Sabtu, 08 Januari 2011

PROBLEM RESEARCH (MASALAH PENELITIAN)

 
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
            Masalah penelitian yang baik merupakan langkah awal untuk mendapatkan kesimpulan penelitian yang bermakna. Masalah penelitian dapat dikatakan baik, jika mampu menghasilkan konklusi yang memenuhi kriteria valid, mencerminkan derajat objektif yang tinggi dan menggambarkan kausalitas. Untuk itulah, kami membahas mengenai masalah penelitian (research problem) agar menghasilkan penelitian yang berkualitas. No Problem, No Research
2. Rumusan Masalah
            Makalah ini membahas mengenai:
a.    Apakah itu masalah penelitian?
b.    Bagaimanakah alur berpikir dalam mengidentifikasi masalah penelitian?
c.    Apakah makna atau fungsi masalah penelitian?
d.    Bagaimanakah format masalah penelitian?
3. Tujuan Penulisan
            Tujuan dari penulisan ini adalah:
a.    Mengetahui pengertian dari masalah penelitian
b.    Mengetahui alur berpikir dalam mengidentifikasi masalah penelitian
c.    Mengetahui makna atau fungsi masalah penelitian
d.    Mengetahui format dari masalah penelitian








BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Research Problem

Seperti diketahui bersama bahwa penelitian adalah merupakan bagian dari pemecahan masalah. Lalu apa sebenarnya masalah penelitian itu? Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan. Pengertian serupa juga dikemukakan oleh Danim (2003) yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masalah penelitian keperawatan adalah suatu kesenjangan atau diskongruensi antara kenyataan dan harapan di bidang keperawatan. Seperti dapat dilihat dalam kenyataan sehari-hari, dalam memberikan pelayanan keperawatan/ kebidanan, seorang perawat/ bidan dituntut untuk selalu menerapkan komunikasi yang terapeutik, namun apa yang terjadi? Masih sering kita temukan perawat/ bidan yang belum menerapkan komunikasi teraputik ini. Perawat/ bidan dituntut untuk selalu empati akan penderitaan pasien, kenyataannya belum dapat ber-empati terhadap penderitaan pasien yang dirawatnya.
Notoatmodjo (2002) menyebutkan bahwa pada hakikatnya masalah penelitian kesehatan adalah segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk rintangan dan hambatan atau kesulitan yang muncul pada bidang kesehatan. Jika seorang dosen mau sedikit mencermati, seringkali dosen menemukan banyak sekali kesenjangan antara teori yang diajarkan di kelas dengan kenyataan yang ada di lapangan tempat praktik mahasiswa, baik di rumah sakit, klinik maupun di masyarakat. Bahkan tidak jarang dosen keperawatan/ kebidanan sering mendapatkan pertanyaan dan protes dari mahasiswanya, karena kesenjangan ini.




