Sabtu, 19 November 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERIODE KEHAMILAN DAN MASALAH KESEHATAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Proses kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan
Dalam proses kehamilan seorang ibu memiliki kehamilan resiko tinggi serta penyakit yang menyertai kehamilan seperti penyakit Hiperemesis Gravidarum merupakan keadaan dimana penderita mual dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanitahamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).

B.     Rumusan Masalah
1. Proses kehamilan dan perkembangan janin dalam kandungan
2. Perubahan fisik dan psikologis selama kehamilan
3. Asuhan keperawatan kehamilan normal              
4. Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum
                  



















BAB II
PEMBAHASAN
Proses kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.
Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.
1.      Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal sampai periode terbentuknya fetus.

a.      Periode Germinal (Minggu 0 – 3)
Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
b.      Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
c.       Periode Fetus (Minggu 9 – 12)
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.
2.    Trimester kedua (Minggu 12 – 24)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21. Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.

3.      Trimester ketiga (24 -40)
Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm. Untuk lebih jelasnya lihat 
Perkembangan bayi dalam kandungan (Sumber: Majalah Kesehatan).

1.      Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester I
a.         Perubahan Fisik
1.      Morning Sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga.
2.      Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
3.      Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
4.      Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
5.      Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
6.      Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
7.      Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
8.      Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air (Suririnah, 2008)
b.      Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
1.      Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya
2.      Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja
3.      Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
4.      Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama
5.      Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya (Sulistyawati, 2009).

2.    Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester II
a.      Perubahan Fisik pada Trimester II
1.      Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
2.      Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak nyaman.
3.      Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
4.      Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.

5.      Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap.
6.      Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
7.      Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi.
8.      Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan.
Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat.
9.      Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
10.  Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama (Suririnah, 2008)
b.      Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik).
1.      Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
2.      Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
3.      Merasakan gerakan anak
4.      Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
5.      Libido meningkat
6.      Menuntut perhatian dan cinta
7.      Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
8.      Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu
9.      Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru (Sulistyawati, 2009)

3.    Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III
a.       Perubahan Fisik pada Trimester III
1.      Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan.
2.      Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
3.      Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan dada).
Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga ibu.
4.      Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
5.      Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
6.      Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
7.      Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
8.      Kram pada kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena kekurangan kalsium (Suririnah, 2008).
b.      Perubahan Psikologis pada Trimester III
a.       Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
b.      Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c.       Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d.      Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya.
e.       Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f.       Merasa kehilangan perhatian
g.      Perasaan mudah terluka (sensitif)
h.       Libido menurun (Sulistyawati, 2009)

2.3 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN NORMAL
1. Pengkajian
a.       Riwayat Obstetri
Memberikan intormasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini.
1.      Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
2.      Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
3.      Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan.
4.      Jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
5.      Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
6.      Komplikasi pada bayi.
7.      Rencana menyusui bayi.
b.      Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan taksiran persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus Naegle, yaitu Hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
Contoh:
HPHT 30 Agustus 2004 berarti TP tanggal 6 Juni 2005. Aturan Naegle lebih akurat dilakukan pada ibu dengan siklus menstruasi yang teratur dengan 28 hari, kurang akurat pada ibu dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
c.       Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin.


d.      Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
e.       Riwayat Kesehatan
1.      Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut.
·      Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
·      Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
·      Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
·      Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
·      Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkulosis.
·      Riwayat dan perawalan anemia.
·      Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
·      Jumlah konsumsi katein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringanlainnya,Merokok (Jumlah batang per hari).
·      Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma.
·      Alergi dan sensitif dengan obat.
·      Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
2.      Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.
3.      Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terutama mengalami komplikasi pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi.
4.      Pemeriksaan Fisik
a.       Tanda Tanda Vital
1). Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
2). Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
3). Pernapasan
Frekuesi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
4). Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6 °C. Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b.      Sistem Kardiovaskuler
Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum


Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c.       Sistem Muskuloskeletal
1). Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
2). Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
3). Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
4). Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
d.      Sistem neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan
e.       Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku ber warna merah muda menandakan pengisian kapiler baik. Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
f.       Sistem Gatsrointestinal
Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi.
Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.
g.      Sistem Urinarius
Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.
Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.

Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.
h.      Sistem reproduksi
1). Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
2). Organ reproduksi eksternal

2.4                   HYPEREMESIS GRAVIDARUM
1.    Definisi
Hyperemesis adalah suatu kondisi yang dikarateristikkan mual dan muntah yang berlebihan diikuti dengan penurunan berat badan dan dehidrasi. Biasanya sering ditemui pada pasien yang diabetes berat, anoreksia nervosa atau bulimia, atau penyakit gastrointestinal seperti radang dinding lambung (Gilbert,Elizabeth Stepp,2011)

Mual dan muntah pada kehamilan belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun dapat disebabkan oleh relaksasi otot perut dan peningkatan level estrogen, progesteron, dan human chorionic gonadotropin (hCG). Kehamilan yang disebabkan mual dan muntah lebih menguntungkan dibandingkan jika tidak terdapat gejala mual muntah (Gordon,2007)

Ketika terjadi muntah yang berlebihan selama kehamilan akan menyebabkan terjadinya penurunan berat badan, ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi nutrisi, dan ketourinaria yang disebut dengan Hyperemesis Gravidarum.

2.      Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa teori telah dikemukakan sebagai penyebab, namun tidak satu pun yang menjelaskan tentang penyakit hyperemesis gravidarum. Hyperemesis gravidarum mungkin berhubungan dengan peningkatan level estrogen atau hCG dan mungkin disebabkan oleh hypertyroid selama kehamilan. Disritmia lambung, aliran balik esophageal, dan penurunan motility lambung mungkin juga berpengaruh pada perkembangan penyakit hyperemesis gravidarum (Kelly & Savvides,2009)

Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a.       primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
b.      Faktor organik, yaitu alergi, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolik karena kehamilan, dan resistensi ibu yang menurun.
c.       Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak,
d.      Faktor psikologik, memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup.
e.       Level hormon ß-hCG yang tinggi. Hormon ini meningkat cepat pada triwulan pertama kehamilan dan dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah
f.       Peningkatan level estrogen. Mempengaruhi bagian otak yang mengontrol mual dan muntah
g.      Perubahan saluran cerna. Selama kehamilan, saluran cerna terdesak karena memberikan ruang untuk perkembangan janin. Hal ini dapat berakibat refluks asam (keluarnya asam dari lambung ke tenggorokan) dan lambung bekerja lebih lambat menyerap makanan sehingga menyebabkan mual dan muntah
h.      Diet tinggi lemak. Risiko HG meningkat sebanyak 5 kali untuk setiap penambahan 15 g lemak jenuh setiap harinya
i.        Helicobacter pylori. Penelitian melaporkan bahwa 90% kasus kehamilan dengan HG juga terinfeksi dengan bakteri ini, yang dapat menyebabkan luka pada lambung.

3.      Manifestasi klinis
Wanita dengan hiperemesis gravidarum biasanya mengalami penurunan berat badan yang significant dan dehidrasi. Membran mukosa kering, penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, dan turgor kulit yang buruk. Biasanya tidak mampu memasukkan cairan normal lewat mulut. Tes laboratorium akan menunjukkan terjadinya ketidakseimbangan elektrolit (Cashion, Lowdermilk Perry,2010)

Mual dan muntah berat terutama pada trimester pertama kehamilan, muntah setelah makan atau minum, kehilangan berat badan >5% dari bb ibu hamil sebelum hamil, (rata-rata kehilanagn bb 10%), dehidrasi, penurunan jumlah urine, sakit kepala, bingung, pingsan, jaundise, lab : proteinurine, ketonuria, urobilinogen. biasanya terjadi pada minggu ke 6-12.

