Sabtu, 26 Maret 2011

SATUAN ACARA PENGAJARAN GANGGUAN PSIKOLOGIS

Download makalah DISINI atau klik:
http://www.ziddu.com/download/16491459/SAP.docx.html

 
TUGAS
PENDIDIKAN KESEHATAN


SATUAN ACARA PENGAJARAN



OLEH:
CICILIA ANITA
0910321001


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2011





SATUAN ACARA PENGAJARAN

Mata Ajar                    : Psikologi Keperawatan
Kode Mata Ajar           : NKK 108
SKS                               : 2 SKS
Pokok Pembahasan     : Gangguan-gangguan Psikologis
Sasaran                       : Mahasiswa PSIK Semester I
Hari / Tangggal           :
Waktu Pertemuan       : 100 Menit
Pertemuan ke                         : 5 ( Lima )

I. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan semester I akan mampu memperhatikan aspek-aspek psikologi dalam mengelola klien.

b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menyelesaikan proses perkuliahan ini diharapkan mahasiswa akan mampu :
1.Menjelaskan defenisi gangguan psikologis
2.Menjelaskan macam-macam gangguan psikologis

II. POKOK BAHASAN
      Gangguan-gangguan psikologis

III. SUB POKOK BAHASAN
  1. Menjelaskan defenisi gangguan psikologis
  2. Menjelaskan macam-macam gangguan psikologis
IV. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap kegiatan
Kegiatan pengajar
Kegiatan mahasiswa
Pendahuluan (10 menit)
1.   Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ini, meliputi TIU dan TIK.
2.   Menjelaskan manfaat mempelajari asuhan keperawatan prenatal bagi perawat.
3.   Memberikan sumber rujukan untuk kuliah hari ini
Memperhatikan

Memperhatikan

Mencatat

Penyajian (70 menit)
1.      Membagi mahasiswa menjadi 4 kelompok untuk mendiskusikan tentang materi gangguan-gangguan psikologis
2.      Membimbing dan memberi petunjuk kepada mahasiswa saat diskusi.
3.      Menyuruh seluruh kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya.

4.      Memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya dan memberi tanggapan pada kelompok yang tampil.
5.      Meminta komentar/melempar pertanyaan ke mahasiswa lain.
6.      Melengkapi jawaban mahasiswa.
7.      Menjelaskan kembali materi yang masih belum dipahami mahasiswa.
Melakukan diskusi untuk membahas tugas yang diberikan

Memperbaiki bila ada kesalahan dalam diskusi.
Menyajikan hasil kerja kelompok dan mahasiswa lainnya memperhatikan.
Mengajukan pertanyaan dan tanggapan tentang hasil diskusi kelompok yang tampil.
Ikut berpartisipasi menjawab/menmbahkan.
Mendengarkan dan memperhatikan.
Penutup (20 menit)
1.         Memberikan rangkuman yang telah dipelajari
2.         Memberikan gambaran umum pokok bahasan berikutnya
Mendengarkan dan memperhatikan.
Mendengarkan dan memperhatikan.


V. MEDIA DAN ALAT PENGAJARAN
Slide, LCD, Laptop

VII. EVALUASI            
       Evaluasi akan di laksanakan pada ujian tengah semester.
          1. Bentuk soal   : Essay
          2. Jumlah soal   : 2 Soal
          3. Waktu            : 6 Menit
      
        SOAL :
1.      Jelaskan defenisi gangguan psikologis
2.      Jelaskan secara ringkas macam-macam gangguan psikologis

VIII. REFERENSI
Wade, Carole. (2007). Psikologi (ed 9). Jakarta: Erlangga.

 IX.     MATERI ( terlampir )



MATERI SATUAN ACARA PENGAJARAN
GANGGUAN PSIKOLOGIS

1.      DEFENISI GANGGUAN PSIKOLOGIS
      Gangguan psikologis atau penyakit mental, disebut juga gangguan mental, penyakit jiwa, atau gangguan jiwa, adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi mental. Penyakit mental adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Penyakit mental ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya).

2.      MACAM-MACAM GANGGUAN PSIKOLOGIS
Gangguan kecemasan
a.      Kecemasan dan panik
1.      KECEMASAN
Defenisi
Kecemasan adalah suatu keadaan pikiran (jiwa) seseorang yang menimbulkan emosi yang tidak menyenangkan, tidak enak, menekan, yang timbul dari lingkungan dan tidak dapat atau sulit diatasi.

Gejala kecemasan
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simptom yang muncul tidaklah sama.
·         Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
            Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar.
·         Rasa sakit atau nyeri pada dada
            Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.
·         Rasa sesak napas
            Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilangan udara.
·         Berkeringat secara berlebihan
            Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor
·         Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
·         Gangguan tidur
·         Tubuh gemetar
            Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.
·         Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
·         Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
·         Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).

