Kamis, 10 Mei 2012

KELEBIHAN VOLUME CAIRAN


NANDA
KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
                                                                                                 

Domain 2:  Nutrisi
Kelas 5 :  Hidrasi
Defenisi : Peningkatan retensi cairan isotonic

Batasan Karakteristik :
·         Perubahan suara napas
·         Perubahan elektrolit
·         Anasarka
·         Ansietas
·         Azotemia
·         Perubahan tekanan darah
·         Perubahan kesadaran
·         Perubahan pola napas
·         Penurunan Hematokrit
·         Penurunan Hb
·         Dispnea
·         Edema
·         Peningkatan tekanan vena sentral
·         Intake melebihi output
·         Distensi vena jugularis
·         Oliguri
·         Ortopnea
·         Efusi pleura
·         Reflek hepatojugular (+)
·         Perubahan tekanan arteri pulmonal
·         Kongesti pulmonal
·         Gelisah
·         Bunyi jantung S3
·         Penambahan berat badan dalam waktu singkat

Faktor  yang berhubungan :
·         Mekanisme pangatuaran regulator
·         Kelebihan intake cairan
·         Kelebihan intake sodium

Hasil yang diharapkan (NOC)
·         Keseimbangan elektrolit dan asam basa
·         Keseimbangan cairan
·         Hidrasi

















NOC-NANDA
KELEBIHAN VOLUME CAIRAN

Keseimbangn elektrolit dan asam basa
Defenisi : Keseimbangan elektrolt dan non elektrolit dalam intraseluler dan ekstraseluler tubuh

Elektrolit dan Asam Basa

Sangat besar
1
Besar

2
Sedang

3
Kecil

4
Tidak ada
5
Indikator
060001      Denyut jantung : DBH*
060002      Irama jantung : DBH
060003      Pernapasan : DBH
060004      Irama napas : DBH
060005      Sodium serum
060006      Pottasium serum
060007      Klorida serum
060008      Kalsium serum
060009      Magnesium serum
0600010    pH serum : DBN*
0600011    Albumin serum : DBN
0600012     Kreatinin serum : DBN
0600013    Bikarbonat serum :DBN
0600014    BUN* : DBN
0600015    pH Urine DBN
0600016    Status kesadaran
0600017    Orientasi kognitif
0600018    Kekuatan otot
0600019    Tidak ada iritasi pada neuromuskuler
0600020    Luka di Ekstremitas tidak tampak
0600021    Lainnya _____________________


1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1


2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2


3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3


4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4


5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

DBN : Dalam Batas Normal
DBH : Dalam Batas yang Diharapkan
BUN : Blood Urea Nitrogen





























Keseimbangan Cairan
Defenisi : Keseimbangan cairan intraseluler dan ekstraseluler dalam tubuh

Hidrasi

Sangat besar
1
Besar

2
Sedang

3
Kecil

4
Tidak ada
5
Indikator
060101     Tekanan darah : DBH
060102     Tekanan erteri rata-rata : DBN
060103     Tekanan vena sentral : DBH
060104     Tekanan hambatan pulmonal : DBH
060105     Palpasi nadi perifer
060106     Hipotensi Ortostatik (-)
060107     Kesimbangan intake & output (24jam)
060108     Perubahan suara napas (-)
060109     Kestabilan berat badan
0601010   Asites (-)
0601011   Distensi vena leher (-)
0601012    Edema Perifer (-)
0601013   Mata Cekung (-)
0601014   Kebingungan (-)
0601015   Rasa haus abnormal (-)
0601016   Hidrasi kulit
0601017   Kelembaban mukosa kulit
0601018   Elektrolit serum : DBN
0601019   Hematokrit : DBN
0601020   Berat jenis Urin DBN
0601021   Lainnya _____________________

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
DBN : Dalam Batas Normal
DBH : Dalam Batas yang Diharapkan






Hidrasi
Defenisi : Jumlah air dalam intraseluler dan ekstraseluler dalam tubuh

Hidrasi

Sangat besar
1
Besar

2
Sedang

3
Kecil

4
Tidak ada
5
Indikator
060201     Hidrasi kulit
060202     Kelembaban membran mukosa
060203     Oedem peripheral (-)
060204     Asites (-)
060205     Haus yang abormal (-)
060206     Perubahan suara napas (-)
060207     Napas pendek (-)
060208     Mata cekung (-)
060209     Demam (-)
0602010   Keringat
0602011   Pengeluaran urin : DBN
0602012    Tekanan darah : DBN
0602013   Hematokrit : DBN
0602014   Lainnya ______________________


1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1



2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2



3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3



4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4



5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

DBN : Dalam Batas Normal












NIC-NANDA
KELEBIHAN VOLUME CAIRAN

1.        Manajemen Elektrolit
Definisi : Memberikan keseimbangan elektrolit dan mencegah komplikasi akibat serum elektrolit abnormal atau yang tidak dibutuhkan.