Derajat hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum terbagi atas beberapa derajat sesuai dengan tanda dan gejala yang dialaminya, yaitu :

Derajat  1
Muntah terus menerus (muntah > 3-4 kali/hari, dan mencegah dari masuknya makanan atau minuman selama 24 jam) yang menyebabkan ibu menjadi lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan turun (2-3 kg dalam 1-2 minggu), nyeri ulu hati, nadi meningkat sampai 100x permenit, tekanan darah sistolik menurun, tekanan kulit menurun dan mata cekung
Derajat  2
Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada sekitarnya, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit kuning. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tekanan darah turun, pengentalan darah, urin berkurang, dan sulit BAB. Pada napas dapat tercium bau aseton
Derajat  3
Keadan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah turun. Pada jabang bayi dapat terjadi ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus, penglihatan ganda, dan perubahan mental. Keadaan ini akibat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks. Jika sampai ditemukan kuning berarti sudah ada gangguan hati.

4.    Patofisiologi
Penyebab pasti terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor predisposisi seperti : faktor hormon yaitu terjadi peningkatan kadar hormon  estrogen dan human chorionic gonadotropin (hCG) ; faktor psikologi / psikosomatik dimana terjadi peningkatan stres yang tidak dapat dikontrol ; faktor sosial ; faktor organik ; alergi ; dan perubahan metabolisme yaitu terjadi defisiensi Vit. B6 dan penurunan fungsi hepar dalam metabolisme.
Keseluruhan faktor predisposisi ini menyebabkan motilitas gastrointestinal menurun yang merangsang terjadinya mual dan muntah sehingga terjadilah hiperemesis gravidarum.  Hiperemesis gravidarum menyebabkan terjadinya metabolisme karbohidrat dan lemak meningkat, cadangan karbohidrat dan lemak akan menurun, sehingga terjadi penurunan berat badan, oksidasi lemak tidak sempurna dan terjadilah ketosis. Selain itu terjadi robekan selaput lendir dan esofagus dan terjadilah perdarahan gastrointestinal.
Hiperemesis gravidarum juga menyebabkan peningkatan pengeluaran cairan sehingga terjadilah dehidrasi. Hemokonsentrasi dan ketidakseimbangan elektrolit akan terjadi akibat penurunan cairan ekstra sel dan plasma sehingga suplai O2 & nutrisi ke jaringan berkurang, dan terjadilah penurunan suplai O2 & nutrisi trans plasenta Hipokolemi juga akan terjadi sehingga akan menurunkan kontraktilitas miokardium, penurunan volume sekuncup, penurunan cardiac output, akibatnya terjadilah Gagal jantung yaitu gagal ventrikel kiri, sehingga penurunan  aliran darah dari  atrium kiri menurun, penurunan tekanan atrium kiri akan terjadi , sehingga membendung vena pulmonal, dan menggeser cairan ke rongga paru yang mengakibatkan terjadinya Edema paru yaitu gagal ventrikel, arteri pulmonalis tidak bisa masuk, terjadi bendungan arteri pulmonalis, darah tertahan di vena kava, venous return menurun, penurunan tek. Intravaskuler, menginvasi pada hepar, tekanan vena akan terganggu, maka metabolisme hepar akan terganggu dan terjadilah kerusakan hati.
Selain itu, estrogen yang meningkat + berkurangnya pengosongan lambung menyebabkan mual dan muntah serta intake menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan CES dan plasma menurun serta Na, K, dan Cl menurun. Hal ini menimbulkan terjadinya gangguan elektrolit dan alkalosis hipokloremik. Dalam hal ini, karbohidrat dan cadangan lemak habis terpakai untuk energi. Karena oksidasi lemak tak sempurna maka asam aseto asetik, sidroksi butirikdan aseton tertimbun dalam darah sehingga menyebabkan ketosis. Dehidrasi juga menyebabkan hemokonsentrasi yang menyebabkan aliran darah ke jaringan menurun sehingga terjadi hipoksia jaringan dan menyebabkan zat toksik tertimbun.

Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan (http://zerich150105.wordpress.com/).