Pengobatan
a.      Terapi obat-obatan
            Biasanya untuk kecemasan dokter menganjurkan penggunaan obat psikoleptik, yaitu benzodiazepines dalam dosis rendah. Jenis obat-obat ini adalah Diazepam, Klordiazepoksid, Lorazepam, Klobazam, Bromazepam, Oksazolam, Klorazepat, Alprazolam atau Prazepam.
            Penggunaan obat anti kecemasan haruslah melalui kontrol dari dokter secara ketat, penggunaan obat-obat antiansietas dapat mengakibatkan beberapa efek samping. Pasien dengan riwayat penyakit hati kronik, ginjal dan paru haruslah diperhatikan pemakaian obat-obatan ini. Pada anak dan orangtua dapat juga memberikan reaksi seperti yang tidak diharapkan (paradoxes reaction) seperti meningkatkan kegelisahan, ketegangan otot, disinhibisi atau gangguan tidur.
b.      Psikoterapi
            Terapi yang paling sering digunakan dalam perawatan kecemasan adalah cognitive-behavioural therapy (CBT). Pada CBT diberikan teknik pelatihan pernafasan atau meditasi ketika kecemasan muncul, teknik ini diberikan untuk penderita kecemasan yang disertai dengan serangan panik.
            Support group juga diberikan dalam CBT, individu ditempatkan dalam group support yang mendukung proses treatment. Group support dapat berupa sekelompok orang yang memang telah dipersiapkan oleh konselor/terapis untuk mendukung proses terapi atau keluarga juga dapat diambil sebagai group support ini.

2.      PANIK
Definisi
      Panik merupakan kecemasan akut yang luar biasa, yang disertai dengan gejala-gejala fisiologis. Serangan Panik bisa terjadi pada setiap penyakit kecemasan, biasanya merupakan respon terhadap suatu keadaan tertentu yang berkaitan dengan karakteristik utama dari penyakit tersebut. Misalnya seorang yang takut ular akan merasa panik jika berhadapan dengan ular.
      Tidak ada penyebab tunggal untuk gangguan panic. Faktor psikologis, peristiwa kehidupan yang stres, lingkungan, dan terlalu banyak berpikir diyakini berperan dalam timbulnya gangguan panik. Seringkali serangan pertama dipicu oleh penyakit fisik, stres utama, atau obat tertentu.

Gejala
      Suatu serangan panik secara tiba-tiba akan menyebabkan minimal 4 dari gejala-gejala berikut:
a.      Sesak nafas
b.      Pusing, limbung atau pingsan
c.       Palpitasi atau denut jantung bertambah cepat
d.      Gemetar
e.      Berkeringat
f.        Tercekik
g.      Mual, sakit lambung atau diare
h.      Merasa tidak nyata, aneh atau terlepas dari lingkungan
i.        Mati rasa atau kesemutan
j.        Wajah kemerahan atau menggigil
k.       Nyeri atau rasa tidak enak di dada
l.        Takut mati
m.    Takut menjadi gila atau lepas kendali.
            Gejala dari serangan panik melibatkan berbagai organ vital, sehingga penderita seringkali khawatir bahwa mereka memiliki masalah kesehatan yang berbahaya. Serangan panik menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi tidak berbahaya.

Pengobatan
            Sebagian besar penderita sembuh tanpa pengobatan. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit panik adalah obat anti-depresi dan anti-cemas (misalnya benzodiazepin). Semua golongan anti-depresi telah terbukti efektif mengatasi penyakit panik:
a.      trisiklik (misalnya imipramin)
b.      monoamin oxidase inhibitors (misalnya fenelzin)
c.       selective serotonin reuptake inhibitors/SSRIs (misalnya fluoksetin).
            Terapi pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku dimana penderita secara berulang dihadapkan kepada hal-hal/kejadian yang memicu terjadinya serangan panik. Terapi pemaparan seringkali membantu mengurangi ketakutan dan dilakukan sampai penderita mencapai rasa nyaman yang tingi pada keadaan yang menimbulkan kecemasan. Psikoterapi dilakukan agar penderita memahami berbagai pertentangan psikis dengan lebih baik.



b.      Rasa takut dan fobia
Defenisi
            Rasa takut itu merupakan sinyal alami yang dicetuskan apabila ada bahaya bagi makhluk hidup dan keturunannya, sehingga dapat dengan cepat mengadakan suatu aksi untuk menghindar. Rasa takut juga dapat memberikan motivasi untuk belajar dan melaksanakan suatu tugas sosial. Namun, rasa takut yang berlebihan dapat menghalangi pelaksanaan tugas secara baik.
            Fobia berasal dari istilah Yunani ‘phobos’ yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman hippocrates.
Fobia adalah suatu bentuk rasa takut yang :
1.      Tidak sesuai dengan keadaan lingkungan.
2.      Tidak dapat diterangkan atau dihilangkan dengan penjelasan.
3.      Tidak dapat diatasi denga kemauan.
4.      Menyebabkan orang mengelak daripadanya.

            Suatu trauma yang mendadak sering disertai fobia dari benda yang ada hubungannya dengan peristiwa itu. Trauma dapat berupa psikologi atau fisik. Fobia juga mulai setelah adanya tekanan yang umum dalam kehidupan. Sekali fobia telah terjangkit, maka dapat menjalar (generalize) kepancaindera yang lain.

