Sabtu, 08 Januari 2011

JENIS PELAYANAN KESEHATAN TERKAIT KEBIJAKAN KESEHATAN

Download makalah DISINI atau klik:
http://www.ziddu.com/download/16491248/manajemenkesehatan.doc.html


BAB I
PENDAHULUAN

Adanya tuntutan dari profesi, masyarakat dan semua pihak - yakni agar terciptanya pelayanan kesehatan yang good clinical governance, mengharuskan institusi pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit, dan Lembaga Pelayanan Kesehatan Masyarakat untuk melakukan pembenahan dalam sistem pencatatan, pengolahan dan analisis data medis secara lengkap, akurat, tepat waktu dan terintegrasi dalam pengelolaan data pasien baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, amnesia, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan, medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat, sehingga menghasilkan Sistem Informasi Kesehatan yang terintegrasi dan akurat yang dapat digunakan untuk penyusunan kebijakan, penyusunan program dan penelitian. Jadi, Manajemen Informasi Kesehatan sangat penting karena merupakan administrative, legal, financial, research, and education value.
Home Care dilaksanakan karena adanya keterbatasan dari pemerintah dan masyarakat dalam menyedikan sarana dan rasarana seperti panti. Panti yang kita ketahui untuk lanjut usia adalah Panti Sosial Tresna Werdha. Saat ini menurut data dari Departemen Sosial Cq. Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia jumlah Panti Sosial Tresna Werdha yang
dikelola oleh Pemerintah Pusat/ Daerah dan Masyarakat berjumlah 235 unit dengan jumlah lanjut usia yang mampu idtangani sebanyak 11.397 orang lanjut usia.Dibandingkan dengan jumlah populasi lanjut usia yang terus bertambah umlahnya maka masih banyak jumlah lanjut usia yang terlantar yang belum mampu tertangani melalu pelayanan dalam anti tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN

A.     MANAJEMEN  INFORMASI KESEHATAN
Manajemen informasi kesehatan adalah pengelolaan yang  memfokuskan kegiatannya pada pelayanan kesehatan dan sumber informasi pelayanan kesehatan dengan menjabarkan sifat alami data, struktur dan menerjemahkannya ke berbagai bentuk informasi demi kemajuan kesehatan dan pelayanan kesehatan perorangan, pasien dan masyarakat. 
Penanggung  jawab manajemen informasi kesehatan berkewajiban untuk mengumpulkan, mengintegrasikan dan menganalisis data pelayanan kesehatan primer dan sekunder, mendesiminasi informasi, menata sumber informasi bagi kepentingan penelitian, pendidikan, perencanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terintegrasi.
Agar data di  rekam medis dapat memenuhi permintaan informasi diperlukan standar universal yang meliputi :
a.      Struktur dan isi rekam medis
b.      keseragaman dalam penggunaan simbol, tanda, istilah, singkatan dan ICD
c.       kerahasiaan dan keamanan data.
Rekam medis sangat terkait dengan manajemen  informasi kesehatan karena data-data di rekam medis dapat dipergunakan sebagai :
a.      alat komunikasi  (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter,  dokter gigi dalam memberikan pelayanan medis.
b.      Masukan untuk  menyusun laporan epidemiologi penyakit dan  demografi (data sosial pasien) serta sistem informasi manajemen rumah sakit 
c.       Masukan untuk menghitung biaya pelayanan
d.      Bahan untuk  statistik kesehatan
e.      Sebagai bahan/pendidikan  dan penelitian data. (Sjamsuhidajat, 2006)

B.      EKONOMI KESEHATAN
Ekonomi adalah ilmu untuk membuat pilihan. Sumber daya di alam terbatas, sedang keinginan (wants) manusia tidak terbatas. Demikian juga jumlah dokter, perawat, obat-obatan, tempat tidur untuk perawatan inap, terbatas, sedang permintaan (demand) berbagai sumber daya di sektor kesehatan meningkat. Karena itu sumber daya kesehatan harus digunakan dengan efisien dan berkeadilan (equitable).
Ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi. Tentu saja definisi hanya merepresentasikan sebagian kecil topik yang dipelajari dalam ekonomi kesehatan.
Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena terdapat hubungan antara kesehatan dan ekonomi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan.
Sebagai contoh:
1.      Kesehatan yang buruk seorang menyebabkan biaya bagi orang tersebut karena menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh penghasilan, atau bekerja dengan efektif. Kesehatan yang lebih baik memungkinkan seorang untuk memenuhi hidup yang lebih produktif.
2.      Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi orang lain.