Aktivitas:
·      Monitor serum elektrolit abnormal
·      Monitor manifestasi imbalance cairan
·      Pertahankan kepatenan akses IV
·      Berikan cairan sesuai kebutuhan
·      Catat intake dan output secara akurat
·      Berikan cairan intravena yang berisi elektrolit dengan aliran yang konstan
·      Berikan suplemen elektrolit (oral, NG, IV) sesuai anjuran
·      Konsultasikan dengan dokter tentang medikasi elektrolit ( spiranolactone,)
·      Ambil spesimen untuk analisis labor (AGD, urin, serum)
·      Monitor hilangnya cairan yang kaya elektrolit (NGT suction drainase, illeosomi, diare, drainase luka, diaforesis)
·      Irigasi NGT dengan normal saline
·      Minimalkan konsumsi oral
·      Berikan diet yang tepat untuk mengatasi imbalance cairan
·      Ajarkan pasien/ keluarga tentang modifikasi diet
·      Berikan lingkungan yang aman pada pasien dengan manifestasi neurologis dan atau neuromuskular
·      Berikan orientasi
·      Ajarkan pasien dan keluarga tentang tipe, penyebab, dan perawatan imbalance cairan.
·      Konsultasikan dengan dokter tanda dan gejala imbalance cairan
·      Monitor respon cairan untuk pemberian terapi elektrolit
·      Monitor efek samping pemberian suplemen elektrolit (iritasi gastrointestinal)
·      Monitor secara ketat serum K pada pasien dengan obat digitalis dan diuretik
·      Monitor cardiac
·      Rawat ritme cardiac yang tidak teratur
·      Persiapkan pasien untuk dialisis (kateter)

2.     Manajemen Elektrolit : Hiperkalsemia
Definisi : Pemberian keseimbangan kalsium dan mencegah komplikasi akibat meningkatnya kadar kalsium

Aktivitas      :
·      Monitor intake dan output
·      Monitor fungsi renal (BUN dan Cr)
·      Monitor toksisitas digitalis (denyut jantung, ritme sebelum pemberian dosis dan efek sampingnya)
·      Monitor elektrolit imbalance yang berhubungan dengan hiperkalsemia (hipo-hiperfosfat, asidosis hiperklorin, hipokalemia)
·      Monitor serum kalsium
·      Kelola medikasi untuk mengurangi serum kalsium (fosfat, sodium bikarbonat, glukokortikoid)
·      Kelola medikasi untuk memberikan eksresi kalsium renal (hidrasi cairan IV dengan normasl saline dan diuretik)
·      Monitor overload cairan akibat terapi hidrasi (BB, output urin, didtensi vena jugular, suara paru, tekanan atrial kanan)
·      Hindari konsumsi vitamin D
·      Kurangi intake kalsium (produk susu, seafood, kacang, brokoli, bayam, dan suplemen)
·      Hindari medikasi yang mencegah eksresi kalsium renal (litium karbonat dan thiazide diuretic)
·      Monitor indikasi terbentuknya batu kasium (nyeri intermitten, mual, muntah, dan hematuri)
·      Beri diet kaya buah (berry, prem) untuk meningkatkan keasaman urin dan mengurangi resiko pembentukan batu kalsium.
·      Monitor manifestasi CNS dari hiperkalsemia (kelemahan, malaise, lumpuh, nyeri otot, hipotoni, penurunan refleks tendon)
·      Monitor manifestasi GI dari hiperkalsemia (anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, konstipasi)
·      Monitor manifestasi kardiovaskuler dari hiperkalsemia (pemendekan ST-segment, QT interval, pemanjangan PR interval, gelombang T, sinus bradikadi, hipertensi, henti jantung)
·      Monitor penyebab meningkatnya kalsium level (indikasi dehidrasi dan gagal ginjal)
·      Monitor pasien dengan resiko peningkatan kalsium akibat resorpsi tulang (spinal cold injury, tumor dan transplantasi ginjal)
·      Berikan Indocin, Calcitonin, atau Mithracin
·      Lakukan mobilisasi untuk mencegah resorpsi tulang
·      Instruksikan pasien dan keluarga untuk menghindari medikasi hiperkalsemia (antasid tertentu)
·      Monitor terjadinya hipokalsemia akibat perawatan hiperkalsium
·      Monitor pengobatan hiperkalsemia 1-3 hari setelah penghentian terapi
·      Ambil spesimen untuk analisis labor