Penggolongan rasa takut dan fobia
Penggolongan rasa takut dan fobia menurut L.Marks ( 1969) :
1.      rasa takut yang biasa ( normal fears )
      Kebanyakan anak mempunyai rasa takut yang jamak, seperti takut ditinggal orang tua, suara keras, orang asing, hewan dan keadaan yang tidak biasa. Pada orang dewasa terdapat rasa takut terhadap tempat tinggi, lift, tempat gelap. Laba-laba, menghadapi ujian yang sifatnya ringan dan cukup diatasi dengan penjelasan yang singkat.
2.      Rasa takut yang tidak biasa ( abnormal fears / fobia )
Fobia terhadap rangsang dari luar antara lain :
a.       Agora fobia (phobic anxiety state )
            Merupakan jenis fobia tersering dan tersukar untuk diatasi dokter, dan sering membutuhkan perawatan rumah sakit apabila terlalu hebat rasa takutnya sehingga membuat penderita tidak dapat melakukan apapun. Fobia ini sering terjadi pada wanita, biasanya setelah pubertas ( 15-35 tahun ), biasanya ditandai dengan ketakutan untuk :
- pergi sendiri
- perjalanan
- ruang yang terbuka
- keramaian / tempat-tempat umum mis : pasar, banyak orang
            Akibat fobia tersebut, penderita menjadi terpaku di rumah, sebagian menjadi ketakutan akan bayangan akan pingsan dan ditinggalkan diantara orang banyak, yang menjadi salah satu masalah penting bagi kebanyakan penderita ini adalah tidaktersedianya kemungkinan untuk bisa keluar dari satu lingkungan tertentu
b.      Fobia sosial adalah orang yang takut pada aktivitas sosial karena takut akan terjadinya rasa canggung dan cemas pada waktu makan, minum, berbicara di depan umum maupun dalam menghadapi jenis kelamin lain. Rasa takut ini berlainan dengan rasa takut pada orang banyak seperti agoraphobia dimana takut mengenai jumlah orang bukan perorangan yang memperhatikannya seperti fobia sosial. Fobia ini sering mengenai remaja, dimana frekuensinya sama antara wanita maupun pria. Fobia sosial biasanya disertai harga diri yang rendah dan takut untuk dikritik.
c.       Fobia hewan, fobia ini saling berbatas jelas dan jarang terdapat dalam rumah sakit jiwa. Penderita kebanyakan wanita dan terjadi sejak kecil.
d.      Fobia khusus adalah fobia yang terbatas pada situasi yang spesifik misalnya : tempat tinggi, petir, guntur dan lain-lain. Fobia ini biasanya timbul pada masa kanak-kanak atau dewasa muda dan menetap sampai puluhan tahun bila tidak diobati.

Fobia terhadap rangsangan dari dalam :
a.       Fobia terhadap penyakit, merupakan rasa takut yang sangat terhadap penyakit khusus misalnya : kanker, sakit jantung
b.      Fobia obsesif, merupakan rasa takut terhadap perasaan sendiri yang disadari oleh penderita namun tidak atas kehendaknya dimana ia tidak dapat mengatsinya lagi misalnya: khawatir menyakiti orang lain atau mengeluarkan kata-kata kotor.

Pengobatan
1.      Psikoterapi baik secara perorangan maupun berkelompok. Tujuan dari terapi ini memberikan bantuan dan dukungan agar ia dapat menghilangkan rasa cemas dan takutnya.
2.      Psikoanalisa agar penderita dapat menggali penyebabnya sehingga dapat menghilangkan fobia tersebut, akan tetapi hal ini membutuhkan waktu yang amat panjang.
3.      Desensitisasi. Prinsip dari terapi ini adalah dengan mendekatkan benda atau keadaan yang menakutkan pada penderita mulai dari yang ringan hingga yang paling menakutkan sehingga penderita lambat laun akan hilang rasa takutnya.
4.      Pembanjiran. Prinsip dari terapi ini sama dengan desensitisasi, hanya dimulai dari yang paling menakutkan hingga yang paling ringan sehingga diharapkan rasa takut itu akan hilang dengan sendirinya seiring dengan keyakinan penderita.
5.      Terapi kimiawi dengan memberikan obat anti cemas atau penenang ringan tetapi harus sesuai dengan indikasi dokter.
6.      Terapi relaksasi dan HYPNOSIS (HYPNOTHERAPY)

c.       Obsesi dan kompulsi / Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Pengertian
Obsesi adalah pemikiran, gagasan, gambaran, atau implus yang selalu kembali, dan orang melihatnya sebagai sesuatu yang tidak masuk akal atau memuakkan dan menimbulkan kecemasan.
Kompulsi  adalah hal-hal yang dilakukan orang untuk menekan pikiran yang tidak mereka kehendaki. Ini merupakan ritual yang dirancang untuk mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh obsesi.
            Sedangkan menurut James C. Coleman Obsessive-compulsive adalah gangguan yang ditandai oleh adanya dorongan, pikiran dan tindakan yang mengganggu dan menetap namun sebetulnya tidak diinginkan.
           
Ciri-ciri umum :
1.      Orang OCD menderita karena ada suatu gangguan dari suatu obsesi atau kompulsi yang menetap. Obsesi atau kompulsi adalah suatu hal (ide maupun aktivitas) yang mengganggu, menyita waktu dan terjadi berulang-ulang dalam kegiatan sehari-hari.
2.      Obsesi mengacu pada pikiran, perasaan, ide, imaji atau impuls yang menyerang kesadaran seseorang.
3.      Meskipun demikian biasanya orang merasakan obsesi sebagai sesuatu yang tidak masuk diakal, namun meereka mengalami suatu rasa cemas yang dahsyat. Untuk mengatasi kecemasannya tersebut mereka melakukan aktivitas yang bersifat ritualistik atau tindakan mental yang berulang. Kegiatan ini dikenal sebagai kompulsi.
4.      Sebagian besar orang dengan OCD mencoba bertahan dengan sikap kompulsinya meskipun kelihat bodoh dan menggelikan atau tidak berhubungan dengan suatu upaya untuk mencegahnya. Sekalipun demikian orang yang menderita OCD melalui kegiatan kompulsinya merasa mamupu mengatasi kecemasan atau minimal menguranginya.