Sebagai contoh:
·         Seorang yang terinfeksi penyakit infeksi dapat menular ke orang lain. Misalnya, AIDS
·         Kepala rumah tangga pencari nafkah yang tidak sehat atau sakit akan menyebabkan penurunan pendapatan keluarga, makanan dan perumahan yang buruk bagi keluarga
·         Anggota keluarga yang harus membantu merawat anggota keluarga yang sakit akan kehilangan waktu untuk mendapatkan penghasilan dari pekerjaan
·         Pekerja yang memiliki kesehatan buruk akan mengalami menurunan produktivitas
·         Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik. Status kesehatan penduduk yang baik meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan per kapita, meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.

NEED, DEMAND, DAN WANT
Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan yang disecara objektif dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan, dan kompetensi dokter.

Demand (permintaan) adalah barang atau pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter, dan juga faktor lain seperti pendapatan dan harga obat. Demand berbeda dengan need dan want.
Wants (keinginan) adalah barang atau pelayanaan yang diinginkan pasien karena dianggap terbaik bagi mereka (misalnya, obat yang bekerja cepat). Wants bisa sama atau berbeda dengan need (kebutuhan)

Pembedaan itu penting karena tujuannya adalah memenuhi semaksimal mungkin kebutuhan orang, dengan cara memperbaiki keputusan dokter, dan mendekatkan keinginan dan permintaan sedekat mungkin dengan kebutuhan, melalui pendidikaan kesehatan, dan sebagainya.

DEMAND DAN SUPPLY
Demand (permintaan) adalah apa yang diminta orang. Penyediaan (supply) adalah apa yang disediakan. Salah satu prinsip ekonomi menyatakan, pada pasar sempurna (perfect market), demand dan supply ditentukan secara independen. Artinya, produsen menentukan supply, konsumen menentukan demand. Harga barang naik atau turun hingga jumlah yang disuplai sama dengan jumlah yang diminta, yaitu tercapainya ekuilbrium.

Prinsip dasar ekonomi lainnya menyatakan, demand akan sama dengan supply pada pasar sempurna. Meskipun demand dan supply hkesehatan dan pelayanan kesehatan tidak mengikuti pasar sempurna, tetapi bebrapa aspek suply da demand tetap berlaku. Demand terhadap pelayanan kesehatan dapat dihitung berdasarkan:
·         Bed occupancy
·         Jumlah kunjungan rawat jalan
·         Jumlah tes diagnostik
·         dan sebagainya

Menurut teori ekonomi, demand ditentukan oleh beberapa faktor: harga (tarif), pendapatan, kesukaan (preferensi), dan barang alternatif.
·         Harga. Makin tinggi harga, makin menurun demand pelayanan kesehatan
·         Pendapatan individu. Makin rendah pendapatan, makin menurun demand pelayanan kesehatan
·         Harga dan ketersediaan komplemen dan substitusi – Harga barang substitusi (penggani) yang menurun akan menurunkan demand suatu barang. Harga barang kompementer (pelengkap) yang menurun akan mmeningkatkan demand suatu barang. (Lubis, 2009)

C.        MANAJEMEN PUSKESMAS

Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Puskesmas mulai dikembangkan sejak dicanangkan PJP I tahun 1971. Menurut peraturan Mendagri No.5/74 : puskesmas secara administrates berada dibawah pemerintah daerah kabupaten dan secara medis teknis mendapat binaan dari Dinas Kesehatan kabupaten atau kota dan provinsi.