Syarat masalah dapat diangkat menjadi masalah penelitian adalah (FINER):
1.    Feasible
Tersedia subjek, dana, waktu, alat dan keahlian
2.    Interesting
Menarik bagi peneliti
3.    Novel/Memberi Nilai Baru
-Membantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu
-Melengkapi, mengembangkan hasil penelitian terdahulu
-Menemukan sesuatu yang baru
      4.   Ethical           
            Tidak bertentangan dengan etika
5.   Relevant
      -Bagi ilmu pengetahuan, tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan
      -Sebagai dasar penelitian selanjutnya
Syarat Merumuskan masalah:
1.    Dalam kalimat tanya (interogatif)
2.    Substansinya bersifat khas
3.    Setiap pertanyaan harus menyatakan masalah tunggal atau terpisah
4.    Harus memuat tentang: 5 W 1 H(What, Where, When, Who, Whom, How much)
Cara memperoleh masalah kesehatan untuk dijadikan masalah penelitian:
1.    Studi kepustakaan
2.    Fakta
3.    Pengamatan
4.    Pengalaman pribadi
5.    Pengalaman empiris orang lain
      Sumber masalah penelitian di sekitar kita yang sering dijumpai yaitu:
1.    Kepustakaan
2.    Diskusi, konferensi
3.    Praktek
4.    Pendapat pakar
5.    Fenomena alam
Sebagai perawat, kita sebaiknya mencari masalah dari:
1.    Kontroversi dalam buku ajar, makalah, dan majalah ilmiah
2.    Hasil diskusi pertemuan ilmiah (Seminar, kursus, lokakarya)
3.    Pengalaman praktek sebagai perawat
4.    Pengalaman orang lain (sama atau beda profesi)
5.    Pendapat pakar tertentu yang bersifat spekulatif
6.    Sumber non ilmiah (surat kabar, majalah popular): penyakit aneh di suatu daerah yang menyebabkan banyak orang sakit.
      Langkah-langkah dalam merumuskan masalah penelitian adalah:
1.    Observasi
2.    Situasi problematik
3.    Identifikasi
4.    Analisis
5.    Perumusan masalah
            Cara mengungkapkan masalah peneltian dapat berupa pernyataan yang membutuhkan pembuktian maupun pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Rumusan masalah dalam bentuk pernyataan yang membutuhkan pembuktian disebut hipotesis. Pada umumnya, pertan­yaan ilmiah dimulai dengan bagaimana (how) atau apa (what).
Menurut Suharsimi Arikunto (1992:25), problema ini dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis yaitu problema deskriptif, problema komparatif dan problema korelatif.
1. Problema deskriptif, yaitu problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena. Sehingga lahirlah penelitian deskriptif ( termasuk survey), penelitian historis, dan filosifis.
2. Problema komparatif, yaitu problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih. Disini peneliti berusaha mencari persamaan dan perbedaan fenomena, selanjutnya mencari arti atau manfaat dari persamaan dan perbedaan tersebut.
3. Problema korelatif, yaitu problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena. Problema korelasi ada dua macam, yaitu korelasi sejajar, dan korelasi sebab akibat. Ketiga jenis permasalahan ini biasanya dijadikan dasar peneliti dalam merumuskan judul penelitian.

B.   Alur berfikir dalam mengidentifikasi research problem
Langkah-langkah formulasi masalah penelitian:
1.    Identifikasi area interest (apakah masih luas?)
2.    Persempit area yang luas itu menjadi sub-area yang lebih fokus (diskusi dengan teman)
3.    Pilih sub-area yang diminati (lakukan eliminasi)
4.    Buat pertanyaan penelitian
5.    Formulasikan tujuan umum dan tujuan khusus
6.    Kaji berdasarkan kelayakan
7.    Yakinkan kembali (apakah masih interest)
Contoh:
1.    Area luas: Alkoholisme
2.    Area lebih sempit: profil alkoholik, proses menjadi alkoholik, penyebab alkoholisme, pengaruh alkoholisme pada jantung, persepsi masyarakat tentang alkoholisme.
3.    Pilih: pengaruh alkoholisme pada jantung
4.    Pertanyaan penelitian:
a. Apakah pengaruh alkoholisme pada jantung?
b. Kapan mulai timbul gejala edema pada alkoholisme?
c. Apakah ada hubungan antara lama menjadi alkoholik dengan timbulnya
   edema?
5.    Tujuan umum dan khusus:
a.    Tujuan umum: Mengetahui pengaruh alkoholisme terhadap jantung
b.    Tujuan khusus: Membuktikan adanya pengaruh alkoholisme terhadap terjadinya edema, mendapatkan data mulai timbulnya edema pada alkoholisme, membuktikan hubungan antara lama menjadi alkoholik dengan timbulnya edema.
6.    Lakukan analisis kelayakan penelitian (missal dengan FINER)
7.    Yakinkan kembali (apakah masih interest: dana, waktu, tenaga, konsultan, dsb)