Gejala OCD yang dapat diamati :
1.      Obsesi meliputi pikiran tentang adanya kontaminasi/keracunan, merasa digagahi, kecelakaan atau kehilangan sehingga mereka butuh upaya untuk mengatasinya.
2.      Kompulsi biasanya terdiri dari 3 kegiatan yaitu mencuci, menghitung dan memeriksa. Mencuci dilakukan secara berulang-ulang karena merasa terkontaminasi oleh kuman atau racun tertentu. Menghitung berulang-ulang dilakukan terhadap suatu objek, frekuensi atau menghitung jumlah suatu kegiatan. Memeriksa berulang-ulang seperti memeriksa pintu apakah sudah terkunci, jendela, ban mobil, untuk mengetahui apakah sesuatu sudah aman. Hal ini dilakukan karena merasa mengalami kecemasan akibat kelupaan untuk melakukan sesuatu yang dapat berdampak merugikan atau berbahaya bagi dirinya.
3.      Kompulsi lainnya dapat terlihat dalam bentuk berdoa yang berlebihan, meraba, memakai suatu atribut pakaian tertentu, melakukan hal-hal lain yang tidak biasanya seperti mengumpulkan suatu benda tertentu dan berbagai variasi dari kegiatan ritual yang tidak biasanya. Kegiatan ini kadang-kadang bercampur dengan perilaku yang dianggap sebagai “tahyul.”
4.      Sebagian penderita depresi mengalami OCD pula.
5.      Memiliki kepedulian tinggi terhadap diri, sebagian besar penderita OCD tidak menampilkan perilaku kompulsi sebelum adanya serangan penyakit.

            Suatu contoh OCD, seorang wanita merasa selalu ada pecahan kaca didalam makanannya sehingga setiap akan makan ia selalu memeriksa makanannya apakah didalamnya ada pecahan kaca atau tidak. Seorang pria selalu mengalami ketakutan saat meminum kopi karena merasa adanya jarum didalam gelas. Setiap akan minum ia harus memeriksa ulang gelas dengan menuangkan airnya sampai 4 kali untuk memastikan bahwa tidak ada jarum didalam gelasnya.
           
Penanganan
Secara umum pananganannya meliputi 3 strategi dasar, yaitu :
1.       Membantukan individu untuk membedakan antara pikiran dengan tindakan. Menerima segala sesuatu seperti “pantangannya” sebagaimana orang lainnya dan mengintegrasikannya kedalam struktur pribadi.
2.       Membantu individu untuk membedakan antara bahaya yang memang riil dengan bahaya yang hanya bersifat bayangan saja/pikiran dan berespon secara tepat terhadap bahaya yang dirasakan (misal tidak perlu memeriksan kunci pintu berkali-kali atau mencuci tangan berulang-ulang).
3.       Memblock perilaku ritual OC dengan cara memberikan ganjaran yang setimpal bagi Ybs. saat ia berhasil menghibdari dari perilaku keurotic (OC) tersebut.

            Keseluruhan strategi tersebut bertujuan untuk mengurangi defense neurotic dan membantu individu untuk bertindak secara wajar dan normal. Namun, upaya ini membutuhkan waktu sampai dengan OC tersebut benar-benar hilang. Sebagai contoh dalan suatu kasus seorang wanita sebelum memakai baju baik untuk dirinya maupun untuk anaknya selalu memeriksa baju tersebut sampai dengan 3 kali baik bagian luar maupun bagian dalamnya, kemudian menyibak/menggoyangkan baju tersebut 3 kali dan mencuci serta menyetrika sampai dengan 3 kali. Saat melakukan konsultasi psikologi diketahui bahwa wanita tersebut mengalami ketakutan yang berlebihan terhadap kuman dan penyakit sehingga obsesi terkontaminasi terefleksikan dalam bentuk perilaku kompulsi (memeriksa, mencuci, menyetrika 3 kali). Program penanganannya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Membantu ia membedakan secara objektif hal-hal yang kotor dan tidak steril dan mengurangi ketakutan berlebihan yang tidak perlu serta menolongnya membuat keputusan yang realistis tentang standar kebersihan yang umumnya dilakukan oleh orang lain.
2.      Memberikan penguatan perilaku yang konsisten saat ia mampu menghindari perilaku ritualnya tersebut.
3.      Menggunakan pengarahan verbal yang dilakukan oleh psikolog untuk mencegah pengulangan perilaku tersebut.
            Dibutuhkan waktu 9 bulan untuk menghilangkan perilaku OC yang dialami oleh wanita tersebut.
            Kompulsi yang terjadi dalam OCD berbeda dengan kompulsi yang terjadi pada gangguan lain seperti gangguan makan atau gangguan seksual. Demikian pula harus dibedakan gangguan kompulsi yang terjadi pada penderita depresi dan schizophrenia.

Gangguan Mood
1.      DEPRESI
            Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur.

Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:
·         Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin
·         Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial
·         Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya

Gejala
            seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih) gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala harus (1) emosi depresi atau (2) kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu.
1.      Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
2.      Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
3.      Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan)
4.      Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
5.      Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
6.      Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari
7.      Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan delusi) hampir setiap hari
8.      Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
9.      Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri

Pengobatan
            Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan.