3.     Manajemen lektrolit : Hiperkalemia
Definisi : Pemberian K balance dan mencegah komplikasi akibat tingginya serum K

Aktivitas      :
§  Ambil spesimen untuk analisis labor terhadap kadar K dan imbalance elektrolit (AGD, urin, serum)
§  Monitor penyebab meningkatnya serum K ( gagal ginjal, intake berlebih, dan asidosis)
§  Monitor perubahan nilai labor seperti oksigenasi, keseimbangan asam basa
§  Berikan medikasi untuk meningkatkan masukan K ke dalam sel (50% dekstrosa dan insulin, sodium bikarbonat, kalsium klorida, dan kalsium glukonat)
§  Hindari medikasi K (spironolactone/ aldactone dan triamterenel/dyrenium)
§  Pertahankan restriksi K
§  Monitor tidak adekuatnya oksigenasi jaringan (pallor, sianosi, dan kapiler refill)
§  Pertahankan kepatenan akses IV
§  Monitor fungsi renal (BUN dan Cr)
§  Berikan pengobatan diuretik
§  Monitor status cairan, meliputi intake dan output
§  Pasang kateter urin, jika memungkinkan
§  Monitor overload cairan akibat gagal ginjal
§  Berikan makanan rendah K
§  Anjurkan pasien menggunakan garam pengganti
§  Monitor K setelah diuresis
§  Persiapkan pasien untuk dialysis
§  Monitor respon hemodinamik pasien untuk dialysis
§  Monitor asupan cairan dialisat peritoneal
§  Monitor manifestasi hiperkalemia pada neurologikal (lemah otot, sensasi berkurang, hiporefleksi, dan lumpuh)
§  Monitor manifestasi hiperkalemia pada cardiac (mengurangi cardiac output, gelombang T, fibrilasi, asistol)
§  Anjurkan pasien dan keluarga dalam merawat hiperkalemia
§  Monitor terjadinya hipokalemia
§  Monitor hiperkalemia yang berhubungan dengan reaksi darah
§  Antisipasi penggunaan kejut jantung

2.           Manajemen Elektrolit : Hipernatremia
Definisi : Meningkatkan keseimbangan sodium dan mencegah komplikasi akibat tingginya kadar sodium serum

Aktivitas :
§ Dapatkan hasil analisis spesimen yang menunjukkan level sodium
§ Monitor tanda-tanda dehidrasi
§ Monitor kehilangan cairan yang tidak disadari
§ Monitor ttv
§ Monitor berat badan tiap hari
§ Sediakan ukuran yang nyaman untuk mengurangi rasa haus
§ Kaji kepatenan IV
§ Monitor fungsi renal
§ Monitor intake dan output
§ Berikan resep diuretik yang berkaitan dengan cairan hipertonic untuk hipernatremi
§ Monitor efek samping hasil dari kecepatan atau over koreksi dari hipernatremia
§ Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP,PCWP
§ Sediakan oral hygiene
§ Tingkatkan integritas kulit
§ Batasi pemakaian natrium
§ Instruksikan pasien untuk menggunakan pengganti garam

3.     Manajemen Elektrolit : Hipokalsemia
Definisi : Meningkatkan keseimbangan kalsium dan mencegah komplikasi akibat rendahnya kadar kalsium serum.