Penerapan manajemen di puskesmas
1.      Micro Planning(MP)
2.      Lokakarya Mini Puskesmas ( LKMP)
3.      Local Area Monitoring atau Pemantauan Ibu dan Anak Setempat-Pemantauan Wilayah Setempat (PIAS-PWS KIA)
4.      Sistem Pencatatan dan Pelaporan Tepadu Puskesmas (SP2TP)
5.      Stratifikasi
6.      Supervisi

Contoh Kegiatan Program dan Komponen Kegiatan Manajemen Program

Kegiatan Pelayanan Kesehatan :
·         Pelayanan kesehatan umum
Kunjungan rumah
Penyuluhan kesehatan
Usaha Kesehatan Sekolah
Uji Kualitas Air Minum
·         Perawatan Kesehatan Ibu
Pertolongan persalinan
KB
·         Perawatan Anak
Menyusui
Penimbangan Anak Balita
Imunisasi
·         Pengobatan
Berbagai penyakit yang dikonsultasikan
·         Kegiatan program lain

Kegiatan manajemen di Puskesmas
1.      Perencanaan
2.      Manajemen personalia
3.      Pelatihan staf
4.      Supervise,monitoring
5.      Manajemen keuangan
6.      Manajemen logistic
7.      Monitoring program
8.      Kerjasama atau koordinasi
9.      Kerjasama dengan kelompok masyarakat
10.  Pencatatan pelaporan
11.  Kepemimpinan

Subssistem manajemen Puskesmas
1.      Subsistem pelayanan kesehatan(promosi, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi medis dan social)
2.      Subsistem  manajemen keuangan puskesmas
a.      Jenis anggaran : dana rutin, dana operasional
b.      Sumber : dari APBD kabupaten atau kota disaliurkan lewat dinas Kesehatan kabupaten/Kota, APBN, Puskesmas
c.       Pencatatan pelaporan
·         Bendahara : rutin dan proyek
·         Pembuatan laporan keuangan
·         Dana pelayanan kesehatan : kas Pemda(Bank), tembusan Dikes Kabupaten atau Kota
·         Audit Kas : rutin oleh pimpinan, Indikasi oleh Badan Pemeriksa keuangan Proyek (BPKP)

3.      Subsistem manajemen logistic puskesmas
a.      Jenis logistic
·         Merupakan penunjang dari kegiatan pokok Puskesmas
·         Setiap program butuh logistic yang berbeda-beda
·         Disusun berdasarkan kebutuhan setahun dalam LK-MP, standar minimal oleh pimpinan dan staf TU.
b.      Sumber : Kantor Dikes kabupaten / Kota dan BKKBN(untuk KB)
c.       Pencatatan dan pelaporan : dicatat dalam bentuk inventaris puskesmas berdasarkan persediaan sistem First In First Out (FIFO)

4.      Subsistem manajemen Personalia
a.      Cara  meningkatkan motivasi
·         Sistem reward
·         Kepemimpinan
b.      Masalah yang paling banyak di hadapi Puskesmas :jumlah staf terbatas, keterampilan rendah, kualifikasi tidak sesuai dengan kebutuhan
c.       Sistem kerja integrative untuk mengatasi staf yang terbatas
d.      Harus ada peningkatan keterampilan staf
e.      Pimpinan puskesmas tidak berhak mengangkat/ merekrut staf kecuali puskesmas mampu membiayai sendiri
f.        Harus ada koordinasi rutin pimpinan dan staf(fungsi actuating)

5.      Subsistem pencatatan dan pelaporan program
a.      Data : informasi pengetahuan
b.      Jenis pencatatan kegiatan program harian puskesmas : pencatatan didalam dan diluar gedung puskesmas
·         Didalam : BP, pol gigi, farmasi, lab, KB,dan sebagainya.
·         Diluar : posyandu, UKS, kesehatan lingkungan, Puskesmas Pembantu dan sebagainya.
c.       Catatan digabung tiap awal bulan oleh Dinkes Provinsi dan Depkes pusat
d.      Jenis laporan : harian (untuk kejadian LB), mingguan(penanggulangan penyakit diare), bulanan(LB1-LB4)untuk program rutin.
Ket : LB 1 (data kesakitan), LB 2 (data kematian), LB 3 (data program gizi, KIA, KB, P2M), LB 4(obat-obatan)
e.      Laporan triwulan (LT), semester dan tahunan memuat kegiatan secara komprehensif.