 

2.      GANGGUAN BIPOLAR

Deskripsi
            Tiap manusia mengalami pasang surut emosi. Terkadang berada pada puncak emosi, namun terkadang merasa sangat depresi. Gangguan ini seperti memiliki dua kutub emosi, oleh karena itu disebut gangguan bipolar (Bipolar Disorder). Gejala gangguan bipolar dapat mengganggu pekerjaan, sekolah, hubungan sosial, dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
            Selama episode manic, penderita begitu bersemangat bekerja, tidak begitu tertekan dengan tagihan utang, atau merasa cukup sehat walaupun istrihat cuma dua jam. Sedangkan selama episode depresi, penderita sangat malas bangun, penuh kebencian, putus asa, dan begitu tertekan dengan masalah social yang dialami.
            Penyebab gangguan bipolar tidak sepenuhnya dipahami, tetapi sering kali terjadi dalam riwayat kesehatan keluarga (genetic). Periode pertama dari gangguan bipolar biasanya terjadi pada masa remaja atau awal dewasa. Gejala nyaris tidak diketahui karena jadi sesuatu yang biasa dirasakan dan membingungkan karena mirip dengan situasi hati. Oleh karena itu banyak orang yang mengabaikan gangguan bipolar.

Tanda dan Gejala
            Tiap orang memiliki gejala yang berbeda-beda. Tiap penderita memiliki varian, tingkat keparahan, dan frekuensi yang berbeda-beda. Beberapa orang lebih rentan terhadap baik maniak atau depresi, sementara yang lain bergantian antara periode maniak dan depresi.

Tanda dan gejala mania
            Dalam fase manic gangguan bipolar memiliki energi tinggi, kreativitas, dan euforia. Orang-orang mengalami episode manik sering berbicara sangat cepat, tidur sangat sedikit, dan hiperaktif. Penderita gangguan bipolar jenis ini merasa diri sebagai yang terkuat, tak terkalahkan, atau ditakdirkan untuk menjadi orang besar.
            Meskipun gejala manik ini menyenangkan, gejala manik memiliki kecenderungan untuk lepas kendali. Sebagai contoh, penderita sering berperilaku sembrono selama episode manik: menghabiskan tabungan, terlibat dalam aktivitas seksual yang tidak pantas, atau membuat investasi bisnis hitam. Penderita juga mudah marah, agresif-berkelahi, memukul ketika orang lain tidak menyetujui rencana mereka, dan menyalahkan siapa saja yang mengkritik perilaku mereka. Beberapa orang bahkan menjadi delusional atau mulai mendengar suara-suara aneh dalam dirinya.

Pengobatan
            Obat saja biasanya tidak cukup untuk sepenuhnya mengendalikan gejala gangguan bipolar. Strategi pengobatan yang paling efektif untuk gangguan bipolar adalah dengan kombinasi obat, terapi, perubahan gaya hidup, dan dukungan sosial. Pengobatan juga dapat dilakukan dengan berkonsultasi dengan psikiater yang berpengalaman.

Gangguan Kepribadian
      Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi. Secara umum, memiliki gangguan kepribadian berarti kaku dan berpotensi merusak diri sendiri atau merendahkan diri-pola berpikir dan berperilaku tidak peduli pada situasinya. Hal ini menyebabkan stress dalam hidup atau gangguan dari kemampuan untuk beraktivitas rutin di tempat kerja, sekolah atau situasi sosial lain.
      Dalam beberapa kasus, kemungkinan penderita tidak menyadari bahwa mereka memiliki gangguan kepribadian karena cara berpikir dan berperilaku tampak alami bagi si penderita, dan penderita mungkin menyalahkan orang lain atas keadaannya.
      Kemunculan gangguan kepribadian berawal dari kemunculan distres, yang dilanjutkan pada penekanan perasaan-perasaan tersebut dan berperilaku tertentu seperti orang mengalami distres pada umumnya. Rendahnya fungsi interaksi sosial di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja ikut memperburuk kondisi dan suasana emosi dengan cara mendramatisir, menyimpan erat, mengulang atau mengingat kembali suasana hati (obsesif), dan antisosial.
      Beberapa perilaku tersebut menganggu individu dan aktivitas sehari-harinya, secara umum individu yang mengalami gangguan kepribadian kesulitan untuk mempertahankan atau menlanjuti hubungan dengan orang lain. Hal ini disebabkan oleh permasalahan interpersonal yang kronis, atau kesulitan dalam mengenal perasaan-perasaan (emosi) sendiri yang muncul dalam dirinya. Penderita gangguan kepribadian mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit menyesuaikan diri sehingga orang lain seperti bersikap impulsif, lekas marah, banyak permintaan, ketakutan, permusuhan, manipulatif, atau bahkan bertindak kasar.

Ada banyak jenis spesifik gangguan kepribadian:
Paranoid
      Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan kepada orang lain dan kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya memiliki motif jahat. Orang dengan kelainan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari hubungan dekat. Mereka mencari makna tersembunyi dalam segala sesuatu dan membaca niat bermusuhan ke dalam tindakan orang lain. Mereka suka mengetest kesetiaan teman dan orang-orang terkasih dan sering tampak dingin dan menjauh. Mereka biasanya suka menyalahkan orang lain dan cenderung membawa dendam lama.

Gejala Paranoid Personality Disorder:
a.      Enggan untuk memaafkan karena dianggap penghinaan
b.      Sensitivitas yang berlebihan
c.       Susah percaya kepada orang lain dan kemandirian berlebihan
d.      Cenderung suka menyalahkan ke orang lain
e.      Selalu melakukan mengantisipasi terhadap pengkhianatan
f.        Agresif dan gigih untuk hak-hak pribadi
g.      Curigaan parah

Schizoid
      Orang dengan gangguan kepribadian Schizoid menghindari hubungan dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants, schizoids benar-benar lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam menginginkan popularitas. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak sosial. keterampilan sosial mereka lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya perhatian atau penerimaan. Mereka dianggap tidak punya selera humor dan jauh dan sering disebut sebagai “penyendiri.”