Aktifitas
§  Pantau kadar kalsium serum (misal ; ion kalsium)
§  Pantau kadar kalsium serum pada pasien yang baru mendapat transfusi darah dalam jumlah besar
§  Monitor ketidakseimbangan elektrolit yang berhubungan dengan hipokalsemia (misal ; hiperphospatemia, hipomagnesemia, alkalosis)
§  Pantau penurunan kadar ion kalsium (misal ; hemodilusi, diare kronik, pankreatitis, dll)
§  Pantau kehilangan kalsium berkelanjutan (misal ; disfungsi tubular ginjal, eksudasi saat luka bakar, infeksi)
§  Pantau status cairan termasuk intake dan output
§  Pantau fungsi ginjal (misal ; BUN dan kadar Cr)
§  Maintain akses IV pasien
§  Berikan garam kalsium sesuai resep yang diberikan (misal ; kalsium karbonate, kalsium klorida, kalsium glukonate)
§  Pantau efek samping pemberian ion kalsium IV (misal ; kalsium klorida) seperti : tromboplebitis, kerusakan jaringan lunak disertai ekstravasi, trombus.
§  Hindari pemberian obat-obatan yang menyebabkan penurunan ion kalsium (misal ; bicarbonat dan sitrat)
§  Hindari pemberian garam kalsium dengan bikarbonat
§  Dorong intake kalsium (misal ; seafood, kacang, brokoli, bayam, suplemen)
§  Tingkatkan intake vitamin D
§  Pantau manifestasi neuromuskular akibat kondisi hipokalsemia (misal ; tetani, kram,spasme)
§  Pantau spasme laring akut
§  Pantau ekstraserbasi tetani akibat hiperventilasi atau tekanan nervus eferen
§  Pantau Mnifestasi CNS akibat hipokalsemia (misal ; gangguan personalitas, ansietas, irritabilitas, depresi, psikosis)
§  Pantau manifestasi kardiovaskular dari keadaan hipokalsemia (misal ; penurunan kontraktilitas, penurunan kardiak output, hipotensi, perpanjangan ST segmen, perpanjangan interval QT)
§  Pantau manifestasi pada GI akibat hipokalsemia (misal ; nausea, muntah, konstipasi, nyeri abdomen, spasme otot)
§  Pantau manifestasi integumen akibat hipokalsemia (misal ; aksema, alopesia, hiperpigmentasi)
§  Kaji tingkat nyeri
§  Pantau kejadian hiperkalsemia
§  Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana mengatasi hipokalemia




1.     Manajemen Elektrolit : Hipokalemia
Definisi : Meningkatkan keseimbangan potasium dan mencegah komplikasi akibat rendahnya kadar potasium serum.

Aktifitas:
§  Mengambil spesimen untuk analisis kadar potasium dan  ketidakseimbangan elektrolit (misal ; ABG, urin, kadar serum)
§  Pantau nilai labor yang berhubungan dengan hipokalemia (peningkatan glukosa, alkalosis metabolik, penurunan osmolalitas urin, kadar potasium urin, hipokloremia dan hipokalsemia)
§  Pantau pergeseran cairan intraselular yang menyebabkan penurunan kadar potasium serum, (misal ; alkalosis metabolik, konsumsi kaarbohidrat, pemberian insulin)
§  Pantau fungsi ginjal yang menyebabkan penurunan kadar potasium (misal ;  diuretik, diuresis, alkalosis metabolik, nefritis)
§  Pantau gastrointestinal yang menyebabkan penurunan kadar potasium (misal ; diare, fistula, muntah, pemasangan suction NG)
§  Pantau kelemahan yang menyebabkan penurunan kadar potasium (misal ; pemberian cairan hipotonik, peningkatan retensi air)
§  Berikan suplemen potasium sesuai resep yang diberikan
§  Pertimbangkan suplemen potasium yang sesuai saat persiapan (misal ; klorida untuk hipokloremia; glukonate; asetat; sitrat; bikarbonat, menurunkan kadar klorida dan menurunkan kadar potasium; sugar free, untuk peningkatan ektraselular atau non sugar free untuk peningkatan intraselular)
§  Pantau fungsi ginjal, EKG dan serum potasium saat penggantian
§  Cegah iritasi akibat suplemen potasium (misal ; pemberian PO atau suplemen potasiun NG pada saat atau setelah makan untuk mengurangi resiko iritasi GI, pemberian suplemen potasium IV secara perlahan)
§  Berikan potassium-sparing diuretic (misal ; spironolacteone / alnactone, atau triamterene / cyrenium)
§  Pantau keracunan digitalis (misal ; laporkan kadar serum diatas batas terapi, pantau denyut jantung sebelum pemberian dosis, pantau efek samping)
§  Hindari pemberian zat alkalin (misal ; sodium bikarbonat IV dan PO atau antasid NG)
§  Pantau manifestasi pada neurologis akibat kondisi hipokalemia (misal ; kelemahan otot, perubahan level kasadaran, mengantuk, apatis, letargi, kebingungan dan depresi)
§  Pantau manifestasi pada jantung akibat kondisi hipokalemia (misal ; hipotensi, pelebaran gelombang T, gelombang U, takikardi, denyut lemah)
§  Pantau manifestasi pada ginjal akibat kondisi hipokalemia (misal ; penurunan osmolalitas urin, nokturia, poliuri, polidipsi)
§  Pantau manifestasi pada GI akibat hipokalemia (misal ; anoreksia, nausea, kram abdomen, konstipasi, distensi, ileus paralitik)
§  Pantau manifestasi pulmonal akibat kondisi hipokalemia (misal ; hipoventilasi dan kelemahan otot respirasi)
§  Posisikan pasien untuk bantuan ventilasi
§  Pantau tanda-tanda kegagalan nafas (misal ; penurunan PaO2, peningkatan PaCO2 dan kelemahan otot pernapasan)
§  Pantau kejadian hiperkalemia
§  Pantau diuresis berlebihan
§  Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana mengatasi hipokalemia
§  Maintain akses IV pasien
§  Pantau status cairan, termasuk intake dan output
§  Berikan makanan yang mengandung potasium tinggi (misal ; zat pengganti garam, buah kering, pisang, sayuran hijau, tomat, sayuran kuning, coklat, dll)

2.     Manajemen Elektrolit : Hiponatremia
Definisi : Meningkatkan keseimbangan sodium dan mencegah komplikasi akibat rendahnya kadar sodium serum.