Patologi
Otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh hasil:
a.       Hati, pada tingkat ringan, hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrosis, degenerasi lemak senri lobuler
b.      Jantung, jantung atrofi, lebih kecil dari biasa, kadang kala ditemukan perdarahan sub endokardial
c.       Otak, terdapat bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti ensefalopati wernicke
d.      Ginjal, tampak pucat, degenerasi lemak pada tubula kontorti

WOC (lampiran)

5.      Penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum
Tujuan :
  1. Menurunkan rasa mual dan muntah
  2. Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit
  3. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengatasi kehilangan BB ibu hamil
Saran-saran yang diberikan pada ibu yang mengalami HG adalah:
a.       Menyarankan ibu hamil untuk mengubah pola makan menjadi lebih sering dengan porsi kecil
b.      Menganjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dan teh hangat dan menghindari makanan berminyak serta berbau lemak
c.       Jika dengan cara diatas tidak ada perbaikan maka ibu hamil tersebut diberi obat penenang, vitamin B1 dan B6, dan antimuntah (ex: metoclopramide)
d.      Perawatan di Rumah sakit bila keadaan semakin memburuk
e.       Cairan infus yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein. Bila perlu ditambahkan vitamin B kompleks, vitamin C, dan kalium
f.       Terapi psikologis apabila penanganan dengan pemberian obat dan nutrisi yang adekuat tidak memberikan respon
Hospitalisasi diperlukan untuk mengatasi hyperemesis gravidarum yang parah. Semua makanan dan minuman dihentikan sementara untuk mengistirahatkan GI track.
Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman setama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.


Diet
a.       Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan.
Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 -- 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b.      Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
c.       Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
a.       Roti panggang, biskuit, crackers
b.      Buah segar dan sari buah
c.       Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
d.      Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam.
e.       Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan(pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidakbdianjurkan.

6.      Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

7.      Komplikasi
Dehidrasi, ikterik, takikardi, alkalosis, kelaparan, menarik diri, depresi, ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental, suhu tubuh meningkat, gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga


8.      Asuhan Keperawatan Hyperemesis Gravidarum
A.   Pengkajian
1.         Identitas klien : terdiri dari nama pasien, umur, pekerjaan, nama suami, alamat, dll

2.         Keluhan utama
·         Muntah yang hebat menganggu aktivitas sehari-hari
·         Mual, muntah pada pagi hari dan setelah makan
·         Nyeri epigastrik
·         Merasa haus
·         Tidak nafsu makan
·         Muntah makanan/cairan asam

3.    Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat kesehatan sekarang : meliputi keluhan yang tengah dirasakan pasien seperti rasa mual muntah yang berlebihan dan mengganggu aktivitas klien sehari-hari yang terjadi selama masa kehamilan
b.      Riwayat kesehatan dahulu : meliputi penyakit yang pernah diderita sebelumnya dan mungkin mempunyai pengaruh pada hyperemesis gravidarum atau yang memperparah.
c.       Riwayat kehamilan : meliputi pengkajian berapa umur kehamilan ibu saat ini, dan  hal-hal yang berhubungan dengan kehamilan.

4.       Faktor predisposisi
·         Umur ibu < 20 tahun
·         Multiple gestasi
·         Obesitas
·         Trofoblastik desease

5.    Pemeriksaan fisik
·           Asidosis metabolik yang ditandai dengan sakit kepala, disorientasi
·           Takikardi, hypotensi, vertigo
·           Konjungtiva ikterik
·           Gangguan kesadaran, delirium