Gejala Schizoid Personality Disorder:
a.       Lemahnya kemampuan interpersonal
b.      Kesulitan mengekspresikan kemarahan, bahkan ketika diprovokasi
c.       “penyendiri” mentalitas; menghindari situasi social
d.      Orang lain menganggap dia jauh, menyendiri, dan tidak bisa terikat dengan orang lain
e.       Rendah gairah seksual
f.       Tidak responsif pada pujian atau kritik

Schizotypal
      Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili skizofrenia ringan. Gangguan ini ditandai oleh bentuk-bentuk berpikir dan memahami dengan cara yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari isolasi dari orang lain . Mereka kadang-kadang percaya untuk memiliki kemampuan indra yang ekstra atau kegiatan yang tidak berhubungan berhubungan dengan mereka dalam beberapa cara penting. Mereka umumnya berperilaku eksentrik dan sulit berkonsentrasi untuk waktu yang lama. pidato mereka sering lebih rumit dan sulit untuk diikuti.

Gejala Personality Disorder Schizotypal :
a.       Aneh atau tingkah laku atau penampilan eksentrik
b.      Bertakhyul atau sibuk dengan fenomena paranormal
c.       Sulit untuk mengikuti pola bicara
d.      Perasaan cemas dalam situasi social
e.       Kecurigaan dan paranoia
f.       Suka berpikir menganai kepercayaan aneh atau magis
g.      Nampak pemalu, suka menyendiri, atau menarik diri dari orang lain

Antisocial
      Banyak yang salah paham bahwa gangguan kepribadian antisosial mengacu pada orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Sebaliknya, gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan. Antisocials cenderung suka berbohong dan mencuri. Sering kali, mereka tidak hati-hati dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir tentang konsekuensi nya . Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli dengan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhanorang lain.

Gejala Gangguan Kepribadian antisosial:
a.       mengabaikan untuk perasaan orang lain
b.      impulsif dan tidak bertanggung jawab pengambilan keputusan
c.       Kurangnya rasa penyesalan karena merugikan orang lain
d.      Berbohong, mencuri, perilaku kriminal lainnya
e.       mengabaikan untuk keselamatan diri dan orang lain

Borderline
      Borderline personality disorder ditandai oleh ketidakstabilan suasana hati dan miskin citra diri. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perubahan suasana hati dan kemarahan yang konstan. Sering kali, mereka akan melampiaskan kemarahan pada diri mereka sendiri, mencederai tubuh mereka sendiri, ancaman bunuh diri dan tindakan yang tidak biasa. Batasan berpikir secara hitam dan putih sangat kuat, hubungan yang sarat dengan konflik. Mereka cepat marah ketika harapan mereka tidak terpenuhi.

Gejala Borderline Personality Disorder:
a.       Menyakiti diri sendiri atau mencoba bunuh diri
b.      Perasaan yang kuat untuk marah, cemas, atau depresi yang berlangsung selama beberapa jam
c.       Perilaku impulsive
d.      Penyalahgunaan obat atau alcohol
e.       Perasaan rendah harga diri
f.       Tidak stabil hubungan dengan teman, keluarga, dan pacar

Histrionic
      Orang dengan gangguan kepribadian Histrionic adalah pencari perhatian konstan. Mereka perlu menjadi pusat perhatian setiap waktu, sering menggangguorang lain untuk mendominasi pembicaraan. Mereka menggunakan bahasa muluk-muluk untuk menggambarkan kejadian sehari-hari dan mencari pujian konstan. Mereka suka berpakaian ”yang memancing” atau melebih-lebihkan kelemahannya untuk mendapatkan perhatian. Mereka juga cenderung membesar-besarkan persahabatan dan hubungan, percaya bahwa setiaporang menyukai mereka. Mereka sering manipulatif.

Gejala Personality Disorder Histrionic:
a.       Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian.
b.      Berpakaian atau melakukan tindakan-tindakan provokatif.
c.       Emosinya dapat berubah dengan cepat.
d.      Melebih-lebihkan persahabatan.
e.       Terlalu-dramatis , terkadang sangat ”lebay”.
f.       Mudah dipengaruhi, gampang dibujuk.

Narcissistic
      Gangguan kepribadian Narcissistic dicirikan oleh keterpusatan diri. Seperti gangguan Histrionic, orang-orang dengan gangguan ini senang mencari perhatian dan pujian. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain untuk mengakui mereka sebagai superior. Mereka cenderung teman, karena mereka percaya bahwa tidak sembarang orang yang layak menjadi teman mereka. Narsisis cenderung membuat kesan pertama yang baik, namun mengalami kesulitan menjaga hubungan jangka panjang. Mereka umumnya tidak tertarik pada perasaanorang lain dan dapat mengambil keuntungan dari mereka.

Gejala narsisistik Personality Disorder:
a.       Membutuhkan pujian dan kekaguman berlebihan
b.      Mengambil keuntungan dari orang lain
c.       Merasa diri penting
d.      Kurangnya empati
e.       Berbohong, diri dan orang lain
f.       Terobsesi dengan fantasi ketenaran, kekuasaan, atau kecantikan

Avoidant
      Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kegelisahan sosial yang ekstrim. Orang dengan gangguan ini sering merasa ”tidak cukup”, menghindari situasi sosial, dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak dengan orang lain. Avoidant takut ditolak dan khawatir jika mereka memalukan diri mereka sendiri di depan orang lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan pada situasi baru untuk membuat orang berpikir agar menghindari situasi itu. Sering kali, mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk pengganti yang asli. Tidak seperti gangguan kepribadian skizofrenia, avoidant merindukan hubungan sosial, tetapi belum merasa merekabisa mendapatkannya. Mereka sering mengalami depresi dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.