Aktifitas :
§  Mengambil spesimen labor untuk analisis perubahan kadar sodium serum (misal ; serum dan serum urin, serum dan kadar klorida urin, osmolalitas urin dan berat jenis urin)
§  Pantau ketidakseimbangan elektrolit yang berhubungan dengan hiponatremia (misal ; hipokalemia, asidosis metabolik, hipoglikemia)
§  Pantau kehilangan sodium ginjal (oliguria)
§  Pantau fungsi ginjal (misal ; BUN dan kadar Cr)
§  Pantau intake dan output
§  Pantau BB
§  Pantau indikasi kelebihan / kekurangan cairan (misal ; krakels, elevasi CVP, edema, distensi vena leher, asites)
§  Pantau status hemodinamik, termasuk : CVP, MAP, PAP, PCWP)
§  Berikan normal salin jika terjadi hipovolemia
§  Berikan cairan hipertonik (3-5%) 3 ml/kgBB/jam
§  Hindari pemberian cairan IV hipotonik
§  Berikan diuretik jika diindikasikan (misal ; thiazid, furosemid, dll)
§  Jelaskan kepada pasien tentang pemberian diuretik
§  Cegah perubahan cepat dari hiponatrimia (serum Na lebih dari 125 mEq/L dan kipokalemia)
§  Batasi aktivitas pasien
§  Pertahankan pembatasan pemberian cairan
§  Pantau manifestasi neurologis dan neuromuskular dari keadaan hiponatremia (misal ; letargi, peningkatan ICP, kebingungan, sakit kepala, koma, fatique, tremor, kelemahan otot, hiperrefleksi)
§  Pencegahan kejang
§  Pantau manifestasi kardiovaskular dari keadaan hiponatremia (misal ; tekanan darah, kondisi kulit, hipo/hipervolemia)
§  Pantau manifestasi gastrointestinal akibat keadaan hiponatremia (misal ; anoreksia, nausea, muntah, kram abdomen, diare)
§  Berikan makanan / cairan tinggi sodium
§  Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana mengatasi keadaan hiponatremia

3.     Monitoring Elektrolit
Definisi : Mengumpulkan dan menganalisa data pasien untuk mengatur keseimbangan elektrolit
Aktifitas:
  • Monitor jumlah serum elektrolit
  • Monitor albumin serum dan total jumlah protein sebagai indikasi
  • Monitor untuk keseimbangan asam dan basa perorangan
  • Identifikasi kemungkinan penyebab dari keseimbangan elektrolit
  • Kenali dan laporkan keadaan keseimbangan elektrolit
  • Monitor kehilangan cairan dan asosiasikan kehilangan elektolit sebagai indikasi.
  • Monitor untuk manifestasi neurology dari keseimbangan elektrolit
  • Monitor kecukupan ventilasi.
  • Monitor kadar osmolaritas serum dan urin
  • Monitor perencanaan EKG, untuk perubahan yang berhubungan dengan keabnormalan kadar K,Ca,dan Mg
  • Catat perubahan di bagian perineal, seperti kekakuan dan tremor
  • Catat keanehan pada tulang
  • Monitor nausea,muntah,dan diarrhea
  • Identifikasi pengobatan yang dapat mengubah status elektrolit, seperti GI suction, diuretic, antihipertensi, dan block channel kalsium
  • Monitor untuk mendasari penyakit medis yang dapat mengubah keseimbangan elektrolit
  • Monitor untuk tanda dan gejala dari hipokalemia
  • Monitor untuk tanda dan gejala dari hiperkalemia.
  • Monitor untuk tanda dan gejala hiponatremia
  • Monitor untuk tanda dan gejala hipernatremia
  • Monitor untuk tanda dan gejala hipocalcemia.
  • Monitor untuk tanda dan gejala hipercalcemia
  • Monitor untuk tanda dan gejala hipomagnesemia
  • Monitor untuk tanda dan gejala hipermagnesemia
  • Monitor untuk tanda dan gejala hipoposfatemia
  • Monitor untuk tanda dan gejala hiperposfatemia
  • Monitor untuk tanda dan gejala hipocloremia
  • Monitor untuk tanda dan gejala hipercloremia
  • Atur resep suplemen elektrolit yang layak
  • Lengkapi diet yang layak untuk keseimbangan elektrolit pasien
  • Ajarkan pasien cara untuk mencegah atau meminimalkan keseimbangan elektrolit
  • Instruksikan pasien atau keluarga terhadap modifikasi diet yang spesifik.
  • Konsultasikan ke dokter tanda dan gejala dari kehilangan keseimbangan cairan dan elektrolit