Tanda-tanda dehidrasi :
●       Kulit kering, membran mukosa bibir kering
●       Turgor kulit kembali lambat
●       Kelopak mata cekung
●       Penurunan BB
●       Peningkatan suhu tubuh
●       Oliguria, ketonuria
●       Urin pekat
●       Data laboratorium:Proteinuria, Ketonuria,  Urobilinogen, Penurunan kadar potasium, sodium, klorida, dan protein, Kadar vitamin menurun, Peningkatan Hb dan Ht
1.    Pola Fungsional Gordon
a)    Pola persepsi dan manajemen kesehatan :
Ø Kaji tentang pandangan ibu mengenai kesehatan terutama kesehatan dalam kehamilan, bagaimana ibu mempersepsikan proses kehamilan itu sendiri, bagaimana manajemen kesehatan yang dilakukan ibu selama kehamilan.
Ø Biasanya ibu akan berusaha mencari informasi seputar kesehatan kehamilan dengan rajin konsultasi pada tim kesehatan dan terkadang ibu akan mempunyai keraguan mengenai penyakit-penyakit yang berhubungan dengan proses kehamilan.
b)   Pola nutrisi-metabolik
Ø Kaji intake output nutrisi dan cairan pada klien sehari-hari.
Ø Klien akan mengalami mual muntah yang berlebihan, terjadi penurunan berat badan(5 – 10 Kg), intake output tidak seimbang, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, rasa haus yang berlebihan, dehidrasi, dan tidak nafsu makan, nyeri epigastrium, membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
c)    Pola eliminasi
Ø Kaji pola eliminasi klien, frekuensi,konsistensi BAB dan BAK klien.
Ø Klien akan mengalami perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
d)   Pola aktivitas latihan
Ø Kaji aktivitas klien sehari-hari. Apakah ada gangguan atau tidak. Kaji bagaimana klien menjalankan aktivitas sehari-hari. Apakah klien memerlukan bantuan atau tidak dalam beraktivitas.
Ø Klien mengalami Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit). Frekuensi pernapasan meningkat. Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
e)    Pola istirahat tidur
Ø Kaji bagaimana kualitas dan kuantitas tidur klien sehari-hari. Berapa lama klien  tidur dan istirahat, adakah penggunaaan obat tidur atau tidak
Ø Klien akan mengalami gangguan dengan pola tidurnya akibat ketidaknyamanan karena mual dan muntah yang berlebihan.
f)    Pola persepsi-kognitif
Ø Kaji fungsi penginderaan dan kognitif klien. Adakah gangguan atau tidak dan apakah ada penggunaan alat bantu atau tidak.
Ø Klien tidak mengalami gangguan dengan pola persepsi kognitif.
g)   Pola Persepsi-konsep diri
Ø Kaji bagaimana klien memandang dirinya sendiri. Bagaimana persepsi klien terhadap dirinya sendiri.
Ø Klien akan merasa terbebani dengan penyakit yang dideritanya. Klien akan merasa dirinya hanya merepotkan orang lain serta sangat menggangggu aktivitasnya sehari-hari. Juga terjadi perubahan persepsi tentang kondisinya.
h)   Pola peran hubungan
Ø Kaji bagaimana klien menjalani peran dan berhubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Ø Klien akan mengalami gangguan dalam berinteraksi dengan sesama. Klien merasa tidak mau membebani orang lain, sehingga klien lebih memilih untuk menjalankan aktivitas dan berinteraksi dengan dirinya sendiri. Terjadi konflik interpersonal keluarga,


i)     Pola coping-toleransi stres
Ø Kaji bagaimana klien mengenal dan menangani stres sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
Ø Klien akan cemas dan takut yang berlebihan berhubungan dengan kesehatannya sendiri dan janin yang dikandungnya serta efek yang berakibat buruk terhadap kehamilannya. Namun, klien akan berusaha untuk bertanya dan mencari informasi tentang bagaimana menangani stres yang dideritanya.
j)     Pola reproduksi seksualitas
Ø Kaji bagaimana pola reproduksi dan seksualitas klien. Kaji pola menstruasi klien dan hal-hal yang berhubungan proses reproduksi. Kaji penyakit reproduksi klien.
Ø Klien akan mengalami penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik
k)   Pola nilai keyakinan
Ø Kaji bagaimana klien menjalankan aktivitas sehari-hari. Apakah ada gangguan dalam menjalankan aktivitas atau tidak.
Ø Biasanya klien akan terganggu dalam menjalankan ibadah sehari-hari akibat ketidaknyamanan yang tengah dialaminy.

2. Diagnosa Keperawatan
a.       Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.
b.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
c.       Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
d.      Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi muntah yang sering.
e.       Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
a.       Takut berhubungan dengan pengaruh hyperemesis terhadap kesehatan janin
f.       Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.


NANDA
NOC
NIC
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.  