D.       Manajemen Home Care
Definisi home care
Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang direncanakan dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.
Tujuan home care
Tujuan umum dari pelayanan home care adalah untuk meningkatkan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian, dan meminimalkan akibat dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu secara optimal selama mungkin yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan sedangkan tujuan khusus dari pelayanan home care adalah: meningkatkan upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, mengurangi frekuensi hospitalisasi, meningkatkan efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan pikiran.
Manfaat pelayanan home care
Berbagai keuntungan dari pelayanan home care bagi klien menurut Setyawati (2004) antara lain:
1)      Pelayanan akan lebih sempurna, holistik dan komprehensif
2)      Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah naungan legal dan etik keperawatan
3)      Kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang profesional
Ruang lingkup pelayanan home care
Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home care adalah: pelayanan medik; pelayanan dan asuhan keperawatan; pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik; pelayanan rehabilitasi medik dan keterapian fisik; pelayanan informasi dan rujukan; pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kesehatan; higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan; pelayanan perbantuan untuk kegiatan sosial.
Bentuk pelayanan home care
Berbagai bentuk pelayanan home care yang dapat dilakukan di rumah. Tindakan tersebut antara lain: pengukuran tanda-tanda vital; pemasangan atau penggantian selang lambung (NGT); pemasangan atau penggantian kateter; pemasangan atau penggantian tube pernafasan; perawatan luka dekubitus atau ulcer dan jenis luka lainnya; penghisapan lendir dengan atau tanpa mesin; pemasangan peralatan oksigen; penyuntikan (IM, IV, Sub kutan); pemasangan atau penggantian infus; pengambilan preparat laboratorium (urin, darah, tinja, dan lain-lain); pemberian huknah; perawatan kebersihan diri (mandi, keramas, dan lain-lain); latihan atau exercise, fisioterapi, terapi wicara, dan pelayanan terapi lainnya; transportasi klien; pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan perawatan kesehatan; konseling pada kasus-kasus khusus; konsultasi melalui telepon; memfasilitasi untuk konsultasi ke dokter; menyiapkan menu makanan; menyiapkan dan membersihkan tempat tidur; memfasilitasi terhadap kegiatan sosial atau mendampingi; memfasilitasi perbaikan sarana atau kondisi kamar atau rumah.
Pemberi pelayanan home care
Pelayanan kesehatan ini diberikan oleh para professional yang tergabung dalam tim home care. Menurut Setyawati (2004) tim home care tersebut antara lain:
  1. Kelompok profesional kesehatan, termasuk di dalamya adalah ners atau perawat profesional, dokter, fisioterapis, ahli terapi kerja, ahli terapi wicara, ahli gizi, ahli radiologi, laboratorium, dan psikolog.
  2.  Kelompok profesional non kesehatan, yaitu pegawai sosial dan rohaniawan atau ahli agama.
  3. Kelompok non profesional, yaitu nurse assistant yang bertugas sebagai pembantu yang menunggu untuk melayani kebutuhan atau aktivitas sehari-hari dari klien. Kelompok ini bekerja di bawah pengawasan dan petunjuk dari perawat.
Sedangkan menurut Allender (1997) pemberi pelayanan dalam home health care meliputi:
  1. pelayanan keperawatan dapat diberikan oleh registered nurse, perawat vokasional, pembantu dalam home health yang disupervisi oleh perawat
  2. suplemental therapiest meliputi terapi fisik, terapi wicara, terapi okupasional, dan terapi rekreasi;
  3. pelayanan pekerja sosial.











BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Manajemen informasi kesehatan adalah pengelolaan yang  memfokuskan kegiatannya pada pelayanan kesehatan dan sumber informasi pelayanan kesehatan dengan menjabarkan sifat alami data, struktur dan menerjemahkannya ke berbagai bentuk informasi demi kemajuan kesehatan dan pelayanan kesehatan perorangan, pasien dan masyarakat. 
Ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi. Tentu saja definisi hanya merepresentasikan sebagian kecil topik yang dipelajari dalam ekonomi kesehatan. Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena terdapat hubungan antara kesehatan dan ekonomi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan.
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.




DAFTAR PUSTAKA

Allender J. 1997. Community and home health nursing. Phliadelphia: JB. Lippincton
Sjamsuhidajat.2006. Manual Rekam Medis. Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia,
Siswanto.2009. Pengantar Manajemen. Bandung : ikrar Mandiriabadi.

Syafrudin. 2009. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Trans Info Media


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!