4.     Manajemen cairan / elektrolit
Definisi : Regulasi dan mencegah komplikasi akibat kekurangan cairan/ elektrolit

Aktivitas:
§  Monitor keabnormalan level untuk serum
§  Dapatkan specimen lab untuk memonitor level cairan/ elektrolit ( seperti Ht, BUN,sodium, protein, potassium )
§  Timbang berat badan tiap hari
§  Beri cairan
§  Promosikan intake oral
§  Beri terapi nasogastrik untuk menggantikan output
§  Beri serat pada selang makan pasien untuk mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit selama diare
§  Kurangi konsumsi es / jumlah intake oral pasien yang terpasang NGT
§  Irigasi selang NGT dengan normal salin
§  Pasang infuse IV
§  Monitor hasil lab yang relevan dengan retensi cairan
§  Monitoring status hemodinamik, termasuk MAP, PAP,PCWP
§  Pertahankan keakuratan catatan intake dan output
§  Monitor tanda dan gejala retensi cairan
§  Monitor tanda- tanda vital
§  Restribusi cairan
§  Perbaikan dehidrasi postoperative
§  Pertahankan cairan IV yang mengandung elektrolit pada frekuensi tetes yang konstan
§  Monitor respon pasien  untuk memberikan terpi elektrolit
§  Monitor manifestasi dari kekurangan keseimbangan elektrolit
§  Beri diet yang dianjurkan untuk ketidakseimbangan cairan atau elektrolit yang spesifik ( seperti sodium menurun )
§  Monitor efek samping suplemen elektrolit ( seperti iritasi gastrointestinal )
§  Kaji sclera,kulit untuk mencari indikasi kekurangan keseimbangan cairan dan elektrolit
§  Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala kekurangan keseimbangan cairan dan elektrolit makin parah
§  Beri suplemen elektrolit
§  Promosikan tentang citra tubuh dan harga diri
§  Monitor kehilangan cairan ( seperti; pendarahan, muntah, takipneu )
§  Siapkan pasien untuk dralisa
§  Lakukan perkontrolan kehilangan cairan
§  Beri tindakan untuk mengurangi BAB
§  Lakukan manajemen hipoglikemia


5.           Manajemen cairan
Definisi : Mengatur keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat jumlah  cairan abnormal

Aktivitas :
§  Timbang BB tiap hari
§  Hitung haluran
§  Pertahankan intake yang akurat
§  Pasang kateter urin
§  Monitor status hidrasi (seperti :kelebapan mukosa membrane, nadi)
§  Monitor status hemodinamik termasuk CVP,MAP, PAP
§  Monitor hasil lab. terkait retensi cairan (peningkatan BUN, Ht ↓)
§  Monitor TTV
§  Monitor adanya indikasi retensi/overload cairan (seperti :edem, asites, distensi vena leher)
§  Monitor perubahan BB klien sebelum dan sesudah dialisa
§  Monitor status nutrisi
§  Monitor respon pasien untuk meresepkan terapi elektrolit
§  Kaji lokasi dan luas edem
§  Anjurkan klien untuk intake oral
§  Distribusikan cairan > 24 jam
§  Tawarkan snack (seperti : jus buah)
§  Konsultasi dengan dokter, jika gejala dan tanda kehilangan cairan makin buruk
§  Kaji ketersediaan produk darah untuk trsanfusi
§  Persiapkan untuk administrasi produk darah
§  Berikan terapi IV
§  Berikan cairan
§  Berikan diuretic
§  Berikan cairan IV
§  Nasogastrik untuk mengganti kehilangan cairan
§  Produk darah