Data penunjang
·         BB sebelum kehamilan
·         BB sekarang / saat hamil
·         Elastisitas turgor kulit
·         Lingkar lengan
·         Lidah kering dan kotor
·         Mual dan muntah
·         Kesadaran
·         Anoreksia
·         Mata cekung / konjungtiva
·         TTV :
TD :
Pols :
Temp :
RR :

Status Nutrisi
Indikator:
·         Intake nutrisi
·         Intake makanan dan cairan
·         Energi
·         Massa tubuh
·         Berat tubuh

Terapi Nutrisi
Aktivitas:
ü  Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake kalori harian, jika diperlukan
ü  Memantau ketepatan urutan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian
ü  Menentukan jumlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan
ü  Menetukan makanan pilihan dengan mempertimbangkan budaya dan agama
ü  Memberi pasien makanan dan minuman tinggi protein, tinggi kalori, dan bernutrisi yang siap dikonsumsi, jika diperlukan
ü  Membantu pasien untuk memilih makanan lembut, lunak dan tidak asam, jika diperlukan
ü  Memastikan keadaan terapeutik terhadap kemajuan makanan
ü  Melakukan perawatan mulut sebelum makan, jika diperlukan
ü  Anjurkan pasien untuk minum dalam jumlah sedikit tapi sering.
Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
Keseimbangan cairan
Kriteria hasil:
·         Keseimbangan intake dan output 24 jam
·         Berat badan stabil
·         Tidak ada rasa haus yang berlebihan
·         Elektrolit serum dalam batas normal
ü  Hidrasi kulit tidak ada
Pemantauan cairan elektrolit
Aktifitas:
ü  Memonitor ketidak seimbangan asam basa
ü  Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
ü  Memonitor kehilangan cairan dan dihubungkan dengan kehilangan elektrolit
ü   Konsultasi dengan dokter jika ada tanda dan gejala dari ketidakseimbangan cairan atau elektrolit
ü   Monitor serum dan osmolalitas urin
ü   Lengkapi nutrisi makanan dan cairan secara teratur
 Pengelolaan cairan
Aktifitas:
ü  Pantau berat badan biasanya dan kecendrungannya
ü  Mempertahankan intake dan output pasien
ü  Pantau ststus hidrasi
ü  Memonitor status hemodynamic termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP
ü  Pantau tanda-tanda vital pasien
ü  Pantau status nutrisi pasien

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Data penunjang
·        BB
·        Kelemahan
·        Skala aktivitas
·        Mual muntah
Outcome yang disarankan
·         Toleransi aktivitas
·         Daya tahan
·         Konservari energy
·         Perawatan diri: Aktivitas sehari-hari
·         Perawatan diri: peralatan dalam aktivitas sehari-hari

1.      Terapi aktivitas
ü  Kolaborasi dengan ahli terapi dalam rencana dan memonitor aktivitas, sesuai kebutuhan.
ü  Menentukan komitmen pasien untuk meningkatkan frekuensi dan rentang aktivitas
ü  Membentu untuk mengeksplorasi makna pribadi kegiatan yang dilakukan atau kegiatan yang favorit
ü  Membantu memilih aktivitas yang konsisten dengan fisik, psikologis, dan kebutuhan.
ü  Membantu pasien untuk focus terhadap apa yang dilakukan
ü  Membantu pasien untuk mengidentifikasi preferensi untuk aktifitas
ü  Membantu pasien untuk mengidentifikasi meaningfull/kegunaan/arti aktivitas
ü  Intruksikan pasien/keluarga tentang bagaimana melakukan aktivitas
ü  Membantu pasien untuk beradaptasi dengan lingkungan
2.      Manajemen energi
ü  Menentukan batas kemampuan pasien
ü  Menentukan tingkat persepsi pasien terhadap kelelahan
ü  Menentukan penyebab kelelahan
ü  Memonitor intake nutrisi yang adekuat
ü  Memonitor kepatenan tidur pasien
ü  Monitor lokasi ketidaknyamanan dan nyeri yang terjadi saat bergerak
ü  Berikan lingkungan yang relaks
ü  Atur waktu/periode tidur dan istirahat
ü  Rencanakan periode aktivitas untuk pasien

1 komentar:

Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!