Gejala Personality Disorder Avoidant :
a.       Keengganan dalam relasi sosial; mundur dari orang lain dalam mengantisipasi penolakan
b.      Terobsesi denga tolakan atau kritikan dalam situasi social
c.       Takut dianggap memalukan, sehingga menghindari kegiatan baru
d.      Miskin citra diri; perasaan tidak puas dalam kehidupan social
e.       Keinginan untuk meningkatkan hubungan social
f.       Nampak sibuk sendiri dan tidak ramah
g.      Menciptakan kehidupan fantasi rumit

Dependent
      Gangguan kepribadian ini ditandai dengan kebutuhan untuk dijaga. Orang dengan kelainan ini cenderung bergantung pada orang dan merasa takut kehilangan mereka. Mereka mungkin menjadi bunuh diri ketika berpisah dengan orang yang dicintai. Mereka cenderung untuk membiarkan orang lain mengambil keputusan penting bagi mereka dan sering melompat dari hubungan satuke hubungan yang lainnya. mereka sering bertahan dalam suatu hubungan, walaupun sering dikasari atau disakiti. kepekaan berlebih terhadap penolakan umum. Mereka sering merasa tak berdaya dan tertekan.

Gejala Gangguan Kepribadian Dependent:
a.       Kesulitan membuat keputusan
b.      Perasaan tidak berdaya saat sendirian
c.       Berpikir ingin bunuh diri jika ditalak
d.      Pasrah
e.       Merasa terpuruk jika dikritik atau ketika tisak disetujui idenya
f.       Tidak dapat memenuhi tuntutan hidup sehari hari

Obsessive Compulsive
      Nama gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCDP) mirip dengan kecemasan obsesif-kompulsif, namun keduanya sangat berbeda. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada keteraturan dan kesempurnaan. Mereka harus melakukan segalanya “benar” sering mengganggu produktivitas mereka. Mereka cenderung untuk terjebak dalam hal-hal yang detil, namun kehilangan gambaran yang lebih besar. Mereka menetapkan standar yang tinggi tidak masuk akal untuk diri mereka sendiri dan orang lain, dan cenderung sangat kritis terhadap orang lain ketika mereka tidak hidup sampai saat ini standar yang tinggi. Mereka menghindari bekerja dalam tim, percaya orang lain terlalu ceroboh atau tidak kompeten. Mereka menghindari membuat keputusan karena mereka takut membuat kesalahan dan jarang murah hati dengan waktu atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.

Gejala Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif:
a.       mencari kesempurnaan dan disiplin yang berlebihan
b.      suka dengan ketertiban
c.       kaku
d.      Kurang murah hati
e.       terlalu fokus pada detail dan aturan
f.       suka bekerja keras untuk bekerja, kadang berlebihan

Pengobatan         
Merupakan kombinasi dari pengobatan dan psikoterapi;
1.      Medikasi
Antidepressants
            Doktor menganjurkan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), seperti fluoxetine (Prozac, Sarafem), sertraline (Zoloft), citalopram (Celexa), paroxetine (Paxil), nefazodone, dan escitalopram (Lexapro), atau jenis antidepressant lainnya venlafaxine (Effexor) untuk gangguan kepribadian yang disertai dengan kecemasan dan depresi. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)
Jenis phenelzine (Nardil) dan tranylcypromine (Parnate).
Anticonvulsants
            Jenis obat ini untuk mengurangi tingkat agresifitas dan perilaku impulsif. Jenis yang dianjurkan adalah carbamazepine (Carbatrol, Tegretol) atau asam valproik (Depakote). Selain itu juga topiramate (Topamax), jenis anticonvulsant ini dianggap lebih efektif dalam menangani permasalahan perilaku impuls yang tidak terkontrol.
Antipsychotics
            Individu dengan gangguan kepribadian ambang dan schizotypal beresiko kehilangan dunia nyata, obat antipsychotic seperti risperidone (Risperdal) dan olanzapine (Zyprexa) dapat membantu menghentikan pikiran-pikiran yang menyimpang. Untuk gangguan perilaku kadang juga diberikan haloperidol (Haldol).
           
2.      Psikoterapi
      Dalam psikoterapi diharapkan pasien dapat menangani pelbagai permasalahan yang dihadapi pasien, belajar hidup secara sehat, dan bagaimana bereaksi secara tepat terhadap pelbagai problem dalam kehidupan sosial. Metode pelaksanaan dapat dilakukan secara individu, kelompok atau keluarga

 



Definisi
     Adalah gangguan jiwa yang berasal dari akibat sampingan dari trauma parah pada masa kanak-kanak. Individu biasanya mengalami pengalaman traumatis yang cukup ekstrim dan terjadi berulang kali yang mengakibatkan terbentuknya dua atau lebih kepribadian yang berbeda atau berganti-ganti kepribadian.
      Selain kekerasan masa kanak-kanak, factor penyebab lainnya adalah karena mengalami kehilangan penting yang dini, seperti kematian orangtua, seperti penyakit fisik, atau beberapa pengalaman lain yang sangat mengganggu.