6.           Monitoring cairan
Definisi : pengumpulan dan analisa data untuk mengatur keseimbangan cairan

Aktivitas :
§  Kaji tentang riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan pola eliminasi
§  Kaji kemungkinan factor resiko terjadinya imbalan cairan (seperti : hipertermia, gagal jantung, diaforesis, diare, muntah, infeksi, disfungsi hati)
§  Monitor BB, intake dan output
§  Monitor nilai elektrolit urin dan serum
§  Monitor osmolalitas urin dan serum
§  Monitor denyut jantung, status respirasi
§  Monitor TD ortostatik dan perubahan ritme jantung
§  Monitor parameter hemodinamik invasive
§  Monitor membrane mukosa, turgor dan rasa haus
§  Monitor warna dan kuantitas urin
§  Monitor distensi vena leher , edem perifer dan pengingkatan BB
§  Monitor tanda dan gejala asites
§  Pertahankan keakuratan catatan intake dan output
§  Catat adannya vertigo
§  Beri agen farmakoligis untuk meningkatkan output urin
§  Lakukan dialisa, catat respon klien
§  Beri cairan
§  Batasi intake cairan pertahankan aliran IV

7.           Terapi intravena
Definisi:  Mengurus dan memonitor cairan intravena dan pengobatan

Aktivitas   :
·         Periksa tipe, jumlah, expire date, karakter dari cairan dan kerusakan botol
·         Tentukan dan persiapkan pompa infuse IV
·         Hubungkan  botol dengan selang yang tepat
·         Atur cairan IV sesuai suhu ruangan
·         Kenali apakah pasien sedang penjalani pengobatan lain yang bertentangan dengan pengobatan ini
·         Atur pemberian IV, sesuai resep, dan pantau hasilnya
·         Pantau jumlah tetes IV dan tempat infus intravena
·         Pantau terjadinya kelebihan cairan dan reaksi yang timbul
·         Pantau kepatenan IV sebelum pemberian medikasi intravena
·         Ganti kanula IV, apparatus, dan infusate setiap 48 jam, tergantung pada protocol
·         Perhatikan adanya kemacetan aliran
·         Periksa IV secara teratur
·         Pantau tanda-tanda vital
·         Batas kalium intravena adalah 20 meq per jam atau 200 meq per 24 jam
·         Catat intake dan output
·         Pantau tanda dan gejala yang berhubungan dengan infusion phlebitis dan infeksi lokal

8.              Pencehahan Shock
Defenisi: mendeteksi dan mengobati pasien dengan resiko syok

Aktivitas:
  • Monitor status sirkulasi: BP, warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR dan ritme, nadi perifer dan kapiler refil.
  • Monitor tanda inadekuat oksegenasi jaringan.
  • Monitor ketakutan yang meningkatkan ansietas dan mengubah status mental.
  • Monitor suhu dan pernapasan.
  • Monitor input dan output.
  • Pantau nilai labor: khususnya Hb, Ht, faktor pembekuan, ABG dan elektrolit.
  • Monitor parameter hemodinamik invansif yang sesuai.
  • Catat adanya luka lebem, ptekie, dan keadaan membran mukosa.
  • Catat warna, jumlah dan frekuensi BAB, muntah dan drainase nasogastrik.
  • Lakukan tes uri untuk mengkaji darah, glukosa dan protein yang tepat.
  • Pantau nyeri dan lingkaran abdomen
  • Monitor tanda dan gejala asites.
  • Monitor kompensasi awal respon kehilangan cairan: peningkatan HR, penurunan BP, hipotensi ortostatik, penurunan haluaran urin, penyempitan tekanan nadi, penurunan kapiler refil, ketakutan, kulit dingin dan pucat, daforesis.
  • Monitor tanda awal syok jantung: penurunan CO haluaran urin, peningkatan SVR dan PCWP, wheezing paru, S3 & S4 bunyi jantung, dan takikardi.
  • Monitor tanda awal syok septik: kulit panas,merah, kering, peningkatan CO dan suhu, dan penurunan SVR dan PAP.
  • Monitor tanda awal reaksi alergi: whezing, serak, dada sesak, dipsnea, keagatalan, bintik – bintik merah dan angioedema, gangguan GI, ansietas dan gelisah.
  • Monitor sumber yang mungkin untuk kehilangan cairan: chest tube, luka dan drainase nasogastrik; diare, muntah dan peningkatan lingkar abdomen dan ekstremitas.
  • Tempatkan pasien pada posisi supine, kaki elevasi untuk peningkatan preload, dengan tepat.
  • Lihat dan pelihara kepatenan jalan napas.
  • Berikan agen antiaritmik, yang sesuai.
  • Berikan cairan pengganti IV sambil memonitor tekana cardiac loading,CO dan haluaran urin, yang sesuai.
  • Berikan cairan IV dan atau oral yang tepat.
  • Berikan PRC dan atau plasma yang sesuai.
  • Berikan diuretik yang tepat.
  • Berikan vasodilator yang tepat.
  • Beri inisiatif awal untuk agen mikroba dan monitor keefektifannya dengan tepat.
  • Masukan dan pelihara pembuluh yang lebar pada IV.
  • Berikan oksigen dan atau ventilasi mekanik dengan tepat.
  • Berikan agen anti inflamasi dan atau bronkodilator.
  • Berikan epinefrin SC, IV, dan endotrakeal yang tepat.
  • Ajarkan pasien tentang alergen dan bagaiman untuk menggunakan peralatan anafilaksis dengan tepat.
  • Tunjukan iji kulit untuk mencari agen penyebab anafilaksis dan atau reksi alergi dengan tepat.
  • Anjurkan pasien dengan reaksi alergi untuk mengikuti terapi penurunan sensitifitas.
  • Ajarkan pasien dan keluarga tentang faktor yang dapat menimbulkan syok.
  • Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda / gejala datangnya syok.
  • Ajarkan pasien dan keluarga tertang langkah untuk mengatasi gejala syok.