C.  Makna atau Fungsi Masalah Penelitian
Penelitian berawal jika seseorang merasa dihadapkan pada suatu kesulitan atau masalah yang cukup besar atau kuat sehingga dapat membangkitkan dorongan untuk memecahkannya. Kemampuan mengidentifikasi masalah merupakan tahapan yang penting untuk memulai penelitian. Penelitian tidak akan berjalan jika kita tidak dapat mengenali adanya suatu masalah. Oleh karena itu sering para ilmuwan mengungkapkan tidak ada masalah maka tidak ada penelitian, “No Problem, No research” (Leedy). Tahap ini merupakan tahap dan langkah pertama yang penting dan menentukan seluruh pelaksanaan penelitian. Bila masalah penelitian jelas, maka rencana penelitian akan jelas dan ekonomis.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu :
1.    Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
2.    Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
3.    Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4.    Para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
D.  Format Masalah Penelitian
Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan masalah ini dapat ditentukan topik atau judul penelitian. Moh. Nasir (1999:143) memberikan rambu-rambu perumusan masalah sebagai berikut:
-Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
-Rumusan hendaknya jelas dan padat
-Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
-Rumusan masalah harus merupakan dasar  dalam perumusan hipotesis
- Masalah harus menjadi dasar perumusan  judul penelitian.
Masalah penelitian yang akan diangkat menjadi bahan penelitian perlu
ditulis dalam bentuk rumusan masalah. Rumusan masalah mencakup:
1.    Besarnya masalah
2.    Waktu terjadinya masalah
3.    Lokasi masalah
4.    Sasaran yang terkena masalah
Keempat aspek ini penting untuk menunjukkan kekuatan masalah sehingga perlu diteliti. Substansi yang dimaksud dalam rumusan masalah penelitian harus spesifik dan khas, sehingga apabila jumlahnya banyak harus dipisah.

Masalah penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan. Masalah penelitian yang paling umum dipakai adalah dalam bentuk pertanyaan Masalah penelitian yang disajikan dalam bentuk pernyataan dirumuskan dalam format proposisi atau hipotesis.

Berikut ini disajikan beberapa contoh masalah penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan (proposisi)
Bentuk Pertanyaan
                    Bentuk Proposisi
Adakah terdapat hubungan positif antara etos kerja perawat dengan produktifitas kerjanya?
Makin tinggi etos kerja perawat, makin tinggi pula tingkat produktifitasnya o
Apakah tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan pasien berpengaruh positif terhadap intensitas komunikasi dengan perawatnya?
Tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan pasien berpengaruh positif terhadap intensitas komunikasi dengan perawatnya.
Di antara metode ceramah dengan metode diskusi, manakah yang lebih besar efeknya terhadap keaktifan siswa perawat dalam belajar?
Metode diskusi lebih besar efeknya terhadap keaktifan siswa perawat dalam belajar daripada metode ceramah




















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
          Masalah penelitian adalah masalah yang layak untuk diteliti, merupakan masalah yang menimbulkan ketidakpuasan, atau tidak sesuai dengan harapan, sesuatu yang dirasa menyulitkan sehingga perlu diubah, suatu proses yang tidak berjalan baik, kondisi yang perlu ditingkatkan, kesulitan yang harus diatasi atau pertanyaan yang memerlukan jawaban. Cara mengungkapkan masalah peneltian dapat berupa pernyataan yang membutuhkan pembuktian maupun pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan masalah ini dapat ditentukan topik atau judul penelitian.

Saran
          Makalah ini sangat berguna bagi pelaksanaan penelitian bagi mahasiswa. Untuk itu, agar mahasiswa menguasai seluruh metodologi sebuah penelitian, maka sebaiknya mahasiswa sudah mulai melakukan penelitian kecil, yang nantinya bermanfaat bagi penyusunan tugas akhir.











DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan, Penuntun Praktis Bagi Pemula.
Yogyakarta: Mitra Cendikia
Danim, Sudarwan. 2002. Riset Keperawatan, Sejarah dan Metodologi. Jakarta: EGC
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!