Gejala
      Orang dengan gangguan ini mudah terluka dengan sendirinya. Mereka melakukan perusakan diri sendiri. Kebanyakan berupaya untuk bunuh diri. Pada gangguan identitas disosiatif, beberapa kepribadian seseorang adalah sadar pada informasi pribadi yang penting, sedangkan kepribadian yang lain tidak sadar.
      Pertukaran kepribadian dan kekurangan kesadaran pada tungkah laku seseorang pada kepribadian lain seringkali membuat hidup kacau balau untuk orang dengan gangguan identitas disosiatif. Karena kepribadian tersebut seringkali berinteraksi satu sama lain, orang dengan gangguan kepribadian disosiatif dilaporkan mendengar percakapan bagian dalam dan suara pada kepribadian lain menafsirkan tingkah laku mereka atau memetakan mereka.          Mereka mengalami penyimpangan waktu, dengan memory kehilangan ingatan dan amnesia. Mereka merasakan pelepasan dari diri mereka sendiri (depersonalisasi) dan merasa bahwa orang disekitarnya tidak nyata (derealisasi). Mereka seringkali memiliki perhatian dengan masalah pada pengendalian, kedua pengendalian diri dan mengendalikan yang lainnya. Sebagai tambahan, orang dengan gangguan identitas disosiatif cenderung untuk mengalami sakit kepala berat atau nyeri tubuh lainnya dan bisa mengalami disfungsi seks. Ikatan berbeda pada gejala-gejala terjadi pada waktu yang berbeda.
      Orang dengan gangguan identitas disosiatif bisatidak dapat mengingat kembali hal-hal yang mereka lakukan atau mencatat perubahan tingkah laku mereka. Seringkali mereka menunjuk diri sendiri sebagai ‘kami’, ‘laki-laki’, atau ‘perempuan’.

Pengobatan
      Terapi obat bisa meringankan beberapa gejala-gejala coexisting khusus, seperti gelisah atau depresi, tetapi tidak mempengaruhi gangguan itu sendiri. Psikoterapi seringkali sulit dan sangat menyakitkan secara emosional. Orang tersebut bisa mengalami berbagai krisis emosional yang berasal dari tindakan kepribadian-kepribadian dan dari keputus asaan yang bisa terjadi ketika ingatan traumatic teringat kembali selama terapi. Beberapa jangka waktu opname psikiatris kemungkinan diperlukan untuk membantu orang tersebut melalui waktu-waktu sulit dan memegang ingatan tertentu yang sangat menyakitkan. Biasanya, dua atau lebih seminggu sesi psikoterapi untuk setidaknya 3 sampai 6 tahun diperlukan. Hypnosis kemungkinan sangat membantu.

Skizofrenia
Defenisi
      Penyakit Skizofrenia atau Schizophrenia artinya kepribadian yang terpecah, antara pikiran, perasaan dan perilaku. Dalam artian apa yang dilakukan tidak sesuai dengan pikiran dan perasaanya. Secara spesifik skizofrenia adalah orang yang mengalami gangguan emosi, pikiran dan perilaku. Adakalanya orang yang mengalami gejala awal skizofrenia justru tidak menyadari dirinya.
      Penyakit ini ditemukan awal abad 18 oleh Benedict Morer. Dia menemukan orang yang seperti lupa segalanya, bersikap kekanak-kanakan. Namun penyakit itu baru diberi nama skizofrenia oleh Eugen bleuber 20 tahun kemudian.
      Skizofrenia memiliki penyebab multifactor. Biasanya karena unsure genetic, lingkungan dan pengaruh psikososial.
Krisis financial juga berpotensial menimbulkan skizofrenia. Mengapa demikian?kehilangan pekerjaan, usaha bangkrut, hingga rumah tangga yang tercerai berai bisa menjadi pemicunya. Kapan seseorang tertekan, ketika harapanya tidak sesuai dengan kenyataan maka dia akan terkena.

Fase skizofrenia.
Fase pertama disebut Vrodromal atau fase diam.
      Dimana pada fase ini seseorang yang tertekan mulai melamun, merenung sendiri. Diam terpaku. Tidak mau berbicara pada siapapun bahkan seolah-olah dia melihat sesuatu yang tidak tampak. Pada tahap ini seseorang sebenarnya bias sembuh sempurna. Asalkan mendapatkan dukungan dari orang lain, seperti teman, sahabat dan keluarga. Pengobatan medis juga dibutuhkan.
      Namun jika terus dibiarkan maka seseorang akan memasuki fase Aktif. Gejala diam mulai menghilang tapi sudah berbicara sendiri. Kalaupun diajak berkomunikasi, bicaranya tidak nyambung. Seseorang pada fase aktif skizofrenia juga biasanya akan berteriak-teriak, marah-marah. Rasa takut juga mendera. Rasa curiga pada orang lain. Pada fase aktif seseorang melakukan sesuatu tanpa disadari. Seseorang jadi sombong, takabur, merasa hanya dirinya yang harus diutamakan. Selalu ingin dipuji.

Terapi Penyakit Skizofrenia
      Obat neuroleptika (obat pengontrol syaraf) selalu diberikan, kecuali obat-obat ini terkontraindikasi, karena 75% penderita skizofrenia memperoleh perbaikan dengan obat-obat neuroleptika. Obat ini membantu untuk tetap berpikir jernih dan menghilangkan halusinasi.
      Hal yang penting dilakukan adalah intervensi psikososial. Hal ini dilakukan dengan menurunkan stressor lingkungan atau mempertinggi kemampuan penderita untuk mengatasinya, dan adanya dukungan sosial. Intervensi psikososial diyakini berdampak baik pada angka relaps dan kualitas hidup penderita. Intervensi berpusat pada keluarga hendaknya tidak diupayakan untuk mendorong eksplorasi atau ekspresi perasaan-perasaan, atau mempertinggi kewaspadaan impuls-impuls atau motivasi bawah sadar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!