9.           Pengaturan suhu
Defenisi : mencapai dan/atau mempertahanka suhu tubuh dalam batas normal

Aktivitas:
  • Monitor temperatur tiap 2 hari
  • Monitr temperatur BBL hingga stabil
  • Selalu sediakan alat untuk memonitr suhu inti
  • Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
  • Monitor warna kulit dan temperatur
  • Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipotermia dan hipertermia
  • Pantau asupan nutrisi dan cairan yang adekuat
  • Bedung BBl langsung estela lahir untuk mencegah kehilangna panas
  • Jaga kehangatan suhu tubuh BBL
  • Pakaikan stockinette cap untuk emncegah kehilangan panas BBL
  • Ajarkan pasien cara ntuk mencegah kelebihan dan strok panas
  • Tempatkan BBL dalam ruangan isolasi atau dibawah penghangat bila perlu
  • Diskusikan pentingnya termoregulasi dan kemungkinan efek negatif dari dingin yang berlebihan
  • Ajarkan pasien, terutama pasien lansia, cara mencegah hypotermi jira terexpose udara ddingin
  • Ajarkan indikasi dari keletihan  dan penatalaksanaan emergency yang tepat
  • Ajarkan indikasi dari hypotermia dan penatalaksanaan emergency yang tepat
  • Guakan matras panas dan kantong hangat untuk mengatur perubahan suhu tubuh
  • Atur temperatur lingkungan sesuai kebutuhan pasien
  • Beri obat yang tepat untuk mencegah atu kontrol menggigil
  • Atur pemberian obat anti piretik
  • Gunakan matras dingin dan mandi air hangat untuk mengatur perubahan temperatur.

10.      Monitor tanda-tanda vital
Defenisi: Mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskuler, pernafasan, dan suhu tubuh      untuk menentujan dan mencegah komplikasi

Aktivitas:
·         Mengukur tekanan darah, denyut nadi, temperature, dan status pernafasan, jika diperlukan
·         Mencatat gejala dan turun naiknya tekanan darah
·         Mebgukur tekanan darah ketika pasien berbaring, duduk, dan berdiri, jika diperlukan
·         Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan dan bandingkan, jika diperlukan
·         Mengukur tekanan darah, nadi, dan pernafasan sebelum, selama, dan setelah beraktivitas, jika diperlukan
·         Mempertahankan suhu alat pengukur, jika diperlukan
·         Memantau dan mencatat tnda-tanda dan syimptom hypothermia dan hyperthermia
·         Memantau timbulnya dan mutu nadi
·         Dapatkan nadi apical dan radial scara stimultan dan catat perbedaannya, jika diperlukan
·         Mengukur pulsus paradoxus
·         Mengukur pulsus alternans
·         Memantau naik turunnya tekanan nadi
·         Memnatau tingkatan irama cardiac
·         Memantau suara jantung
·         Memantau tingkat dan irama pernafasan (e.g. kedalaman dan kesimetrisan)
·         Memantau suara paru
·         Mengukur oximetry nadi
·         Memantau pola pernafasan yang abnormal (e.g. Cheyne-Stokes, Kussmaul, Biot, apnea, ataxic, dan bernafas panjang)
·         Mengukur warna kulit, temperature, dan kelembaban
·         Memantau sianosis pusat dan perifer
·         Memantau sisi kuku
·         Memantau timbulnya Cushing triad (e.g. naik turunnya tekanan darah, bradicadya, dan peningkatan tekanan darah systole)
·         Meneliti kemungkinan penyebab perubahan tanda-tanda vital
·         Memeriksa keakuratan alat yang digunakan untuk mendapatkan data pasien secara periodic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!