukup pencahayaan baik sinar matahari dan lampu, Ruangan
Tidak lembab dengan selalu membuka jalan masuknya udara ke dalam tenda, menggunakan selimut di malam hari)
·                     Peningkatan gizi balita
·                     Senatiasa menjaga kehangatan tubuh
·                     Perlindungan yang cukupsepertipakaian yang layakdanselimut yang memadai

3.                  Sistem Tata Laksana
·                     Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.
·                     Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
·                     Immunisasi
·                     Membagikan secara gratis masker di lokasi bencana atau pengungsian

4.                  Penyelidikan&Penanggulangan KLB ISPA
LangkahPenyilidikan :
Langkah 1.Persiapaninvestigasi di Lapangan
1.      Investigasi : pengetahuan ilmiah yang sesuai, perlengkapan dan alat)
2.      Administrasi :prosedur administrasi, misalnya dokumen perjalanan, uang tunai, dan keperluan pribadi lainnya.
3.      Konsultasi :peran masing-masingpetugas yang turun kelapangan, tentukan langkah-langkah yang harus dilakukan.
Langkah 2.Menentukan dan memastik adanya wabah
1.      Menentukan apakah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang diharapkan
2.      Pembuktian adanya wabah
Langkah  3. Memastikan Diagnosis
1.      Memastikan bahwa masalah telah benar diadiagnosis dengan bebar, dan sesuai dengan yang dilaporkan
2.      Menyingkirkan kemungkinan kesalahan laboratorium yang menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkan.
Langkah 4.Tentukan dan Identifikasi Kasus  (membuat definisi kasus dan menemukan dan menghitung kasus)
1.                  Informasi klinis tentang penyakit
2.                  Karakteristik tentang orang yang rentan
3.                  Informasi mengenai lokasi atau tempat
4.                  Spesifikasiwaktuselamawabah yang terjadi
Langkah 5.Melakukan Epidemiologi Deskriptif
1.      Gambaran Perjalanan wabah berdasarkan waktu (Kurva epidemic, Perjalanan Wabah, Mencari Periode Pemaparan
2.      Gambaran Kejadian wabah berdasarkan orang
3.      Gambaran Kejadian wabahb erdasarkant empat
Langkah 6.Kembangkan Hipotesis
1.      Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyaki titu:
-              Apa reservoir utama agen penyakitnya?
-              Bagaimana cara penularannya?
-              Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
-              Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
2.      Wawancara dengan beberapa penderita
3.      Mengumpulkan beberapa penderita untuk mencari kesamaan pemaparan.
4.      Kunjungan rumah penderita
5.      Wawancara dengan petugas kesehatan  setempat
6.      Epidemiologi diskriptif
Langkah 7.Menilai Hipotesis
1.      Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau
2.      Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan menyelidiki peran kebetulan.
Langkah 8.Memperbaiki Hipotesis dan Mengadakan Penelitian Tambahan
1.      Penelitian Epidemiologi
        Epidemiologi analitik
2.      Penelitian Laboratorium dan Lingkungan
        Pemeriksaan serum
        Pemeriksaan tempat pembuangan tinja
Langkah 9.Melaksanakan Pengendalian dan Pencegahan
1.      Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin
2.      Upaya penanggulangan  biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui
3.      Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada matarantai yang terlemah dalam penularan penyakit.
4.      Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.
Langkah 10.Menyampaikan Hasil Penyelidikan
Langkah 11.Menindakanjuti Rekomendasi
Langkah Penanggulangan :
1.      Penetapan populasi rentan thd KLB berdasarkan waktu, tempat pada kelompk masyarakat
2.      Langkah-langkah penetapan populasi rentan :
Memperkirakan adanya populasi rentan KLB berdasar informasi dan data serta mempelajari gambaran klinis (gejala,cara penularan,carapeng obatan) dangambaranepid (sumber & cara penularan, kelompok masyarakat yang sering terserang, jumlah kasus,kematian, fakto rlingkungan, budaya yang berpengaruh terhadap KLB)
3.      Pengumpulan data (laporanrutin, data penyelidikanepidemiliogi, laporanrutin data kesakitan & kematian dr puskesmas/RS yang teratur & lengkap, data lab yang memberikan informasi penyebab penyakit, data faktorrisiko
4.      Pengolahan dan penyajian data (tabel, grafik, peta)
5.      Analisis dan interpretasi
6.      Deseminasi informasi
Selain yang dsebut diatas juga yang perlu diperhatikan dalam penanggulangan KLB adalah sebagai berikut:
·         Melakukan upaya pencegahan melalui perbaikan factor risiko yang menyebabkan timbulnya kerentanan dalm suatu populasi
·         Upaya penanggulangan ditujukan pada:Kuman penyakit dari sumber penularan
·         Memutus mata rantai penularan
·         Memperkuat sistem pelayanan kesehatan
·         Memantapkan pelaksanaan system kewaspadaan dini KLB penyakit
·         Memantapkan keadaan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadi KLB
·         Penyelidikan dan penanggulangan pada saat terjadi KLB

5.                  PertolonganPenderita
Pneumonia berat: dirawat di rumahsakit, diberikanantibiotikmelaluijalurinfus , di berioksigendansebagainya.
Pneumonia: diberi obat antibiotic melaui mulut. Pilihan obatnya Kotrimoksasol, jika terja dialergi / tidakcocok dapat diberikan Amoksilin, Penisilin, Ampisilin.
Bukan pneumonia:tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotic selama 10 hari.

6.                  AngkaAmbang Batas dapat di katakan KLB
Ambangbatas agar dapat di katakana Kejadian Luar Biasa yaitu dengan jumlah 1.700 penderita dalam satu minggu.

7.                  Target Group
Di Indonesia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA/Pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita.
World Health Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di Negara berkembang, dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan membunuh +/- 4 juta anak balita setiap tahun.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!